BAB 7
Keesokkan harinya, Nisa mendapat panggilan telepon. Dari perusahaan, yang kemarin dia datangi, untuk melamar pekerjaan.
"Hallo, dengan saudari Annisa Adytama" ucap suara diseberang telepon.
"Iya saya sendiri, ada apa ya?" tanya Nisa.
"Selamat! surat lamaran anda diterima. Dan besok, silahkan anda datang kekantor jam delapan. Dan langsung saja, keruangan HRD"
"Oh iya baik! saya akan datang tepat waktu, terimakasih" sahut Annisa sumringah.
Saat panggilan telepon berakhir, Annisa langsung mencari keberadaan ibunya. Yang baru saja pulang berjualan.
"Ibuuu!! ibuu, Annisa keterima buuuu!!" Annisa berteriak, sambil berlari kedapur.
"Ada apa Nisa, kenapa teriak-teriak?" tanya ibu heran. Mendengar putrinya berteriak, didalam rumah kecil mereka.
"Nisa keterima kerja Bu, mulai besok Nisa udah boleh masuk kerja!" lapor Nisa, sambil memeluk ibunya.
"Syukur Alhamdulillah Nak kalo gitu, tapi gak usah teriak-teriak juga. Gak enak didenger tetangga, dikira ada apa!" ujar ibu, sambil membelai rambut putrinya.
"Biarin bu, namanya juga lagi bahagia. Hehehe" sahut Nisa tertawa.
"Iya deh iya, ya udah ibu mau masak dulu. Sebentar lagi adikmu pulang, buat makan siang!" ucap ibu, sambil melepaskan pelukan Nisa.
"Nisa, mau telepon Vani dulu Bu ya. Sekalian mau pinjem baju, buat besok" Nisa langsung, berlalu kekamarnya.
"Hallo Van, kamu dimana? aku ada kabar gembira!" ucap Nisa, saat telepon tersambung.
"Apaan Nis? kebiasaan kalau ngomong suka setengah-setengah. Gak langsung aja dijelasin," sahut Vani sahabatnya.
Nisa dan Vani, sudah bersahabat sejak SMK. Namun Vani melanjutkan kuliahnya, dan sekarang sudah jadi pegawai tetap, disebuah perusahaan property.
"Sabar dong ih!! aku diterima, di perusahaan D.A.K INDO TECHNO. Besok aku mulai kerja," ujar Nisa menjelaskan.
"Syukurlah kalo begitu, selamat ya. Jangan lupa, traktirannya!!" Vani ikut bahagia, dengan sahabat nya. Dia tidak menyangka Sahabat nya, bisa diterima di perusahaan besar itu.
"Iya, tapi aku pinjem salah satu baju kerjamu ya. Aku bukannya gak mau beli, tapi tabungan ku masih dikit. Itupun buat pegangan, sebelum aku terima gaji. Aku gak mau nyusahin ibu!" ucap Nisa memohon.
"Iya gampang itu, nanti malam kamu kerumah aja dan pilih sendiri. Ya udah, aku kerja lagi ya. Nanti dimarahi atasan, kalau ketahuan nelpon dijam kerja!" jelas Vani.
"Ok deh, makasih ya Van. Kamu emang sahabat terbaik," lalu Nisa mengakhiri, panggilan nya.
Untung saja, aku punya sahabat yang baik. Yang siap membantu ku, kapan saja, selalu memahami keinginanku. Termasuk masalahku, yang terus berusaha mencari pekerjaan di perusahaan, dengan berbekal ijazah SMK.
pukul dua belas, Randy pulang untuk makan siang. Entah kenapa, adiknya satu ini lebih memilih untuk repot-repot pulang. Dari pada makan diluar, katanya sih biar hemat. Dan uang makannya, bisa buat ibu saja.
Nisa pun tidak sabar, untuk menyampaikan, kabar gembiranya hari ini, pada Randy.
"Rann, kakak keterima kerja, di perusahaan D.A.K INDO TECHNO. Itu perusahaan besar lho, besok kakak udah mulai masuk kerja," ucap Nisa sumringah.
"Beneran kak? selamat ya. Akhirnya perjuangan kakak selama ini, membuahkan hasil!" Randy pun ikut bahagia, mendengarnya. Sudah sekian lamanya, kakaknya berjuang, akhirnya membuahkan hasil.
"Iya Ran, kakak gak percaya akhirnya bisa keterima. Di perusahaan besar, sekelas itu, Kakak akan bekerja dengan rajin. Agar bisa menjadi karyawan tetap disana"
"Iya kak, semangat ya. Dan jangan sia-siakan kesempatan, yang gak akan datang dua kali!" ucap Randy bijak.
Ya memang adiknya satu ini, sangatlah bijak dalam segala hal. Biarpun masih muda, pikirannya jauh kedepan. Itulah yang membuatnya, terlihat lebih dewasa. Dan disukai banyak orang, terutama cewek-cewek.
"iya Ran, tenang aja. Oh ya nanti malam temenin kakak, kerumah Vani ya. Pake motormu, mau pinjem baju kerjanya," ujar Nisa, meminta tolong.
"Udah Nis, biarin adeknya makan dulu. Kasihan, udah laper!" potong ibu.
Merekapun makan, dengan wajah Nisa yang terus saja berseri-seri. Membayangkan, besok dia memakai pakaian kerja dengan elegannya.
Setelah makan, Randy masuk kekamarnya. Dan keluar dengan membawa, beberapa lembar uang ratusan.
"Kak, ini uang simpananku. Kakak bisa pake, buat beli baju kerja dan yang lainnya. masa kakakku yang cantik ini, yang baru masuk kerja. Pake baju pijeman, kakak harus pake baju baru," ucap Randy. Sambil menyerahkan uangnya.
