#####Bab 3
Hal sama terjadi pada Lana. Saat ini, ia memegang dada dengan kedua tangan dan mendengarkan detak jantung dentuman detak jantung yang cukup cepat dari hari-hari sebelumnya. Detak jantung yang berdebar cepat, membuat ia sulit mengontrol emosi saat ini. Tetapi, semua itu tak berlangsung lama.
Perlahan tapi pasti, Lana mampu menguasai tubuhnya kembali. Masih posisi di lantai empat, ia terus memantau perbincangan para mahasiswa sebelumnya juga memantau para most wanted yang sedari begitu asyik dengan permainan mereka sendiri. Hingga pada satu titik, yang Lana sudah hafal mati, netranya menemukan apa yang ingin ia lihat, dan satu titik itu juga hasrat menggelora cinta rahasia yang tak pernah mati terhapus oleh waktu.
Walaupun jauh, entah bagaimana cara, ia bisa mengenali jika sang pujaan hati yang berada begitu jauh di sekitar tempat dimana Lana memantau Reno dari kejauhan. Namun, ia diingatkan kembali oleh kejadian sebelumnya, yang dimana dirinya diperlakukan tidak selayaknya oleh ketua bem universitas gading raya tersebut. Akan tetapi hal itu justru membuat Lana begitu terobsesi ingin mendapat cinta dan kasih sayang dari Moreno.
Kemudian, Lana mulai mengingat kebiasaan pria itu. Juga, ia selalu bisa mengenali Reno pada saat pertama kali mereka bertemu. Seperti biasa, Hari Selasa dan jumat Reno dan geng motor aerox akan membawa motor sport kesayangan mereka masing-masing. Sedangkan untuk hari senin, rabu dan kamis, Reno akan mengendarai mobil sport kesayangan mereka masing-masing.
Begitu juga dengan selisih umur yang tak terlampau jauh dari Lana membuat ia ingin terus melihat dan memantau sang pujaan hati dimanapun berada. Kembali lagi di posisi Reno dan teman-temannya yang dimana sekarang mereka sedang bersenda gurau seraya duduk di atas di pinggiran pembatas lantai atas Bercengkrama hingga tertawa lepas hal itu tak bisa lepas dari penglihatan seluruh mahasiswa, yang dimana bagi mereka itu adalah pemandangan yang indah dan sayang untuk dilewatkan.
Hal itu juga tak jauh berbeda dengan Lana yang setia terus melihat para most wanted itu dari belakang tembok berdekatan dengan kamar mandi. Pada saat, Lana asyik sibuk memandangi para most wanted universitas gading raya, seketika itu juga ia dikagetkan dengan siluet tawa yang mampu membuat Lana diam seribu bahasa.
Tubuhnya terdiam sesaat, sehingga ia tidak lagi melanjutkan niat yang sebelumnya begitu menggebu di benaknya. Akan tetapi, ada hal lain yang ia inginkan. Seketika itu juga, membuat matanya begitu berbinar. Terbesit dentuman perasaan yang malu-malu yang coba ia kabarkan melalui degup irama perasaan yang seirama.
Pandangannya sedikit menunduk, walau rindu yang senantiasa tersemat diantara senyumnya yang malu-malu. Lana tahu, dirinya hanyalah pengagum rahasia yang senang bermain kucing-kucingan. Waktu terus berlalu, hingga ia berkilah tak ingin mengakuinya jika Lana telah jatuh kepada Moreno
Saat Lana sibuk dengan lamunan, ada seorang teman sebangku yang menghampirinya. Membuat pendar penuh binar akhirnya harus ia tuntaskan secara paksa. Akan tetapi, ia tak kehilangan akal. Moreno tetap memfokuskan penglihatan tajam tertuju kepada Moreno, kemudian ekor matanya melihat teman sebaya yang sudah mendekatinya.
"Hai Lan!"Ucap Adel
"Hai Adell"jawabnya seadanya.
"Ehh lo nggak buka website, Lan?"Tanya Adell
"Memang website apaan, Dell!"jawab Lana yang berbalik bertanya.
"Masa lo lupa sih, Lan. Lo mah selalu lupa cuma gue disuruh mengingat, njirr!"kesal Adel dengan Lana yang masih memfokuskan matanya melihat aktivitas Reno bersama para sahabatnya.
"Beh, lo mah yang ingat cogan mulu, njirr"sebal Adel sambil mengerucutkan bibir.
"Pasti dong, Dell. Kalau ditanya soalnya pengamat cogan gue mah paling depan, Dell"sahut Lana sambil tersenyum puas. Adell hanya memutar bola mata, tetapi ekor mata tetap fokus menatap ponsel.
"Behh, kalo lo lihat website ini pasti bakal lebih berbinar lagi, njirr"jenawa Adel sembari mencari website terkait daftar event perayaan ulang tahun.
"Hah! Memang website apaan njirr?"tanya Lana sambil melirik sekilas ponsel milik Adel yang dimana layar ponsel itu bertuliskan tempat kuliahnya saat ini.
Seketika, Lana berhenti melihat Reno dan ketiga temannya berganti melihat ponsel milik Adel yang dimana saat ini sedang mendaftar diri sebagai peserta.
"Website apaan lo buka itu, Del?" tanya Lana yang juga ikut memeriksa ponselnya.
"Ck, tadi lo bilang nggak mau lihat. Tapi, sekarang justru lo malah ikut kayak gue 'kan"sindir Adell sambil terkekeh geli.
"Ya sorry, Dell. Gue kira, lo bukan web nggak penting. Tapi ternyata, lo buka web tentang perayaan ulang tahun itu, bro"sahut Lana sambil tersenyum lebar.
"Cih, mata lo fokus mulu sama cogan njirr. Sedangkan, gue lo sepelekan"pungkas Adel sembari menatap Lana juga ikut mendaftar.
"Oh, ya, Lan, lo mau ikutan?"tanya Adel seraya mengantongi ponsel di saku sebelah kanan.
"Ya gue pengen niat ikut karena gue pengen tahu bagaimana perayaan event itu. Kayaknya, gampang persyaratan buat ikut daftar!"sahut Lana dengan santai.
"Oh, yaya. Gue lupa, kalo lo anak baru disini"timpal Adell sembari mengecek pendaftaran event.
"Ya, Dell. Tapi, gue mau tanya sama lo. Sebelum gue masuk ke kampus ini, apa lo pernah daftar event ini sebelum guu, Dell?"tanya Lana begitu penasaran.
"Ya, pernah. Kalo menurut gue, perayaannya biasa aja seperti event pada umumnya. Tapi, kita lihat dulu tema perayaannya itu saja sih kalau menurut gue"jawab Adel sembari tersenyum tipis.
"Hah! tema! Memang tiap ulang tahun universitas ini selalu pake tema, ya?"tanya Lana menggali informasi. Akan tetapi, sebetulnya Lana sudah mengetahui informasi terkait event universitas tahun yang bertema club malam, cuma Lana hanya pengen melihat respon seluruh mahasiswa disini.
Ternyata, respon seluruh mahasiswa cukup besar bahkan sangat luar biasa menurut Lana secara pribadi. Kembali dengan pendaftaran event yang saat ada satu pesan di ponsel pribadi Lana yang membuat ia segera menutup ponselnya dan melanjutkan perbincangan bersama teman sebaya mengenai event tahun ini.
"Ya, tema, Lan. Kalo menurut gue tema ulang tahun universitas kali ini makin seru dan makin berbahaya, Lan!"jawab Adel sembari mengunyah permen lolipop sekali suap.
"What? Makin seru seperti itu apa tuh? Apa akan jatuh korban, ya?"tanya Lana penuh dengan selidik.
"Bisa, ya dan bisa nggak. Karena secara keseluruhan mahasiswa memang sudah menunggu event ini, Lan"sahut Adel dengan pelan.
"Oh, seperti itu, ya. Memang event ini begitu istimewa ya, sampai di tunggu, lho!"canda Lana sembari memakan takoyaki kesukaannya.
"Ya, istimewa, sih. Kalo dari berita yang gue denger, event ini istimewa karena ada dream partner buat kita ngedate bareng gitu, Lan."jawab Adel apa adanya. Sontak, hal itu membuat Lana menelan saliva sendiri. Hal itu mendapat perhatian dari Adel yang cukup bingung, tiba-tiba sifat Lana berubah secara drastis.
"Kenapa lo seperti itu, Lan?"tanya Adel dengan tatapan memicing.
"Ha!! Gue! Ya nggak apa-apa kok, Del. Gue cuman penasaran sama event nanti pasti seru."jawab Lana sembari tersenyum yang dipaksakan.
