Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3

Sepulang dari kedai Amel meletakkan belanjaannya di dapur. Dia memandikan putrinya yang belum mandi dari tadi pagi. Setelah mandi, Sari dan Amel menonton televisi.

Waktu sudah menjelang Maghrib, tapi suaminya Amel belum juga kunjung pulang. Amel terus menanti kedatangan sang suami karena jam sudah semakin berjalan. Sari kelaparan dan minta makan, Amel bergegas ke dapur mengambilkan nasi dan lauk untuk putrinya.

"Ma, ayah kok lama pulang yah?" tanya Sari pada Amel. Ini hal yang biasa ia tanyakan pada Amel jika ayahnya lama pulang.

Aku menatap jam dinding yang menunjukkan pukul sembilan malam, sementara suaminya sudah pergi dari pukul sembilan pagi. Pulang untuk makan siang juga nggak.

"Mungkin sebentar lagi sayang, sabar yah," ucap Amel pada putrinya seraya mengelus-ngelus rambutnya.

"Ayah kok begitu terus sih Ma, suka pulang malam-malam. Ayah nggak sayang sama sari ya Ma, nggak perduli sama Sari yang selalu nungguin ayah," ucap sari dengan tatapan sendu.

"Sebentar lagi ayah kamu pasti pulang, habiskan makanannya sayang habis ini sari tidur," ucap Lisa sembari tersenyum.

Setelah selesai makan Amel mengantarkan Sari ke dalam kamarnya dan menemaninya di sana hingga tertidur pulas. Setelah satu tertidur pulas Amel keluar menuju kamarnya.

Dia mencoba menghubungi suaminya untuk menanyakan kenapa belum pulang karena kadang hatinya suka kahawatir jika sesuatu terjadi pada suaminya itu karena terlalu lama sekali pulangnya. Walau sebenarnya dia tidak pernah kenapa-napa tapi hati sebagai seorang istri sangat peduli terhadap suaminya.

Sudah beberapa kali di telpon tapi Andre tidak mengangkatnya. Amel kesal dan melemparkan handphonenya di atas kasur. Dia melirik jam dinding lagi ternyata sudah pukul dua belas malam.

Amel tidak bisa tidur jika suaminya belum pulang ke rumah. Dia akan terus menunggunya sampai jam berapa pun suaminya itu pulang.

Amel kembali mengambil ponselnya yang dia lemparkan tadi dengan penuh kekesalan. Untung saja di atas kasur jadi ponselnya masih aman dan terkendali bagaimana jika itu tadi di atas lantai semen atau keramik bisa hancur tuh ponselnya.

Amel membuka facebooknya dan mencari hiburan di sana dengan menonton video-video lucu. Tapi seketika pikirannya beralih untuk menonton video porno untuk memuaskan nafsunya karena beberapa bulan ini suaminya jarang sekali memberikannya kenikmatan sexual.

Dia bergegas mengambil headset dari dalam laci, dan menaruhnya di kedua lobang telinganya. Sebelum dia memutar video mesum yang akan dia nonton dia mendapatkan chat dari seorang pria tampan dan masih berstatus lajang sedang putus cinta. Dan pemuda itu adalah temannya di saat SMP dulu.

Amel yang tidak terlalu suka membalas pesan para lelaki karena tidak ingin melakukan itu karena dia sudah bersuami sekarang malah berubah. Menurutnya kesetiaan dan kesabarannya selama ini terhadap suaminya sudah tidak ada artinya lagi.

Satu tahun belakangan ini suaminya yang dari penyayang dan tidak kasar terhadapnya berubah menjadi kasar dan tidak perduli terhadap dirinya bahkan kebutuhan biologisnya saja Andre sudah tidak perduli.

Terkadang Amel suka curiga jika dia memiliki wanita simpanan di luar sana karena jarang sekali menyetubuhinya. Dia sibuk dengan ponselnya bermain game dan lainnya. Walau begitu Amel masih berusaha untuk bersabar dan melayani hasrat suaminya jika suaminya yang minta.

Keluar rumah saja untuk nimbrung bersama tetangga ataupun teman-teman masa sekolah dulu tidak ia ikuti padahal ini jamannya lagi trend reunian bersama teman masa sekolah. Dia lebih memilih kesibukannya sendiri di dalam rumah.

"Bang, Kamu dimana sih! Aku lagi butuh dimanja, butuh pelukan hangat darimu, aku ingin memuaskan hasrat ku yang sudah lama terpendam," lirih Amel pada dirinya sendiri.

Dia membuka pesan dari temannya itu yang awal mulanya menanyakan kabarnya, dengan sigap dia langsung membalasnya karena ia tidak punya teman ngobrol dan curhat dengan keadaannya yang seperti ini.

"Hai Amel, apa kabar?" tanya temannya itu yang bernama Bayu.

"Alhamdulillah kabar baik, kamu bagaimana kabarmu?" tanya Amel kembali. Nafasnya terburu-buru dan besar seperti orang yang sedang naik nafsunya.

Banyak sekali yang mereka obrolkan di sana, mulai dari tangan tempat tinggal, anak berapa, tinggal dimana, hingga berujung pada curhat tentang masalah masing-masing.

Amel juga yang tidak mempunyai teman curhat tentang kehidupan rumah tangganya yang tidak harmonis terpaksa menceritakan segalanya kepada Bayu. Sementara Bayu curhat tentang pacarnya yang lebih memilih untuk menikah dengan orang lain karena suruhan dari orang tuanya.

Di dalam obrolan itu mereka saling memberikan perhatian dan bertukar pikiran hingga berujung kedekatan. Namun, walaupun mereka sudah begitu dekat tapi mereka sama sekali tidak pernah berjumpa.

Hubungan itu terus berlanjut hingga beberapa Minggu lamanya, sampai-sampai Amel sudah tidak terlalu memikirkan lagi sikap suaminya itu. Jika suaminya pergi dan dia tidak punya teman, Amel akan menghubungi Bayu dan mereka akan saling mengobrol layaknya dua pasangan yang sedang berpacaran tapi tidak pernah bertopik sexual hanya pada umumnya orang berpacaran.

Hari demi hari telah berlalu, adik suaminya Amel yang bernama Bella berantem dengan suaminya dan dia datang ke rumah Amel untuk mengadu kepada Abangnya yaitu suami Amel.

Hubungan Amel dan batu sudah berlangsung selama satu bulan dan tidak pernah diketahui oleh suaminya karena Amel menutupnya rapat-rapat. Amel juga heran dengan perubahan dirinya yang dulunya anti selingkuh dan melirik pria lain tapi sekarang dia malah melakukannya untuk dirinya sendiri.

Wajahnya dulu yang sering sekali murung karena sikap kasar suaminya sekarang berubah lebih ceria dan tidak mementingkan sikap suaminya itu lagi.

Suaminya pulang larut malam dia sudah tidak perduli lagi karena itu hal yang dia inginkan sekarang agar dia bebas telponan dengan Bayu saling melepaskan rindu.

Suatu hari ada konser band di kota Amel, Bayu meminta Amel untuk datang agar mereka bisa ketemuan malam ini. Namun, keinginan Bayu itu tidak terkabul karena seharian ini Amel ditemani oleh suaminya yang tidak pergi kemana-mana.

Bukan hanya itu, Andre juga mengajak Amel yang sudah berbulan-bulan tidak melakukan hubungan suami istri. Amel yang telah lama menahan hasratnya langsung menyetujui ajakan dari suaminya itu.

Malam itu juga mereka melakukan hubungan suami istri dengan nikmatnya.

"Bang, aku sangat mencintaimu," lirih Lisa dengan manjanya dengan suara yang penuh menggoda.

Saat berhubungan intim Andre dan Amel hanya melepaskan celana mereka saja, tidak seperti kebanyakan orang yang melepaskan seluruh pakaiannya. Andre juga selalu mencapai klimaks duluan sementara Amel masih belum mencapai klimaksnya.

Namun, hal itu tidak dipikirkan oleh Andre, kepuasan nafsunya sudah terpenuhi dan dia sudah menyemburkan spermanya sudah cukup baginya. Masalah kepuasan nafsu Amel yang belum terpenuhi dia tidak mau tahu dan setelah itu meninggalkan Amel begitu saja di dalam kamar.

Andre kembali memakai celananya, dan pergi lagi ke luar rumah untuk menemui teman-temannya. Amel merasa sedih karena hasratnya belum tuntas masih tanggung di tengah jalan, dia bergegas meraih ponselnya dan melihat jam di layar ponselnya yang menunjukkan pukul sepuluh malam.

Amel bergegas ke kamar putrinya untuk memastikan apakah putrinya masih tertidur pulas, dan ternyata putrinya masih tertidur dengan lelap.

Amel membuka pesan dari batu yang tidak sempat ia buka karena seharian ini sedang bersama suaminya. Yang isinya, Bayu sudah menunggunya di tempat konser, membuka panggilan tak tertahan dari bayu juga sampai enam panggilan tak terjawab.

Ada pesan suara juga jika Bayu kesal karena Amel tidak mau menemuinya, tidak membalas pesannya dan tidak mengangkat telponnya. Amel merasa bersalah dengan sikapnya terhadap Bayu, dengan sigap dia menelpon Bayu dan meminta maaf padanya.

"Aku minta maaf karena seharian ini aku bersama suamiku," ucap Amel melalui telepon via whatsapp.

"Baiklah, apalah aku ini yang hanya pria cadangan," ucap Bayu kesal.

"Bukan seperti itu Bay, aku sangat mencintai Kamu tapi kamu juga harus mengerti tentang kondisiku. Dari dulu juga kamu sudah tahu aku wanita yang bersuami dan kamu tetap ingin menjalin hubungan denganku," lirihku.

"Iya, aku ngerti Amel. Hanya saja aku kesal karena kamu tidak membalas pesanku, aku tidak mengira jika kamu lagi bersama suami Kamu. Biasanyakan dia tidak di rumahmu?" ujar Bayu.

"Iya, tapi seharian ini beda. Dan kami baru selesai berhubungan intim dan dia sudah pergi."

Terdengar suara hembusan nafas Bayu yang begitu keras dari ponsel Amel dan Bayu terdiam.

"Bay, maafkan aku yah. Kapan-kapan kalau aku ada waktu untuk keluar rumah aku akan menemui Kamu," ucap Amel penuh percaya diri.

"Baiklah,'' ucap Bayu. Setelah itu mereka mematikan ponselnya masing-masing karena Amel mendengar suara motor suaminya di luar rumah.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel