bab 9 Berangkat ke pondok
rafi mengetuk pintu kamarnya yang kini ditempati ayya.
"assalamu'alaikum....ayya .. " rafi menunggu ayya membuka pintu.
" wa'alaikum salam..eh kak rafi...ada apa kak?" tanya ayya yang melihat rafi sepertinya ingin menyampaikan sesuatu.
" mmm...boleh kakak masuk ?" tanyanya dan diangguki oleh ayya.rafi pun masuk kedalam kamar ayya.
" sebentar ya kak. ayya betulin jilbab dulu..." ayya hendak pergi tetapi rafi menarik tangan ayya hingga jilbab yang berada dikepala ayya terjatuh, ayya buru- buru mengambil dan memakainya,tetapi rafi mengambil jilbab itu dan mendudukkan ayya di tempat tidur,rafi kemudian beranjak ke meja belajarnya,disana dia mengambil karet milik ayya dan sisir, kemudian rafi menyisir rambut ayya dan menguncirnya,setelah itu,rafi menakaikan jilbab ayya .
" nah...begini kan cantik..." rafi mencubit hidung ayya dengan gemas sementara ayya tertunduk malu.
" kak rafi...maaf sebelumnya,ayya mau bertanya .." ayya berkata dengan ragu- ragu.
"silahkan...mau bertanya apapun boleh..." rafi tertawa melihat gadis kecilnya menjadi agak gugup, ayya terlihat semakin imut.
" mm...kak...bukankah kita ini bukan saudara sedarah, saat ini usia kita sudah remaja,bukankah kita tidak boleh saling menyentuh kak...karena bagaimanapun juga sebenarnya kita adalah orang lain" ayya menatap wajah tampan rafi .
" ayya...sebelum kakak jawab satu yang harus kau ingat, aku tidak suka kau menyebut kita orang lain...oke...kau adalah gadisku.., dan selamanya akan seperti itu...khusus untuk kita...kita boleh saling menyentuh...seperti dulu saat kita masih kecil, tidak ada yang berubah, aku boleh memelukmu dan menciummu karena kau adalah gadis kecil milik kakak...dan milik kelyarga kami...kau boleh bertanya pada abi dan umi kalau tidak percaya..." rafi membelai pipi ayya.
" tapi kenapa kak...bukankah itu sesuatu yang pasti dan datang dari sisi Allah..." ayya masih ingin tahu, dia gadis yang pintar, jadi agak sulit menyembunyikan kebenaran darinya.
" karena hubungan kita istimewa,,suatu saat nanti, kalau waktunya sudah tepat, kakak akan menjelaskannya kepadamu." ayya pun mengangguk, keduanya kemudian keluar dari kamar ayya dan menuju ruang makan, disana sudah ada kyai bashori dan umi hana yang tersenyum melihat hubungan ayya dan rafi.
" ayya,rafi, ayo segera duduk dan kita makan bersama." umi hana menyerahkan oiring berisi nasi pada ayya dan rafi, keduanya kemudian memilih lauk yang mereka sukai,empat orang itu makan dengan tenang.
" umi,abi...ayya besok sudah harus datang ke pondok, seminggu sebelum sekolah dimulai, ayya sudah harus bisa beradaptasi dengan lingkungan baru ayya,jadi ayya mohon ijin kekamar lebih dulu,,ingin mempersiapkan barang- barang ayya untuk besok yang akan ayya bawa." ayya melihat umi dan abi tersenyum dan mengangguk.
" rafi...bantu ayya mengemasi barang- barangnya." kyai bashori dan umi hana mengedipkan matanya pada rafi yang langsung memberi jempol pada kedua orang tuanya itu.
" terima kasih abah ..umi..." rafi segera menyusul ayya yang sudah kembali lebih dulu.
" ayya...ada yang bisa kakak bantu..." rafi merangkul ayya yang sedang mengemasi barang- barangnya.
" kakak...ayya malah tidak bisa melakukan apapun kalau seperti ini." ayya menyingkirkan tangan rafi.
" baik...kakak akan melepaskanmu,asalkan ayya cium pipi kakak dulu..." rafi menusuk pipinya sendiri dengan jari telunjuknya.
" nggak mau ..ayya malu...kita sudah besar kak ..kita bukan anak kecil lagi..." ayya menolak keinginan rafi.
" ayolah ayya,sekali saja, besok kira sudah dipesantren, kita akan jarang bertemu...dan bagi kakak...kau tetap gadis kecil kakak..." rafi memohon pada ayya dan ayya pun mencium sekilas pipi rafi, kemudian ayya menutup wajahnya dengan kedua tangan mungilnya, rafi menjadi tambah gemas.
" kakak tunggu disini...kau membereskan semua yang akan kau bawa,,,jangan ada yang ketinggalan..." rafi kemudian tidur diranjang ayya dan memperhatikan istrinya yang sedang serius mengepak barang- barangnya.
"selesai..." ayya bertepuk tangan.
" ya sudah...ayya tidur lebih awal...besok kita berangkat pagi..." rafi kemudian mencium kening ayya dan keluar dari kamar itu, rafi juga harus berkemas.
keesokan harinya, rafi dan ayya diantar oleh umi dan abinya ,sesampainya mereka di pondok, umi,abi dan rafi mengantar ayya ke pondok putri dulu.dipesantren ini,rafi tergabung di grup rebana pondok putra sebagai vokalis,jadi wajahnya sangat terkenal, saat melihat rafi berada di pondok putri semua heboh...banyak santri putri yang mengidolajan rafi,jadi mereka semua histeris,ayya merasa tidak suka melihat para sabtriwati itu memperlakukan kakak tampannya dia pun meminta rafi kembali ke pondok putra.
" kakak...kamu kembali saja ke pondok putra,disini para gadis itu melihatmu penuh nafsu,ayya tidak suka mereka memperlakukan kakak seperti itu.." ayya mengerucutkan bibirnya, kyai bashori dan umi hana tersenyum geli melihat ayya cemburu,sementara rafi merasa sangat bahagia melihat sikap ayya terhadapnya.
