bab 8 Membawa ayya pulang
pagi hari,ayya sedang mengaji saat uminya masuk kedalam kamarnya.
" ayya...semua barang- barangmu sudah beres kan?" tanya umi sambil membelai kepala ayya.
" sudah umi...itu semua sudah masuk koper juga di tas- tas itu." ayya menunjuk sebuah koper dan dua buah tas kecil, semua berisi keperluannya karena dua hari lagi dia sudah mulai bersekolah dan mondok.
"ya sudah...sekarang bantu umi menyiapkan sarapan untuk abah,abi,umi hana dan kakakmu rafi . " kirana menarik tangan putrinya,dan kedua wanita cantik itu pun segera bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan, ternyata mbak ndalem sudah selesai, kirana dan ayya tinggal menghidangkan dimeja makan.setelah semua beres ayya memanggil keluarga kyai bashori dan rafi, sementara uminya memanggil abinya ,mereka makan bersama dan saat semua selesai ayya langsung bersiap untuk berangkat ke kudus.
" ayya...semua barang- barangmu sudah dimasukkan kedalam mobil..." uminya memberitahu ayya yang masih berada dikamarnya mencari sesuatu yang tertinggal.
" iya umi...sebentar...ayya ada kelupaan..." ayya menjawab uminya.sementara diruang tamu, kyai bashori sedang berpamitan pada kyai ziyad.
" ziyad...kami permisi dulu...terima kasih atas semuanya, terutama untuk putri cantikmu yang telah kau ikhlaskan untuk rafi putra kami." kyai bashori tersenyum.
" rafi...kuserahkan ayya padamu, bimbing dan lindungi dia, aku percaya sepenuhnya padamu, jangan kau sakiti hatinya." ziyad menasihati menantunya
" njih abi..." kemudian kyai ziyad berdo' a untuknya.
"بارك اللّه لك وبارك عليك وجمع بينكم في خير ابدا.."
"aamiin..." rafi,kyai bashori dan umi hana mengaminkan do'a kyai ziyad. mereka pun segera menuju mobil,ayya dan uminya keluar dan langsung mengantar putrinya masuk ke dalam mobil, ayya duduk dikursi belakang bersama umi hana dan rafi yang mengemudi ditemani kyai bashori yang duduk di kursi penumpang didepan.
" kami permisi dulu....assalamu'alaikum..." kyai bashori,rafi,ayya dan umi hana melambaikan tangannya, ayya melihat umi dan abinya hatinya sedikit bersedih...dia menitikkan airmata, umi hana memeluk tubuh kecil ayya dan mencium pucuk kepala gadis cantik dengan jilbab diatas kepalanya, wajahnya sangat imut, jadi saat dia menangis,hati srmua orang jatuh untuknya.
" ssttt...sayang... jangan menangis...ayya kan pergi untuk belajar,tidak boleh bersedih...oke..." umi hana mengusap airmata ayya.rafi melihat wajah ayya dari kaca sepion didepannya, kyai bashori menggelengkan kepalanya.
" rafi...fokus menyetir, kau bisa menenangkannya nanti dirumah...abinya ini memang selalu menggoda putra satu- satunya ini.
" iya bi...tapi ayya kasihan, dia sangat sedih..." rafi masih berkomentar.
" sudah ada umimu yang menenangkannya." kyai bashori agak gemas dengan sikap protektif rafi terhadap ayya.
" kak rafi...jangan khawatir...ayya baik- baik saja kok.." ayya menenangkan rafi, kini dia tidak menangis lagi...ayya tersenyum pada rafi dan hati rafi menjadi tenang, rafi mengendarai mobilnya dengan kecepatan normal, tetapi karena mereka lewat jalan tol, mereka sampai di rumah lebih cepat.setelah waktu dhuhur mobil rafi memasuki halaman pesantren, kang ndalem yang melihat kyai mereka tiba bergegas menghampiri dan membawakan barang- barang ayya...
" rafi...gendong ayya dan bawa kekamarmu..." umi hana meminta rafi menggendong ayya yang tertidur di pangkuan umi hana,rafi mengangkat tubuh mungil ayya dengan perlahan dan membawanya kekamarnya,kemudian rafi membaringkan ayya dengan perlahan, rafi menatap wajah ayya yang terlelap dan tersenyum, saat ayya sudah nyaman berbaring ditempat tidur, rafi menyelimuti istrinya dan mencium keningnya sekilas dan keluar, rafi kemudian beristirahat dikamar ahfaz , dia sangat lelah karena perjalanan jauh dari blitar ke kudus.rafi akhirnya juga terlelap. kyai bashori langsung berkeliling melihat kegiatan para santri,sementara umi hana yang penasaran karena tidak melihat rafi setelah mengantar ayya kekamarnya menjadi penasaran dan melihat kekamar ayya, dibukannya pintu secara perlahan, saat umi hana melihat ayya tidur dengan pulas umi hana tersenyum.dia juga tidak melihat rafi disana, dia menutup kembali pintu kamar ayya dan saat berbalik rafi sudah berdiri di belakangnya dan tersenyum melihat uminya terkejut.
" umi kenapa mengintip kamar rafi seperti itu, umi dan abi tenang ya...rafi bisa memegang kata- kata rafi kok." rafi tersenyum geli melihat mimik muka uminya.
" dasar anak nakal..." umi hana yang merasa malu karena terpergok putranya sendiri kemudian meninggalkan rafi yang masih berdiri dan tersenyum disana.
