Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4

Dari kecil ketika masih berumur 9 tahun, Kyara telah tumbuh bersama dengan Aditya. Aditya dan Tiara hanya mempunyai jarak umur sekitar 4 tahun. Mereka bermain bersama hingga dari SD dan ketika ya hampir menamatkan sma-nya Aditya lah hampir menamatkan kuliahnya di Jakarta.

Hari itu adalah hari dimana semuanya tidak tanpa ada paksaan, Kyara yakin akan cinta dari Aditya padanya. Tidak ada yang akan di sesali semua terjadi dan mengalir saja tanpa suatu hambatan.

Masih pengadilan terasa oleh Kiara ketika pagi menjelang Aditya menghajarnya habis-habisan hingga ia berjalan sedikit perih penyiksa habisnya keluar untuk tubuhnya. Tapi saat itu pemikiran Aditya aku yang membawanya air terjun yang ada di depan pondok tua yang ada di dekat pegunungan.

Aditya mandikannya seluruh tubuhnya dengan penuh kasih, ia merasa jika dirinya saat ini adalah emas yang sangat berharga di depan Aditya.

Soritamata pria tampan itu terlihat sangat memujanya penuh dengan rasa hangat dan kasih yang terlihat sangat jelas.

“Percaya sebentar lagi Abang pulang dan akan wisuda, Abang akan menikahimu segera Kyara dan jika nanti kau ingin kuliah Abang akan memberikan kebebasan pada mu,” Ujar Aditya ketika ia telah membawa Kyara pagi itu dan membawanya pulang.

Kyara menutup layar Laptopbya saat ini, hari benar-benar terlihat mulai larut titik yang menyesat lebih baik yang ia buat. Gadis itu kemudian beranjak ke tempat tidur empuknya. Ia boleh menenangkan pikiran dan hatinya yang telah bertahun-tahun Ia dan merasa sakit dan itu sangat memendam rasa belengu jiwa akan penyesalan yang tiada akhirnya.

Air mata Kyara menggending jatuh di pipi mulusnya, setiap malam dan setiap saat ia benar-benar merasa kesal dan marah. Oleh karena itulah pikiran dan dirinya hanyalah terpusat pada sebuah pekerjaan.

Penyesalan tiada ujung dan tiada akhirnya yang membuat dia selalu merasa trauma untuk berada dekat dengan lelaki manapun, Tiara terkesan sangat dingin pada semua orang terlebih lagi kepada mereka kaum pria.

Pria yang ia percaya sedari kecil, penuh dengan tatapan memuja. Ia selalu ada ketika Kyara butuhkan, ternyata dia juga seorang penghianat yang begitu kejam. Seminggu setelah kehormatan yang direbut t dengan wujud rayu manis yang masih ia kenang saat itu. Seminggu setelah kehormatan yang telah diambil oleh Aditya dengan wujud rayunya itu. Kiara mendengar jika Aditya telah melangsungkan pernikahan dengan calon kakak iparnya.

Dunia seakan runtuh dunia seakan sangat tidak baik-baik saja saat itu. Kira bahkan mengalami frustasi dan depresi yang cukup berat.

Walau pada kenyataannya 2 minggu setelah pernikahan Aditya dengan kakak iparnya tersebut, iya menjumpai Kiara yang sangat menghampiri dan tidak ingin berjumpa dengan siapa pun.

Aditya menjelaskan bahwa ini bukanlah keindahan dan ini adalah pernikahan yang ditutupi karena ada tanggung jawab yang harus ia emban karena ternyata kakak itu telah hamil duluan.

Kyara menjerit dan menangis dan ia sangat tidak terima akan hal itu. Aditya kemudian meminta dirinya untuk bersedia menjadi istri kedua, ide gila macam mana yang terlintas di dalam otak Aditya tentu saja Kiara menolaknya dengan sangat keras.

Ia tidak diterima menjadi istri kedua dan ia tidak akan bisa menerima hal itu dan dicap sebagai yang kedua. Apapun posisinya Aditya dan kakak iparnya itu telah menjadi pasangan suami istri yang sah mata negara dan di mata hukum. Kyara menolak keras Aditya yang ingin bertanggung jawab padanya!

Cara memejamkan matanya menghapus sisa-sisa air mata yang menggenang di pipinya tersebut ia tidak mau jika hari esok pagi di mana kepala dinas yang baru dan semua orang berkumpul akan melihat mata sembabnya

Selama ini ia menutup lukanya sama ini dia memendam semua rasa yang sangat begitu sakit hati yang hancur lebur dan jiwa yang seakan tidak bisa berdiri walau tumpang oleh tubuh yang kuat dan orang-orang yang sangat menyayangi dirinya.

Mereka sama sekali tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya dan apa yang ada di dalam hidupnya beberapa tahun belakangan ini. Haanya untuk tidur saja ia butuh sedikit obat tidur agar dirinya merasa sedikit tenang.

Alarm menegakkan telinga Kyara, gadis jalan dengan cepat bergegas bangun dari tempat tidurnya ya sama sekali tidak ingin terlambat ini masih jam 06.00 pagi dia masih punya kesempatan waktu mempersiapkan diri di sekitar 30 menit

Inilah kehidupan yang dijalani oleh Kiara saat ini. Setelah ayah dan ibunya meninggal dunia. Ia harus mandiri, hidup sendiri bekerja keras semua bisa diperoleh dengan hasil kerja keras nya.

Tapi jauh di lubuk hati nya, Kyara merasa sangat begitu sepi. Banyak teman-teman sebaiknya yang telah menikah dan mempunyai anak kecil lucu dan manis mereka telah mempunyai keluarga kecil yang sangat bahagia.

Tapi lihatlah saat ini di umur 29 tahun, dan pada tahun depan maka genaplah usianya menginjak 30 tahun. Kyara bukan tidak ingin menikah, tapi trauma nya di masa lalu. Penghianat Adytia tidak bisa membuat keadaan dirinya baik-baik saja.

Segelas susu hangat dan juga satu potong roti sudah cukup untuk mengganjal perutnya saat ini. Kyara keluar dari dalam rumah setelah mengunci rapat semua pintu dan juga jendela. Ia mengeluarkan mobil di garasi yang berada di samping rumah.

Setelah memastikan kondisi pagar yang telah tertutup rapat, mobil Kyara berjalan menembus jalan raya.

Ini adalah waktu yang tidak terlalu mepet saat mobil telah menembus jalan Raya, terdengar benda pilih yang ada di dashboard mobil terdengar memekik kencang.

Kyara memperlambatkan sedikit laju kendaraannya dan mengambil benda itu benar saja di sana terlihat Lila memanggil nya.

“Ya," jawab Kyara ketika ia memencet tombol hijau di handphone tersebut.

“Jangan bilang kau masih di rumah ya Sob, aku sekarang sudah berada di kantor," ujar Lila dengan mengeraskan suaranya.

“Mengapa jadi pegawai sangat begitu rajin, ini juga masih terlalu pagi," sahut Kyara dengan sedikit mengejek.

" Aku tidak mendengar apapun alasannya Kyara, celetlah bersiap waktu tinggal 20 menit lagi.”

"Aku sudah di jalan sekarang,” ujar Kyara sambil memegang stir kemudian hanya dengan satu tangan.

‘Syukurlah jika demikian." Terdengar nada sangat senang dari arah seberang sana.

Kyara kemudian dengan cepat mematikan sambungan handphonenya tersebut. Ia sama sekali tidak ingin untuk tidak berkonsentrasi kepada jalan raya yang saat ini telah mulai sangat padat.

Saat ini ruang pertemuan di mana akan terjadi pisah sambut antara kepala Dinas yang baru dan kepala Dinas yang lama pada ruang Aula kantor yang cukup sangat besar itu bisa menampung lebih kurang 150 orang untuk mengadakan pertemuan.

Sedari tadi Lila sangat gelisah, karena ruangan telah mulai dipenuhi oleh pejabat tinggi pada Kabid dan juga Kasih termasuk seluruh staf dan OB. Akan tetapi sampai saat ini ia belum juga melihat sahabatnya itu masuk pada ruangan pertemuan.

“Nih anak kayak anak SMA yang suka terlambat dan senang mencari perhatian guru!" Sungut Lila dalam hati. Matanya mencari Kyara, hingga lehernya mendadak sedikit kram.

Penantian inilah akhirnya membuahkan hasil, ketika 5 menit di penghujung waktu yang akan ditentukan sahabatnya Tiara tersebut terlihat dengan sangat santai mau masuk di ruangan. Sementara ia saudara tadi sedikit rasa sangat cemas menunggu kedatangan sahabatnya itu.

“Kyara, sini." Panggil Lila sedikit kencang. Perempuan itu tidak peduli jika Kabid lain sedikit memandang aneh akan ekspresi berlebihan Lila.

“Disini rombongan para Kabid, jangan duduk di belakang Kyara. Mungkin setelah ini juga akan ada sesi perkenalan para Kabid, Kasih bahkan sampai pada OB." Jelas Lila dengan semangat.

"Oo, baiklah.” Ujar Kyara kemudian duduk dengan tenang di sebelah Lila.

“Kyara, lihat rombongan telah tiba di lobby. Kadis baru dan juga semua jajaran nya juga telah tiba dan liha Kadis Lama kita Pak Sudaryatmo juga telah sampai. Lila melihat dari dalam ruangan di kaca jendela yang tidak tertutup dengan tirai.

Kyara mendengar semua apa yang dibicarakan, hanya ia sedikit fokus ke handphone miliknya di sana ada para petani yang baru saja mengeluhkan beberapa sapi mereka yang sakit.

“Kyara, mereka telah duduk di tempat mereka segera matikan handphone mu dulu, bisik Lila dengan gemas.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel