BAB 10
"Berhubung, dia sudah terlanjur diterima disini. Dan aku yakin bagian HRD, pasti sudah menilainya. Sebelum menerimanya, bekerja disini, itu artinya dia kompeten untuk bekerja disini. Jadi tidak ada alasan, buat kita menbatalkannya," Daniel diam sejenak, untuk memikirkan apa yang akan dilakukan nya.
"Begini saja Brian, kamu bilang kebagian HRD. Untuk menjadikannya wakilmu, agar aku bisa leluasa mengerjainya. Untuk balas dendam, dan itu juga bisa meringankan sedikit tugasmu. Bagaimana kau setuju??"
Brian, nampak berfikir sejenak. Dia harus memikirkan, apakah kehadiran wanita itu. Akan menjadi kan pekerjaannya, lebih ringan atau sebaliknya. Dia takut, malah jadi merepotkan nya. Tapi jika dia tolak, bosnya bisa marah dan tidak mau, bicara padanya.
"Baik lah bos, tapi saya harap kehadirannya. Tidak akan menambah, pekerjaanku nantinya. Dan hati-hati bos, jangan sampai nanti malah jatuh cinta padanya!!" Brian mengingatkan.
mendengar ucapan Brian, reflek Daniel melemparnya. Dengan amplop, yang tadi ditangannya.
"Jangan asal bicara, kamu Brian! apa mungkin, seorang Daniel Abimayu Kim. Akan jatuh ke pelukan wanita seperti itu. Bisa jatuh harga diriku, jika itu sampai terjadi. Aku hanya rindu, bersenang-senang, hahaha!!!"
Brian hanya bisa geleng-geleng, melihat kelakuan bosnya. Yang kadang, membuatnya sendiri kebingungan. Apa maunya sibos, tapi baginya yang penting sibos bahagia. Itu sudah cukup, mesti akhirnya dia yang akan repot.
"Baiklah bos, silahkan bersenang-senang mulai besok. Buat saya, yang penting bos bahagia. Saya gak apa-apa, direpotkan seumur hidup saya!"
"Ok, sekarang kamu atur semuanya, seperti tadi!!" danielpun tersenyum senang. Membayangkan akan mendapatkan, mainan baru.
Selama ini, Daniel sangat menjaga wibawa nya. Jadi dia selalu berlaku dingin, pada semua bawahannya. Menurutnya, dengan begitu mereka akan segan, jika ingin macam-macam. Tapi, demi menghargai kerja keras bawahannya. Daniel memberi mereka gaji, diatas rata-rata perusahaan lain.
Menurut Daniel, dengan begitu maka para pegawai di perusahaan, akan bekerja sesuai apa yang mereka terima. Dan akan mendedikasikan, diri mereka. Dan mereka akan setia padanya, dan bekerja keras untuk perusahaan nya.
**sementara ditempat lain...
"Assalamualaikum"
tok,,,
tok,,,
"waallaikumsalam, sebentar ya!!" teriak Nisa dari dalam.
cklek !!!!
Nisa membuka pintu, dan melihat Revan sudah berdiri didepan rumahnya.
"Masuk Rev, aku ijin dulu sama ibu dan Randy!!"
"Iya Nis, sekalian aku ijin. Buat bawa, anak gadis ibu keluar. Hehehe" canda Revan.
"Iya, sekalian kasih ibu kejutan. Ibu pasti kaget, melihat mu kesini lagi." ucap Nisa.
"Buuu!! ibu, randy, sini ada tamu!"
"Iya Nak, ada siapa?" tanya ibu, yang keluar bersama Randy.
"Ehhh ada Revan, apa kabar Rev. Kok baru datang lagi!!" ucap ibu sumringah, menyambut Revan.
Revan pun menyalimi ibu, dan menyapa Randy.
"Iya Bu, maaf baru bisa datang. Waktu itu, saya harus kuliah diluar kota Bu. Halo broo, apa kabar?"
"Duduk dulu nak, bentar ibu bikinin minum!!" ucap ibu. Dan hendak kembali kedalam, tapi dicegah Revan.
"Gak usah repot-repot Bu, lagian aku mau ijin. Mau ajak Nisa, keluar sebentar. Boleh bu?" tanya Revan sopan.
"Iya boleh, tapi pulangnya jangan malem-malem ya!!"
"Baik Bu, tenang aja. Besok, aku balikin nya Bu, hehehe!!" canda Revan.
"Kamu nih Rev, gak berubah masih aja suka bercanda. Ya udah, pergi gih biar gak kemalaman," ujar ibu.
"Ya udah Bu, kami permisi dulu ya Bu, Ran!!" pamit Revan.
"Ok bro, tapi jagain kakakku ya. Biasa dia masih kayak dulu suka ceroboh!!" Randy memperingati Revan.
"Tenang bro, aku akan jagain kakakmu. Dan bawa dia pulang, dengan utuh. Hehehe!" sahut Revan, meyakinkan.
"Ya udah, kami pamit. Randy suka lebay Rev!!" ucap Nisa kesal. Karena dibilang ceroboh, didepan Revan.
Mereka semua tertawa, melihat muka Nisa yang manyun. Revanpun mengajak Nisa pergi, dengan mobilnya.
"Ini mobil siapa Rev? kok aku gak tau kamu punya mobil. Kalau punya mobil, kenapa waktu itu kamu naik bis?" tanya Nisa heran.
"Ini mobil pemberian abangku, hadiah kelulusanku. Karena sudah lulus, dengan nilai terbaik, di kampusku. Aku naik bis, biar mengurangi kemacetan. Kalau semua yang punya mobi,l gunain mobilnya. Jakarta bakal makin macet,hehe!!"
"Hehehe, bener katamu Rev. Andai aja yang punya mobil, pemikiran kayak kamu semua. Dan kamu hebat Rev, bisa kuliah dan dapat nilai tebaik. andai aja, aku bisa kuliah. Mungkin aku gak kan selama ini, baru bisa kerja. Tapi ngomong-ngomong, kok aku baru tau kamu punya Abang?" tanya Nisa heran.
"Iya, itu Abang tiriku. Tapi dia sangat sayang padaku, dan bundaku. Dan dia juga kuliah diluar negeri, makanya kamu gak sempet kukenalin"
"Oh pantes aja, aku gak tau. Terus, kita bakal makan dimana nih?"
"Sabar bentar lagi sampai, emang udah laper banget ya. Sampe gak sabar gitu, hehehe!!"
"Bukan gitu, aku cuma penasaran aja. Mau makan dimana?" Nisa menanggapi serius, kata-kata Revan.
"Aku bercanda Nis, jangan dianggap serius, hehehe!!"
"Kebiasaan ih, kamu nih hobinya bercanda terus!!" sungut Nisa, dengan nada dibuat manja.
"Hidup, jangan terlalu serius neng. Nanti cepet tua. Oh iya, kalau boleh tau, kamu keterima kerja dimana?" tanya Revan penasaran.
"Aku diterima, di perusahaan D.A.K INDO TECHNO, yang perusahan besar itu lho. Dan pas aku cari di internet, ternyata banyak banget bidang yang digeluti, sama perusahaan itu. Aku benar-benar gak nyangka, keterima di sana!!" Nisa terus saja berceloteh. Tanpa menyadari, wajah terkejut Revan.
"Jadi, kamu keterima disana? aku juga kerja disana!!"
"Apaaaa!!! kok kamu gak bilang dari tadi." Nisa kaget, ternyata temannya juga bekerja disana.
"Gimana mau bilang Nis, aku juga baru tau kamu kerja disana. Eh kita udah sampai, nanti aja lanjut ceritanya didalam" Revan pun memarkir mobilnya. Dan ternyata itu restoran yang cukup mewah.
Nisa sedikit terkejut melihat tempat ini,dia tau ini tempat mewah dan pasti makanan nya mahal-mahal.
