Bab 3 Wanita penjilat
"Tika. Ngapain kau kesini," tanya Ana menatap aneh pada mantan sahabatnya itu
"Aku kasihan sama suami mu ini, hidup denganmu tapi hanya di sia-sia kan."
"Maksud kamu apa, Tika?" tanya Ana dengan nada agak meninggi yang mulai terpancing emosi atas perkataan Tika
"Hahahahaha, nggak usah pakai otot. Santai sahabatku, oh ya Kel kalau kamu berubah pikiran aku siap menampungmu, buat apa serumah dengan mertua materailistis begini," ujar Tika sambil melirik mertua Kelvin
"Dasar kurang ajar kau wanita penjilat. Kau pergi dari sini sekarang atau akan aku botakkan rambut kau yang keriting itu," ancam Meta sambil menunjuk wajah Tika
"Santai nyonya, saya juga tak sudi menginjakkan kaki ku yang mulus ini ke lantai yang menjijikkan. Kel, aku pergi dulu jika kau butuh bantuan aku selalu ada buatmu."
"Bye semua," ucap Tika manja sambil meninggalkan rumah Ana.
Setelah kepergian Tika, Meta berceloteh ria kembali.
"Kau itu tak hanya miskin tapi juga hobi merayu wanita. Dasar nggak tahu diri," kata Meta dan pergi ke kamarnya
Kevin tak enak hati dengan Ana segera membantu istri membereskan namun, Ana mencegahnya.
"Kamu makanlah mas, kamu belum makan, kan."
"Kau juga Ana, kau hanya makan sedikit saja tadi."
"Tapi."
"Kalau tak mau, ya sudah aku juga tak mau makan," ucap Kevin berpura-pura agar istri mau ikut makan
"Baiklah, ayo duduk."
"Nah begitu, itu namanya istri Kelvin."
Ana mengulas senyuman dan mengambilkan nasi dan lauk untuk suaminya. Keduanya saling menyuapi seperti pasangan pengantin baru lainnya, hanya saja di hati kecil Kelvin ia takut kehilangan istri yang dulunya hanya bersahabat mendadak nikah karena kesalahpahaman.
Sesekali Kelvin mengelus rambut indah istrinya, ia hanya berharap semoga dia bisa selamanya dengan Ana.
Beberapa menit akhirnya, keduanya selesai mana bersama. Ana dibantu Kelvin membereskan meja makan setelahnya, menuju kamar memulai mimpi indah bersama.
Keesokan harinya, saat Ana bangun ia melihat kesampingnya ternyata suami sudah tidak ada. Dan ia beranggapan jika suami pergi kerja, ia memutuskan turun dari ranjang lalu membersihkan diri lalu memasak.
Sedangkan Kelvin, kini menyusuri jalan mencari alamat kerja yang ia lihat di pohon. Saat ia duduk di tepi jalan ia melihat alamat dan nama yang sama dengan lowongan itu. Ia tersenyum dan bergegas menghampiri.
"Permisi, tuan. Apakah lowongan disini masih ada," tanya Kelvin ramah
"Iya nak, masih ada. Apakah kau beneran mau jadi pelayan disini," tanya pemilik warung bakso karena melihat ketampanan Kelvin di atas rata-rata pegawainya.
"Iya tuan, karena saya butuh pekerjaan."
"Baiklah, kau bisa mulai bekerja hari ini kebetulan hari ini ramai."
"Wah, terimakasih tuan."
"Panggil pak Ndut aja."
"Iya pak Ndut."
"Namamu siapa nak."
"Aku Kelvin, pak Ndut."
"Selamat bekerja ya Kelvin, bergabunglah bersama teman-teman baru mu."
"Baik pak Ndut, aku permisi."
Selama Kevin menjadi pelayan baru beberapa jam, warung bakso milik pak Ndut sudah di serbu para anak remaja hingga dewasa untuk menikmati bakso tapi di lain sisi mereka ingin lebih dekat dengan Kelvin karena ketampanan bak artis Korea.
Selang satu jam, bakso milik pak Ndut sudah ludes, biasanya pukul 7 malam baksonya baru habis tapi ini lebih cepat dari biasanya pukul 5 sore sudah habis.
Semua bahagia karena kedatangan Kelvin, membuat omset naik dan cepat laku.
"Kau hebat Kelvin," ucap salah satu teman di warung bakso
"Kau bisa saja, kau juga pelayan baik kok. Kalian malahan yang udah lama aku baru beberapa jam."
"Beberapa jam tapi cepet habis."
"Oh ya nak Kelvin, ini sebagai tanda terimakasihku padamu karena hari ini omset meningkat tajam," Pak Ndut memberikan paperbag berisi makanan serta seragam untuk Kelvin serta bonusnya
"Dan untuk kalian semua lihat di rekening ya."
"Waw, pak Ndut anda keren sekali. makasih ya," seru pegawai nya
"Iya, ini berkat kalian semua. Sekarang kalian beristirahat pulanglah."
Akhirnya mereka bergegas pulang, terutama Kelvin bahagia bisa mendapat pekerjaan dan membawa bonus untuk istri.
Tak lama pria tampan itu sudah sampai di rumah, namun ternyata ada tamu dan duduk di sebelah istri dan mertua.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Mas baru pulang."
"Iya."
"Oh ya, nak Fiki, itu sepupunya Ana. Dia nginap di sini beberapa hari," Meta memperkemalkan Kelķ
Fiki tersenyum dan berdiri menghampiri Kelvin
"Hai, senang bertemu denganmu," Fiki menjabat tangan Kelvin.
Kelvin menerima jabat tangan Fiki lantas ia berpamitan
"Aku ke dalam dulu ya An, Bu, Fiki."
"Mas."
"Udah Ana, biarkan Kelvin istirahat dia pasti capek," cegah Meta agar Ana tak menghampiri suaminya
Akhirnya Ana duduk kembali disamping Fiki membuatnya risih, sesungguhnya disini yang salah itu adalah Meta karena wanita paruh baya itu sengaja mengenalkan Ana masih belum menikah
Di satu sisi, Kelvin sakit hati bisanya mertua bilang di sepupu. Ia berfikir apakah istrinya akan dinikahkan dengan pria itu. Ia tak tahu harus berbuat apa jika benar, ia kini memilih untuk mencuci muka dan melepaskan penatnya di kamar.
Sekitar setengah jam Fiki berpamitan pulang dan Ana merasa lega seperti tengah menahan sesuatu yang ia ingin keluarkan. Ia bergegas menyusul suami, saat pintu kamar dibuka, terlihat suami sudah mendengkur membuat Ana tersenyum tahu jika suaminya kecapekan. Ana menyelimuti tubuh suaminya agar tak kedinginan lalu ia beralih pada paperbag yang di bawa suami. Ia melihat isinya seragam dan makanan, ia ambil makanannya untuk di hangatkan agar esok bisa di makan suami. Setelah selesai, ia taruh makanan di kamar dan dikasih penutup diatasnya ada catatan kecil untuk suami.
Kini perempuan cantik itu ikut dalam mimpi indah suaminya.
Paginya, Kelvin merasa ada yang memeluk ia segera bangun dan ternyata istrinya. Ia mengecup kening istri dan memindahkan tangan istri pelan-pelan agar tak mengganggu tidurnya. Pria tampan itu menuju kamar mandi dan seperti biasa mertuanya mengucap kalimat tak menyenangkan
"Dangar ya Kel, jika dalam waktu dua minggu kau tak bisa kaya. Maka aku tak segan memisahkan kalian dengan caraku, oh ya pria kemarin akan aku nikahkan dengan Ana, jadi kau bersiaplah menyingkir," ucap Meta berlalu sambil menyenggol badan Kelvin
Kelvin tak menghiraukan dan ia mempercepat mandi agar tak telat ke tempat kerjanya yang baru. Setelah selesai ia masuk kamar dan melihat ternyata istri sudah menyiapkan semua untuknya.
Kelvin tersenyum lalu memakannya dan menyisakan untuk sang istri. Ia mengecup kening istri dan pergi ke tempat kerja.
Saat sampai di tempat kerja, Kevin terkejut antrean begitu panjang dan ada salah satu pengunjung mencarinya.
"Apakah kamu bernama Kelvin?"
