Chapter 8
Permaisuri Yu Xiaou atau Ibu kandung Putri Su Xiang yang telah muak melihat tingkah Putrinya sedari tadi mendekat dan menampar Putrinya tersebut.
PLAKK..
"APA KAU PIKIR DENGAN KAU SEPERTI INI SEMUANYA AKAN SELESAI" Bentak Permaisuri Xiaou didepan anak nya tersebut dengan mengguncang kedua bahu Putri Su Xiang dengan kencang.
"Hiks.. Hiks.. Kau menamparku" ucap Su Xiang dengan memegang pipi kirinya yang di tampar oleh ibu nya tersebut.
"Huff.. Maafkan ibunda, ibunda tadi lepas kendali karna melihat kau seperti tadi" ucap Pemaisuri Xiaou dengan mengubah suaranya menjadi lembut dan mengusap pipi anaknya yang ditamparnya tadi.
"Ini semua kesalahan Su Jia Limei, karna dia kau menjadi seperti ini, aku akan membalasnya nanti, berani beraninya dia mematahkan pergelangan tangan Putriku, dimana dia mendapat keberanian seperti itu haa" Ucap Permaisuri Xiaou yang naik darah mendengar cerita Putrinya tadi.
"Hiks.. Aku tidak rela diperlakukan seperti ini Ibunda, aku ingin kau membunuhnya cepat atau lambat” ucap Su Xiang dengan wajah yang memerah karna marah.
"Kau tenang saja, sekarang aku akan membayar pembunuh bayaran untuk membunuhnya. Aku sekarang tidak peduli lagi, aku akan membunuh nya. Dia sama sekali tidak berguna di kekaisaran ini" ucap Permaisuri Xiaou dengan senyuman miring di wajahnya.
"Aku sangat menyayangi Ibunda” ucap Su Xiang dengan ekpresi senang di wajahnya sambil memeluk ibunya itu dengan erat.
‘Kau akan mati Su Jia Limei' batin Su Xiang dengan senyuman miring diwajahnya
***,
Keesokan paginya Jia Limei yang baru terbangun karna cahaya matahari yang menyilaukan matanya, langsung memanggil Gu Ji dan menyuruh pelayannya itu untuk mempersiapkan air untuk dia mandi.
Ketika Gu Ji sudah selesai mempersiapkan air mandi tuannya, dia langsung memberi tahu majikannya itu.
“Airnya sudah siap Putri" Ucap Gu Ji dengan menundukkan sedikit kepalanya.
"Mmm.. Siapkan baju ku, aku akan keluar untuk melihat lihat kekaisaran nanti" ucap Jia Limei yang berjalan ke arah pemandiannya.
"Ta..tapi Putri, kita butuh persetujuan Kaisar untuk keluar dari istana" ucap Gu Ji takut takut bila nanti tuannya itu memarahinya, karna perubahan sikap tuannya membuat dia seperti bukan majikannya yang dulu.
"Kalau begitu kau beritahu Kaisarmu itu kalau aku ingin keluar dari istana, jika dia tidak mengizinkan bilang padanya kalau aku akan tetap keluar tanpa persetujuan nya sekalipun" ucap Jia Limei dengan tenang dan melanjutkan kembali perjalanan nya yang terhenti tadi ke pemandian.
"Ta..tapi Putri..."
“Lakukan saja perintahku" potong Jia Limei dengan melihat Gu Ji dari sudut matanya, membuat atmosfir pagi itu langsung berubah.
"Maafkan atas kelancangan hamba Putri" ucap Gu Ji sambil membenturkan keningnya ke tanah dengan keras.
"Ck.. Berdirilah dan sampaikan perkataan ku tadi kepada Kaisar" ucap Jia Limei yang langsung masuk ke pemandian nya, karna tidak mau berlama lama lagi berbicara dengan Gu Ji yang membuat kepalanya sakit.
“Baik Putri" dan pergilah Gu Ji ke kediaman Kaisar untuk menyampaikan perkataan Majikannya itu setelah menyiapkan pakaian yang akan dipakai majikannya tersebut.
Setelah berendam kurang lebih 30 menit. Jia Limei langsung memakai pakaian yang disiapkan oleh Gu Ji tadi dan melihat dirinya didepan cermin.
Pakaian bewarna biru langit dengan ikan pinggang yang membuat lekuk tubuhnya yang sempurna terlihat, dan gambar bunga bunga kecil di bagian bawah pakaiannya, membuatnya seperti memang seorang dewi.
Setelah melihat penampilannya, Jia Limei duduk didepan meja riasnya untuk menunggu Gu Ji yang masih belum datang, karna memang istana kekaisaran ini yang sangat luas.
5 menit setelah itu Gu Ji datang dan langsung menunduk di belakang Jia Limei.
"Ma..Maaf Putri tapi ki..kita tidak diperbolehkan keluar oleh Kaisar” ucap Gu Ji semakin menundukkan kepalanya karna takut akan kena hukuman dari Putri Su Jia Limei.
Jia Limei hanya menggumam dan menyuruh Gu Ji untuk menandani dirinya.
Gu Ji yang disuruh langsung menuruti permintaan Tuan Putrinya tanpa bertanya apa apa lagi karna takut akan kemarahan Jia Limei seperti tadi.
Setelah memoleskan bedak, pewarna pipi, dan pewarna bibir warna pink pekat di bibir Jia Limei, yang membuat kesan seksi di wajahnya.
Dan menata rambut Jia Limei dengan belah tengah, dan memberi jepit bunga kecil bewarna biru langit di bagian kanan dan kiri rambutnya dan membiarkan rambut hitam panjangnya tergerai dengan begitu indah di punggungnya.
Membuat semua orang yang telah menatapnya tidak akan mau lagi memalingkan wajahnya, karna melihat Su Jia Limei.
Su Jia Limei yang melihat hasil karya Gu Ji di wajahnya tersenyum puas, dan berdiri dari duduk nya dengan anggun.
"Ayo kita pergi" ucap Jia Limei dengan senyum tipis dibibirnya, hanya karna Kaisar bodoh itu tidak mengizinkan pergi, dia tidak akan pergi .
Dia akan membuat kehebohan dengan wajahnya ini ke seluruh kekaisaran, lihat saja nanti dia sudah tidak sabar untuk bersenang senang.
****
Putri Su Jia Limei keluar dari kediaman nya dengan santai, dan terus berjalan ke arah gerbang Istana tanpa memperdulikan semua tatapan dari para pelayan dan pengawal yang berada disetiap jalan yang dia lalui.
Para pengawal dan pelayan tidak mengeluarkan sepatah katapun sampai mereka melihat Jia Limei hilang dari pandangan mereka
“Aku mendengar dari beberapa pelayan kalau dia adalah Putri Su Jia Limei" ucap pelayan yang sudah sadar bahwa Su Jia Limei tidak lagi terlihat oleh pandangannya.
“Apa maksudmu, mana mungkin dia adalah Putri Su Jia Limei, Putri Su Jia Limei tidak memiliki aura kebangsawanan yang sepekat Putri tadi" ucap pelayan yang lain
“Kau benar mana mungkin dia adalah Putri Sampah itu, Putri Jia Limei selalu menunduk ketika berjalan seperti seorang pengecut, dan dia juga dirumorkan memiliki wajah yang sangat menjijikan" ucap pelayan yang satunya lagi.
"Hei, ayolah itu hanya rumor. Bagaimana jika dia adalah Putri Jia Limei, dan sifatnya yang pengecut itu hanya pura pura saja. Dan sekarang dia sudah menunjukan wajah nya, tentu saja sifat aslinya juga akan dia tunjukan, karna aku mendengar dia menutup wajahnya karna disuruh Permaisuri terdahulu (ibu kandung Jia Limei) mungkin Permaisuri terdahulu tau kalau wajah Putri nya sangat cantik sampai bisa menghancurkan sebuah benua, karna itu dia menyuruh Putri Jia Limei menutup wajah nya” ucap pelayan yang pertama tadi berbicara.
Membuat pelayan lain yang mendengar nya mengangguk anggukan kepalanya, karna yang dibilang pelayan itu ada benarnya juga. Setelah berbicang tentang putri Jia Limei mereka ditegur kepala pelayan dan kembali ke perkerjaan masing masing.
Sesampainya Jia Limei di depan gerbang Istana dia langsung dihadang oleh para Pengawal yang menjaga gerbang istana dengan menyilangkan tongkat yang menyerupai tombak.
"Maaf anda tidak bisa keluar jika tidak ada surat Izin dari Kaisar" ucap salah satu pengawal yang sepertinya adalah jendral dari pengawal pengawal tersebut. Tidak lupa pengawal itu curi curi pandang untuk melihat wajah cantik bak dewi Su Jia Limei yang baru pertama kali di lihat nya.
“Apa maksudmu seorang Putri juga harus keluar dengan izin " ucap Jia Limei dingin dengan menatap Jendral yang ada didepannya dengan mata setajam elangnya dan satu alis terangkat.
“Maaf atas kelancangan saya, tapi apakah Putri adalah tamu kekaisaran" tanya Jendral tersebut dan menundukkan kepalanya karna dia tidak ingin membuat pertengkaran antar kekaisaran.
"Apa maksudmu, aku adalah putri keempat kekaisaran ini,Putri Su Jia Limei" ucap Jia Limei dengan santai, yang mampu membuat semua orang yang ada disana terkejut bukan main.
Bagaimana mungkin Putri yang dirumorkan buruk rupa mempunyai wajah seperti seorang Dewi yang begitu cantik, mereka benar benar kehilangan kata kata.
"Jangan becanda, sebaiknya anda kembali ke dalam Istana sebelum kami memakai kekerasan" Ucap Jendral tersebut karna tidak ingin mendengar omong kosong gadis cantik itu lagi, walaupun sebenarnya dia masih ingin melihat wajah Jia Limeéi.
"Jika aku tetap tidak mau" tanya Jia Limei dengan senyum miringnya, membuat atmosfir disana berubah dengan satu kedipan mata. Membuat para dayang dan pengawal menggigil seketika.
"Pengawal bawa Putri ini kedalam Istana kembali" perintah Jendral tersebut kepada dua orang bawahannya dan ingin berbalik pergi.
Tapi langkahnya terhenti ketika mendengar teriakan pengawalnya yang begitu kencang dan reflek kembali menghadap ke arah Jia Limei.
Dia melihat kedua tangan pengawalnya seperti patah dan dua pengawalnya itu jatuh pingsan karna membentur batu besar disamping gerbang istana, dengan kepala mereka berdarah begitu banyak.
"Apa yang kau lakukan" bentak Jendral tersebut ke arah Jia Limei, dia tidak bisa menahan emosi nya karna dua pengawal nya itu sudah terlatih dan kalah hanya karna seorang gadis kecil, itu membuatnya malu sebagai pelatih para pengawal pengawal tersebut dan pengawal lainnya.
"Hanya mematahkan tangan mereka dan mendorong mereka sedikit, mereka saja yang lemah sampai berdarah seperti itu. Kurasa pelatihnya saja yang kurang becus malatih mereka" ucap Jia Limei tenang dengan mengucap kata terakhirnya dengan menatap mata Jendral itu meremehkan membuat Jendral tersebut semakin naik pitam.
“Beraninya kau" bentak Jendral tersebut dengan menarik dan mengacungkan pedang nya ke arah Jia Limei.
Jia Limei yang melihat pedang yang sangat tajam itu didepan wajahnya hanya santai dan tersenyum senang ‘ada sedikit hiburan nih’ batin Jia Limei dan mengambil pedang pengawal tadi yang jatuh, yang ada dikakinya dengan mendorong pedang tersebut ke atas dengan kaki dan menangkapnya seperti bola, juga langsung mengacungkan pedangnya ke arah Jendral tersebut.
"Mulailah" ucap Jia Limei dengan pandangan meremehkan dan semakin menyulut amarah Jendral tersebut membuat Jendral itu menyerang Jia Limei terlebih dahulu. Dan pertarungan mereka disaksikan para pelayan dan pengawal yang semakin banyak berkumpul disana. Jia Limei dengan santai menahan serangan serangan Jendral tersebut, sedangkan Jendral kewalahan karna serangannya selalu ditahan dengan baik oleh Jia Limei.
