Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5

Benar saja apa yang diucapkan oleh Lila. Rombongan Kadis baru dan Kadis lama sekarang telah terlihat memasuki ruangan pertemuan. Tiara tidak melihat dengan sangat jelas sosok gadis baru tersebut, karena ia berjalan sedikit membelakang dari posisi di mana Kiara juga sedang menatap sedikit serius ke arah rombongan yang telah mulai mengambil posisi masing-masing.

Ketika mereka telah mengambil posisi di tempat di mana apakah Pejabat itu telah duduk di kursi masing-masing yang berhadapan langsung dengan rombongan para Kabid dan juga sampai rombongan OB yang mengambil posisi paling belakang.

Kata sambutan demi kata sambutan yang menjadi awal pertemuan itu berjalan lancar sebagaimana mestinya. Kata-kata singkat dan juga kata-kata perpisahan yang berasal dari Kadis lama sebagai bahasa klise dari sebuah yang diatas namakan perpisahan.

Ada rasa haru pasti bergelantung di dalam hati dari para bawahan yang selama ini telah mengabdi pada dinas tersebut dalam kurun waktu kurun waktu yang tidak sedikit.

Hal inilah membuat seorang Kiara, juga terbawa suasana dan tentu saja menundukkan kepalanya lebih dalam lagi. Kiara sama sekali tidak mengetahui jika sedari dari tadi sepasang mata elang dan tajam menatap dekat dari arah depan di mana posisinya sekarang berada.

Sekarang tibalah saatnya dimana Kadis Baru memperkenalkan dirinya tentu saja ia ingin dikenal sebagai pemimpin yang baru Dinas Peternakan ini.

Semua orang terlihat sangat antusias ketika seorang pemimpin yang masih muda dan begitu sangat tampan itu berdiri dan mengambil mikrofon dari tangan moderator.

Semua orang memberi penghormatan dan terlihat menunduk penuh hormat.

“Selamat pagi menjelang siang, selamat berjumpa dengan saya Kadis Baru di Dinas Peternakan untuk Periode 2025-2030." Aditya berkata dengan nada tenang dan juga berwibawa.

Suara tenang tegas dan berwibawa itu, sangatlah familiar bagi Kiara. Suara itu yang selama ini selalu ia ingat, suara berat dari orang yang sangat dicintainya dan sekaligus sangat ia benci.

Suara itu selama 8 tahun ini tetap dia ingat dan ia kenal dan pemilik suara itu sampai saat ini tidak pernah tergantikan posisinya di hati Kyara, tapi dengan rasa egonya yang tinggi ia tidak mengklaim jika ia tidak bisa berpaling hati hingga saat ini.

Kyara merasa ini adalah sebuah mimpi dan tidak mungkin Aditya yang menjadi Kadis baru di Dinas Peternakan yang sekarang tempatnya bertugas.

Kyara mendongakkan kepalanya saat ini, ia berharap ini tidaklah sebuah lelucon di pagi hari dan ia juga sangat berharap jika ini hanya sebuah angan-angan dan mungkin mimpi dari tidur panjangnya yang belum saja usai.

Namun naas yang terjadi, ketika ia mendongakkan kepalanya dan menatap ke arah Kadis yang sedang berbicara dengan sangat elegan dan memukau para bawahannya ini. Tiara tidak bisa menutupi rasa terkejutnya. Harapannya ini adalah sebuah mimpi ternyata benar-benar adalah sebuah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri.

Di saat yang bersamaan ketika Kyara menatap Aditya yang sedang berbicara dengan microphone tersebut tanpa sengaja pandangan keduanya bertemu, tentu saja menyisakan sebuah degup jantung yang tidak beraturan.

“Kyara, kau lihat Kadis baru kita sangat tampan, tapi sayang ya. Katanya ia sudah menikah." Bibir Lila sedikit mengerucut.

"Ooh,” sahut Kyara yang belum bisa menetralkan kondisi jiwa dan hatinya saat ini.

“Sedari tadi, aku merasa kau tidak menjawab yang aku katakan selain ooh..eee, mengapa ku lihat hari ini kau seperti orang linglung dan juga bodoh Kyara," desis Lila dengan sangat baik murka.

"Jangan ulangi lagi kata-kata itu Lila,” kali ini Kyara menyahut jawaban temannya tersebut dengan hati yang bercampur aduk.

Bagaimanapun situasinya saat ini, Kyara sungguh merasa sangat tidak nyaman. Ada rasa bahagia berjumpa kembali dengan orang yang sangat dicintainya namun di satu sisi ia begitu sangat membenci pria itu, pria pengkhianat yang pernah ia kenal dalam hidupnya!

Lila sedikit tersentak akan perkataan Kyara barusan, selama ini dalam kondisi apapun dan bagaimanapun keadaan Kyara, sahabatnya itu tidak pernah menunjukkan rasa kesal dan mengeluarkan kata-kata yang sangat begitu tajam keluar dari bibir tipisnya.

Lila akhirnya terdiam, ia tidak ingin menambah suasana ini menjadi sangat buruk karena semua orang tentu akan memfokuskan dirinya dan juga Kyara.

Kata-kata terlihat terdengar sangat nyaman ketika Aditya memberi arahan bagaimana kedepannya Dinas Peternakan ini maju dan mengayomi masyarakat banyak.

Tepuk tangan terdengar sangat riuh ketika Kadis baru itu turun dari tempat yang disediakan dan menuju ke arah dimana tadi ia duduk berdampingan dengan Kadis lama.

“Sekarang tibalah saatnya, perkenalan para Kabid,Kasih dan para Staf hingga OB," ujar Moderator sambil tersenyum hangat.

Semua orang terlihat antusias, bagaimana tidak mereka tentu saja akan memperkenalkan diri mereka dengan begitu rasa nyaman dan kekeluargaan tentu akan menjadi bagian untuk menciptakan kinerja yang lebih baik.

Ada rasa cemas dan demam panggung yang saat ini mulai menguasai hati Kyara, dokter hewan yang menjadi unggulan di Dinas Peternakan saat ini, bisa juga merasa gelenyar aneh dan tatapan Aditya yang seakan selalu berpusat padanya.

Oh, tidak ini tidak boleh terjadi!

Aku adalah dokter hewan yang sangat cerdas, yang sangat dibutuhkan oleh Dinas ini dan juga masyarakat banyak. Aku tidak akan pernah gentar sedikitpun walaupun Aditya menatapku tanpa kedip semangat Kyara dalam hati.

“Ijin Pak Kadis, kita mulai dari Kabid bidang produksi dipersilahkan untuk berdiri dan memperkenalkan diri.” Ujar moderator dengan tersenyum hangat. Semua orang bertepuk tangan melihat Ir.Hasan Basri. Seorang sepuh Peternakan yang tahun depan akan pensiun.

Aditya memberikan anggukan kepala dan tersenyum mengadakan jika saat ini, ia mempersilahkan sepuh untuk memperkenalkan diri.

“Nama saya Hasan Basri, anak-anak biasa memanggil saya dengan panggilan Pak Bas. Umur saya pak Kadis jelas jauh tua di atas anda. Mungkin sebaya dengan orang tua anda di rumah dan tahun depan saya kemungkinan besar telah pensiun." Jelas Pak Bas berkelakar dan tersenyum tipis.

Setelah memperkenalkan diri Aditya terlihat tersenyum pada sepuh Peternakan itu. Sekarang tibalah saatnya Kabid dari Kesmavet drh. Kyara Mahendra. Begitulah semangat moderator memberi tepukan agar Kyara berdiri dari tempat duduknya dan memegang Mikrofon.

Dari tempatnya duduk Aditya menatapnya sangat tajam, gadis kecil yang sedari dulu berada dalam asuhannya dan sedari kecil hingga saat ini. Namanya tetap terukir indah tanpa satu orang pun bisa menggesernya.

Tetapi apa boleh buat, ia sudah berusaha untuk bertanggung jawab. Nyatanya Kyara benar-benar merasa sangat terluka akan pernikahannya dengan Alina.

Ia memuji dalam hati, jika Kyara sekarang terlihat lebih kearah perempuan anggun yang berkelas dan terlihat sangat cerdas. Tentu saja ia sangat cerdas tidak mungkin gelar drh dan juga Kepala Bidang Kesehatan Hewan ini dipimpinnya dalam usia yang sangat muda.

Ah, mungkin saja ia telah menikah dan berkeluarga pikir Aditya dalam hati.

Tatapan tajam Aditya seakan ingin mengulitinya yang saat ini berusaha memegang Mikrofon dengan helaan nafas yang berat dan menetralisir semua keadaan yang ia rasa membuat dirinya tidak nyaman.

“Selamat pagi menjelang siang Pak Kadis. Saya drh.Kyara Mahendra. Umur 29 tahun dan Kabid dari Kesmavet. Itu saja Pak Kadis terimakasih." Ucap Kyara dengan tenang. Ia seperti aktor yang sama sekali sangat pandai berakting layaknya dua orang yang asing yang baru saja kenal.

“Hai, tunggu dulu. Pak Kadis pasti ingin penjelasan yang jelas dari Kabidnya. Kamu tinggal dimana dan sekarang status menikah atau jomblo. Mana tau kan Kyara, banyak teman Pak Kadis yang masih jomblo.” Kelakar para Kabid pria bagian Program yang terkenal dengan mulut embernya.

Mendengar hal itu Adytia mengerutkan keningnya, mungkin sampai saat ini Kyara masih belum menikah apa alasannya?

“Jika anda bersedia, tidak apa jika memperkenalkan lebih detail lagi. Kabid Kesmavet drh.Kyara Mahendra. Begitu juga dengan Kabid yang lain jadi saya bisa mengenal kalian lebih dekat." Ujar Aditya seperti sebuah formalitas yang biasa dikatakan oleh seorang pemimpin pada bawahannya.

Emosi Kyara, rasa sekarang berada di ubun-ubun ia bisa meledak saat ini juga. Tetapi bukankah Ia adalah perempuan berkelas, seorang pemimpin yang sangat diayomi oleh bawahannya walau sampai saat banyak pertanyaan dan sindiran pedas kenapa ia belum juga menikah.

Jangankan Alamat, semua sangat diketahui oleh Aditya. Bahkan tanda lahir yang ada di pinggang Kyara sebelah kanan Aditya sangat mengetahuinya. Tidak ada seinci tubuh itu tak terjamah dan Adytia menjadi orang pertama dan orang-orang satu-satunya yang melihat lekuk tubuh itu. Dasar Kadis sialan! maki Kyara dalam hati.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel