Bab 6 Dasar wanita iblis
Andi menatap keduanya seperti sudah mengenal lama. Kelvin tersenyum kearah mertuanya Meta
"Duduklah, Bu. Mau minum apa?" tanya Kelvin berpura-pura baik entah apa yang tengah di rencanakan pemuda tampan itu.
"Makasih Kelvin, kau sungguh terlihat berwibawa. Kapan-kapan kalau kau ingin ketemu Ana, kabari aku. Ini alamat kami sekarang, Kel," Meta memberikan kertas bertuliskan alamatnya.
"Makasih, Bu," Kelvin menerima kertas dari Meta
"Ya udah Kel, Ibu pulang dulu. Ibu tunggu di rumah ya, pasti Ana bahagia," ucap Meta dan keluar dari ruangan Kelvin.
Setelah kepergian Meta, Kelvin tertawa
"Hahahahahaha."
Andi menatap kearah Kelvin yang tiba-tiba tertawa, Kelvin sadar di tatap oleh Andi, segera berdehem.
"Ehem. Sorry. Tadi itu mantan mertuaku."
"Jadi, kau pernah nikah."
"Iya, hanya saja kisah pernikahanku rumit tak semulus yang ku bayangkan."
"Maksudnya."
"Aku dipisahkan oleh mertuaku yadi itu, wanita itu sungguh berhati iblis. Dia seenak jidat memisahkan kami. Aku tahu Ana mulai menyukaiku."
"Ana mulai menyukaimu, jadi kau dan istrimu, sebelumnya tak saling cinta," tanya Andi memastikan
"Jadi pernikahan kami awalnya terpasa karena kesalahpahaman para warga mengira kira mesum, akhirnya pada saat itu juga kita di nikahkan, itulah awal sebuah kehancuran mertuaku yang terlarut dalam harta duniawi membuatnya jahat padaku, aku selalu dihina setiap hari. Bahkan makanpun mertuaku tak mau satu meja denganku," jelas Kelvin sambil menyandar sofa
"Sungguh tak manusiawi wanita itu, padahal harta hanya sementara, dasar wanita iblis. Lalu, setelah itu apa yang kau lakukan," Andi antusias membuat Kelvin menatapnya menyelidik
"Maaf ... maaf, aku tak bermaksud mengorek informasi tentangmu."
Kelvin tersenyum dan menepuk bahu Andi agar tak tegang.
"Hai, aku becanda. Aku tahu kau bisa dipercaya. Kakek yang membuatku bangkit, pertolonganku saat beliau kecelakaan dan akhirnya aku bisa berdiri bersamamu, Andi."
"Dan kini saatnya aku melakukan pembalasan pada wanita iblis itu melalui Ana."
"Maksudnya Kel, jangan bilang kau akan balas dendam pada mertua dan istrimu."
"Lebih tepatnya pembalasan menantu miskin."
"Aku peringatkan padamu, Kel. Nanti kau menyesal."
"Tidak Andi, aku sudah mantap membuat kehancuran selama ini ditimbulkan oleh mertuaku. Akan ku hancurkan mereka dengan caraku."
Andi menggeleng kepala tak percaya, Kelvin berfikiran seperti itu. Andi berdoa Kelvin segera sadar jika perbuatan balas dendam takkan membuatnya bahagia.
Di tempat lain, Meta mengunjungi tempat kerja Ana. Nampak dari pintu kaca depan wanita melambaikan tangan ke arah Ana sesaat, perempuan cantik itu melihat ada Ibu nya datang. Ia berpamitan lalu menemuinya.
"Ibu, Ada apa?" Tanya Ana lembut
"Ana, Ibu ada kabar bagus."
"Kabar bagus. Kabar bagus apa Bu?"
"Ibu tadi ketemu Kelvin, kamu masih mencintainya kan," tanya Meta sambil memegang tangan putrinya
Ana nampak senyum malu ia tak bisa memungkiri jika di hatinya masih ada nama suami.
"Nah, Ibu udah tahu jawaban kamu. Mungkin dia akan menemuimu, Ana."
"Kenapa begitu, Bu. Dan juga kenapa Ibu antusias banget. Bukannya membencinya."
Meta berpura-pura baik agar tak terlihat ada udang di balik bakwan. Meta pun berkata, "Ana, Ibu barus sadar jika Kelvin sungguh baik. Ibu sungguh jahat memisahkan kalian."
Ana tersenyum dan memeluk, "Makasih ya Bu, udah merestui kami."
"Sama-sama nak," Meta berpura-pura menangis haru. Sungguh wanita iblis yang tak tahu diri.
.......
Esoknya, Kelvin sudah bersiap menuju kantor. Tapi ia akan berangkat lebih pagi karena ia akan memulai misi. Di ruang makan, Mahesa sudah menunggu Kelvin. Kelvin tahu kakek akan lebih cepat darinya segera menghampiri dan mencium tangan pria tua itu.
"Pagi kakek," sapa Kelvin dengan senyum
"Pagi Kel, ayo duduklah. Kita mulai makan."
"Baik kek."
Setelah berdoa, keduanya mulai makan bersama. Tak lama, Mahesa dan Kelvin selesai dan mengajak untuk berangkat ke kantor.
"Ayo Kel," ajak Mahesa
"Maaf kek, Kelvin ada perlu."
"Kau kemana Kel?"
"Kelvin mau ke tempat teman dulu, kek."
"Baiklah, kau hati-hati."
"Siap kek, kakek juga."
"Iya."
Mahesa sesungguhnya tahu apa yang akan Kelvin lakukan karena mendapat informasi dari salah satu bodyguardnya saat di kantor ada yang melihat wanita jahat itu ke kantornya. Mahesa masuk ke dalam mobil diantar sopirnya lalu melambaikan tangan kearah Kelvin. Setelah mobil yang ditumpangi Mahesa sudah tak terlihat. Kelvin bergegas menuju tempat Ana, di hati Kelvin ia sungguh bahagia akan bertemu wanita pujaannya tapi di lain sisi, dendam membara yang ingin segera ia lakukan.
Beberapa menit, ahirmya Kelvin sampai di tempat Ana. Kelvin melihat rumah sederhana ia pun turun memastikan jika itu benar rumah Ana. Kelvin berjalan menuju depan rumah dan mulai mengetuknya.
Tok
Tok
"Ana."
"Mas Kelvin."
Keduanya nampak kikuk dan salah tingkah setelah beberapa bulan tak bertemu. Ana pun mempersilahkan Kelvin
"Masuklah, mas. Mau aku buatkan minum."
"Em, tak usah Ana. Kamu duduklah."
"Darimana mas tahu tempatku."
"Aku mencarimu Ana. Aku merindukanmu, apa kau tak merindukanku."
Ana tak berani menjawab pertanyaan dari Kelvin, ia sungguh malu mengakuinya. Kelvin tiba-tiba memegang tangan Ana, sontak ia melepaskan
"Kenapa Ana."
"Kita bukan muhrim lagi, mas."
"Maafkan kau. Akan aku pastikan seminggu lagi kita muhrim lagi."
"Apa!" ucap seseorang muncul dari amabag pintu.
"Fiki," ucap keduanya kompak
"Waw, kalian memang serasi, kompak pula."
"Fik, maaf. Kita," ucapan Ana terpotong
"Udah, aku terima kok, An. Kalau kamu tak menyukaiku."
Ana merasa tak enak, karena memang dari awa ia do jodohkan dengan Ibunya. Dan dari belakang muncul Meta menyahutnya
"Maaf ya nak Fiki, Ibu salah menilai Kelvin ternyata dia sungguh mencintai Ana."
Fiki tersenyum miring lalu menjawabnya, "Udah nggak apa Bu, Fiki menyadari."
Fiki mendekat lalu mengulurkan tangan pada Kelvin, Kelvin menatap kearah Ana dibalas anggukan.
Kelvin menerima uluran tangan Fiki
"Selamat bro, tolong jaga Ana. Aku tahu kau begitu mencintainya, semoga bahagia selalu."
"Makasih Fik."
"Kalau begitu, aku pamit dulu, Ana, Bu, Kel."
"Iya, hati-hati Fik."
Fiki mengangguk dan mepangkan kaki keluar sungguh hatinya remuk bercampur sakit hati. Di pikirannya suatu saat Fiki akan membalas sakit hatinya pada mereka. Sedangkan Kelvin meminta ijin mengantar Ana ke tempat kerja. Sepanjang perjalanan Ana mencuri pndang pada Kelvin yang penampilannya 180 derajat berubah menjadi berkelas. Ana tak tau Kelvin bekerja sebagai apa." Kelvin tersenyum miring melihat Ana terpukau dengannya, ia memang mencintai Ana tapi tak seratus persen seperti dulu. Di hatinya hanya ada sakit hati dan balas dendam.
Sesaat mobil Kelvin sudah sampai di depan warung bakso, Kelvin membuka kacamata hitamnya lalu melihat tulisan papan nama tersebut.
"Pak Ndut."
