BAB 9
Daniel kembali ke kantornya, dengan perasaan kesal. Brian mengikuti, sambil menenteng pakaian ganti, untuk sang bos. Tak berani banyak bicara, disaat bosny sedang kesal begitu.
"Kamu cari info, mengenai wanita tadi! Aku sedang ingin bermain-main, memberi pelajaran padanya. Biar dia tau berusan dengan siapa. Dia sudah mengacaukan, kunjungan bulananku di tempat usahaku. Dan menghancurkan moodku hari ini!!" ucap Daniel sambil mengganti kemejanya.
"Baik bos, akan saya usahakan. Tapi tumben, bos meladeni wanita itu. Biasanya bos tidak menghiraukan, hal-hal seperti itu" ucap Brian. Sambil mengingat kejadian, yang lebih parah dari yang tadi.
Teringat olehnya, seorang perempuan pelayan restoran. Yang menjatuhkan kue penutup ,yang akan disajikannya. Lebih parahnya lagi, makanan itu jatuh pas dikepala bosnya. Wanita yang saat itu, sedang kencan bersama sang bos. Marah atas perlakuan sipelayan, tapi bosnya malah tidak marah. Dan menyuruh teman kencannya, untuk tidak mempermasalahkan hal itu.
"Entahlah Brian!! melihat wanita itu membuatku ingin marah saja. Aku juga tidak tau kenapa, bersikap kasar seperti tadi. Mungkin tadi, aku sedang bersama para bawahanku, yang membuatku jadi sekesal itu!" jawab Daniel datar. Namun hatinya sedikit tersenyum, mengingat keberanian wanita itu menentangnya tadi.
"Baiklah bos saya akan cari infonya semoga saja tidak sulit. Lalu apa lagi, yang saya harus lakukan setelahnya?" tanya Brian. Yang untuk hal semacam ini, tidak bisa menebak keinginan bosnya.
"Nanti aku fikirkan lagi, setelah kamu menyerahkan informasi nya padaku. Sekarang cepat kerjakan saja," sahut Daniel, yang kembali duduk dan memeriksa beberapa pekerjaan.
Brian keluar dari ruangan sang bos, guna menjalankan tugasnya. Tidak sulit baginya, mencari info tentang wanita itu. Apalagi dengan adanya, nomer hp si wanita. Dia tinggal pergi kekantor bagian IT, untuk melacak sang pemilik nomer. Kemudian beraksi, menyelidiki detailnya.
"apa yang akan bos lakukan, pada gadis itu. Aku tidak bisa menebaknya. Kali ini, itu bukan menyangkut masalah pekerjaan. Dan masalah yang sering diperintahkan sang bos. Aku hanya berdoa, agar gadis itu tidak sampai dikerjai habis-habisan oleh bos!" ucap Brian, dalam hati.
Setelah selesai berbelanja, Nisa pun kembali pulang. Masih dengan perasaan, kesal dan takut yang bercampur aduk. Dia tidak tau, apa yang akan orang itu lakukan. Sekarang dia hanya bisa menunggu, orang itu menghubunginya.
Saat sampai dirumah, Nisa pun masuk kekamar. Setelah tadi dia menyapa sang ibu, yang sedang didapur. Tak lama hpnya berbunyi, Nisa sempat takut untuk mengangkat nya. Tapi setelah dilihatnya ternyata itu dari Revan.
" Hallo Nis, sedang apa, apakah aku mengganggu?" tanya Revan, dari seberang telepon.
"Gak kok Rev, aku fikir kau lupa untuk menelpon ku. Semenjak bertemu, kau tidak juga menghubungi ku."
"Hehehe iya Nis maaf, aku sedikit sibuk. Aku baru pindah tempat tinggal, jadi agak repot!"
"Oh begitu, kenapa tidak menghubungi ku. Aku bisa membantu mu pindahan!!"
"Ah Nis, tidak apa-apa. Aku masih bisa sendiri, aku tidak ingin merepotkan mu!"
"Oh iya Rev, aku mau memberitahu mu bahwa lamaran ku kemarin, yang saat bertemu denganmu itu diterima. Aku gak nyangka, dengan berbekal ijasah SMK. Aku bisa bekerja disana!!!"
"Oh ya, syukur lah kalau begitu. Aku ikut senang, bagaimana kalau untuk merayakannya kita makan diluar. Aku akan mentraktir mu!" ajak Revan, pada Nisa.
Waduh, apa gak terbalik tuh. Kan aku yang keterima kerja, kenapa kamu yang traktir. Harusnya aku yang traktir!"
"Anggap saja itu sebagai ucapan selamat, untuk keberhasilan mu. Dan sekaligus merayakan ku, yang sudah bisa membeli tempat tinggal sendiri. Nanti kalau kamu, sudah terima gaji pertama. Kamu harus mentraktirku dua kali lipat. Gimana, setuju?"
"Ok deh kalau begitu, tapi kamu jemput aku ya?"
"Oc deh bos, siappp. Hehehe!!"
"Bos apaan, bosok kali. Hahaha, ya udah aku mandi dulu, terus mau siap-siap. Maklum cewek, lama kalau dandan!!" Nisapun mengakhiri panggilan nya.
***Sementara dikantor Daniel.
Brian mengetuk ruangan bosnya, untuk memberikan temuannya. Tentang tugas yang bos nya berikan tadi siang.
"Masuk!" perintah Daniel.
Brian masuk, dan memberikan amplop coklat. Yang berisi t,entang data-data wanita. Yang mereka temui, tadi di mall.
"Ini bos, semua ada disini. Dan ternyata, gadis itu kemarin melamar untuk bekerja disini. Dan ternyata, dia lulus seleksi dari HRD. Besok dia akan mulai bekerja disini," lapor Brian, pada Daniel.
Daniel membuka amplop, yang diberikan Brian padanaya. Dan melihat profil, gadis itu beserta keluarganya.
"Oh pantas saja, aku kok merasa pernah melihatnya. Ternyata, itu saat aku memeriksa berkas yang kemarin, diberikan bagian HRD."
"Iya bos, jadi apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" tanya Brian.
