BAB 6
"Ya sudah, demi Mama aku akan tetap menemui Angel, agar mama senang. Tentang kelajutannya, tentu saja seperti biasanya. Aku tidak mau, mereka memanfaatkanku!" ucap Daniel. Sambil memasukkan, kembali berkas kedalam amplop. Dan menyimpannya, di laci kerjanya.
"Baiklah bos, jika begitu saya permisi dulu. Saya akan menyiapkan, baju ganti bos untuk nanti malam," pamit brian, yang dibalas anggukan oleh Daniel. Yang sedang memejamkan matanya, sambil bersandar di kursinya.
"Kasihan bosku, kenapa dia belum menemukan wanita, yang benar-benar tulus padanya. Padahal dia tidak kekurangan satu apapun. Tapi mencari seseorang yang tulus, sangat sulit baginya" kata hati brian.
Daniel masih menyandarkan kepalanya, dan matanya masih terpejam.
"Maafkan aku ma, sepertinya dalam waktu dekat, anakmu ini belum bisa mengabulkan permintaanmu. Doakan saja ma, semoga Daniel bisa secepatnya, bertemu dengan seseorang. Yang sesuai dan benar-benar tulus padaku," ujar Daniel dihatinya.
Pukul tujuh malam, Daniel pun bersiap untuk makan malam. Brian sang Asisten pribadi, yang sejak dahulu selalu setia menemaninya. Sejak pertama dia diangkat, menjadi CEO. Brian masih setia menemaninya, yang sedang bersiap-siap di ruangannya.
Daniel sengaja, tidak pulang terlebih dahulu. Dan akan langsung pergi, dari kantornya.
"Kamu sudah tau, apa yang harus kamu lakukan Brian. Buat seolah-olah, aku sudah bersikap ramah padanya. Jangan sampai mama tau, kalau aku menolak gadis itu!" Daniel memberi, Brian intruksi. Dan Brian sudah mengerti, apa yang harus dia lakukan.
Daniel berangkat sendiri, dengan mobilnya. Namun Brian sudah stanby, didalam mobil yang berbeda. dlDiapun mulai mengikuti, mobil sang bos dari jauh.
Sesampainya disebuah restoran bintang lima, Daniel turun dan melangkah masuk. Dimeja yang sudah dipesankan Brian, terlihat seorang gadis cantik bertubuh bak gitar spanyol. Namun semua itu, tak membuat Daniel tertarik.
"Hai!! selamat malam. Tuan Daniel" sang gadis, yang melihat kedatangan Daniel. Langsung berdiri, dengan senyum manisnya dan mengulurkan tangannya.
"Malam Angel, panggil saja aku Daniel jangan pakai tuan," sahut Daniel. Sambil mengulurkan tangannya, dan tersenyum berusaha ramah.
Dari meja yang agak jauh, nampak Brian sedang mengabadikan momen itu, tanpa mencurigakan. Semua ini akan dikirimkan langsung, pada mama bosnya. Hal-hal yang akan menyenangkan hati, wanita paruh baya itu.
Daniel dan Angel pun memesan makanan mereka. Angel terus saja berceloteh agar terlihat ramah, dan bisa menarik simpati Daniel. Yang ditanggapi dingin oleh daniel. Ya saat kamera Brian, tak lagi membidiknya. Daniel kembali kesikap dinginnya.
Rasanya dia sudah bosan, melihat sikap pura-pura gadis-gadis yang selama ini berkencan dengannya. Setelah Daniel menghabiskan makannya. Daniel mulai berterus terang, pada gadis didepannya.
"Baiklah Angel, sekarang aku minta, berhentilah bersikap manis padaku. Aku tau, kau tidak tertarik padaku. Kau melakukan semua ini, demi membantu perusahaan ayahmu kan. Jadi berhentilah, berpura-pura!" Daniel berkata terus terang.
"Apa maksudmu Daniel, aku sedang tidak berpura-pura, aku tulus menyukaimu. Aku tau, memang awalnya ayahku, yang memaksaku melakukan semua ini. Tapi setelah melihatmu, aku benar-benar menyukaimu," Angel mencoba jujur.
"Itu tidak penting buatku, niat awalmulah yang penting buatku. Tentu saja kau suka, karena aku pria kaya. Yang berwajah cukup tampan, menurutku!" daniel menjelaskan, dengan sedikit kenarsisannya.
"Baiklah, jika menurutmu aku berbuat yang tidak menyenangkan. Aku minta maaf!" Angel berkata dengan raut sedih.
"Dasar manusia sombong, mentang-mentang kaya, bisa seenaknya bicara. Lihatlah aku akan membuatmu jatuh cinta padaku. Apapun resikonya," Angel bicara dalam hatinya.
Daniel tidak inginbertele-tele, dan mulai bicara.
"Baiklah begini saja kamu katakan pada ayahmu, besok datanglah kekantorku. Aku akan membantunya mengatasi keadaan perusahaannya. Jadi dia tidak usah susah payah, menjodohkan kan anaknya padaku!" ucap Daniel, memandang wajah Angel yang tertunduk, tanpa bisa berkata-kata.
Ingin rasanya Angel memukul pria ini, andai saja di bukan pemilik perusahan besar. Setelah berbincang, Danielpun hendak beranjak.
"Tunggu saja tuan Daniel Abimayu Kim, aku gak akan menyerah aku akan membuatmu jatuh cinta," ucap Angel berapi-api dan kemudian berlalu pergi. Daniel hanya tersenyum sinis menanggapi.
"Ayo brian kita pulang, aku sudah lelah, kamu sudah melakukan apa yang aku pinta?" Daniel pun berlalu .
"baik bos saya sudah melakukannya!" sahut Brian, sambil mengikuti langkah bosnya.
