Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

bab 7 Kekasih halal

" maula ya sholli wassalim da'iman abada...

'ala habibika khoiril kholqi kullihimi

oh abang adik juga rindu...

dengan abang yang tampan itu...

salam balik untuk ayah ibu...

adik siap jadi menantu...

maula ya sholli wassalim da'iman abada...

ala habibika khoiril kbolqi kullihimi...

abang jangan lama disitu...

adik sudah lama menunggu...

berdo'a semoga Allah bantu..

semoga cepat kita bersatu...

rafi baru saja tiba di pesantren Al Buruj milik kyai ziyad abinya ayya, dia mendengar suara ayya yang merdu dan liriknya itu membuatnya menyunggingkan senyum.

" gadis itu...semakin menggemaskan.," rafi bergumam sendiri, dia tersenyum mendengar suara orang yang dirindukannya, rafi,abi dan uminya kemudian masuk ke ndalem,disana sudah ada kyai ziyad dan umi kirana yang menyambutnya, rafi mencium tangan kyai ziyad dan umi kirana secara bergantian dan mereka dipersilahkan masuk.

" lho katanya kalian akan datang besok...tapi sekarang sudah berada disini..." kyai ziyad memulai menyapa kami dengan pertanyaannya, abi nya rafi pun tersenyum dan menjelaskan maksud kedatangan mereka malam ini.

" begini ziyad..memang rencana awal kami datang besok, tetapi ada hal penting yang akan kami sampaikan" kyai bashori langsung ke inti.

" oh...ada apa ini...?" tanya kyai ziyad lagi dan memandang keluarga tiga didepannya.

"rafi...kamu ngomong sendiri..." kyai bashori menyuruh rafi untuk mengutarakan maksudnya dan dia pun mengangguk.

" bismillah,,om ziyad,pada kesempatan ini,saya mau meminta ijin kepada om dan tante untuk meminang ayya untuk rafi jadikan istri..." raffi menyampaikan maksudnya dengan lancar,tidak grogi sama sekali meskipun tatapan tajam kyai ziyad dan umi kirana seperti menelanjanginya.

"apa alasan mu rafi..." kyai ziyad menatap kyai bashori sebagai ayah rafi, tetapi beliau mengangkat bahunya enggan ikut campur.umi kirana dan umi hana juga menatap rafi.

" sebenarnya rafi sudah menyayangi ayya saat pertama kali rafi melihat ayya dirumah dulu om...rafi mengira semua itu karena kami bersaudara, tetapi semakin kami beranjak besar, rasa itu berubah menjadi cinta om,tante,rafi sangat mencintai ayya, dan sebentar lagi kami akan belajar dipesantren yang sama, agar rafi bisa menjaga dan melindungi ayya, rafi ingin menghalalkan ayya untuk rafi,om,tante...tetapi anda berdua tidak perlu khawatir, rafi hanya ingin melindungi ayya, rafi tidak akan menyentuh ayya untuk hal- hal yang "itu" sampai usia kami matang dan benar- benar siap om...rafi juga mohon agar merahasiakan pernikahan ini dari ayya,agar dia tidak terbebani dengan kewajiban menjadi seorang istri, demikian om

..tante...keputusan akhir berada disisi anda berdua selaku wali dan orang tua kandung ayya." rafi sudah menyampaikan niatnya dan dia melihat kyai ziyad dan umi kirana tersenyum.

"umi, tolong panggil mbak ndalem dua orang, dan kang ndalem dua orang sebagai saksi." umi kirana langsung melaksanakan perintah suaminya dan rafi mohon undur diri sebentar ke mobil untuk mengambil mahar yang telah disiapkannya.kini syarat nikah sudah terpenuhi dan kyai ziyad menikahkannya denga ayya secara langsung,kyai ziyad menjabat tangan rafi dengan erat dan memulai ijab.rafi membaca surah arrohman dengan lancar dan fasih karena ini adalah mahar yang rafi berikan untuk ayya  selain uang tunai dan perhiasan.

"arrafi tsurayya... ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti A'thif 'Alayya alal mahri surah Arrohman hallan." kyai ziyad menyentakkan tangan rafi yang dijabatnya dengan erat dan rafi segera mengucapkan lafadz qobul dalam bahasa arab yang fasih dalam satu tarikan nafas

"qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq" kyai ziyad melihat sekeliling dan semua orang mengatakan "SAH". kini rafi dan ayya sudah sah menjadi suami istri, kang dan mbak ndalem diminta umi kirana untuk segera membereskan mahar yang dibawa rafi karena latihan ayya sudah selesai, dalam sekejap suasana sakral diruang tamu beberapa saat yang lalu sudah kembali normal, tak berapa lama ayya kembali.

"assalamu'alaikum...umi hana,abah..kak rafi,kalian sudah disini...ayya kira kalian datang besok.. " ayya mencium tangan kyai bashori dan umi hana yang tanpa disadarinya sudah menjadi mertuanya, saat matanya bertatapan dengan rafi,hati ayya dan rafi sama- sama bergetar, pipi ayya bersemu merah, dia hendak duduk disebelah uminya saat tangan rafi menjabat tangannya dan menariknya.

" kau tidak mencium tangan kakak seperti biasanya..hemmm...." rafi tersenyum pada ayya yang sangat dirindukannya, ayya pun mencium tangan rafi yang sekarang sudah menjadi suaminya tanpa sepengetahuannya, setelah rafi melepaskan tangannya,kemudian tangan rafi berpindah menyentuh kepala ayya,dia berdo'a dalam diam dan melepaskannya.

" gadis pintar..." suara rafi membuat ayya berdebar, dia sebenarnya ingin ikut menemani mereka,tetapi ayya mengurungkan niatnya dan mohon undur diri masuk kekamarnya.

" maaf...ayya masuk kamar dulu..." pamitnya,tiba- tiba ayya merasa canggung didekat rafi. semua orang tersenyum dengan tingkah pengantin baru itu.

" kyai bashori, sudah larut,silahkan anda beristirahat dikamar tamu yang sudah kami persiapkan, besok kalian akan menempuh perjalanan yang jauh.rafi...kamu mau tidur dimana...?" goda kyai ziyad,rafi pun membelalakkan matanya dan dia tersipu.semua orang beristirahat, umi hana dan kyai bashori sementara rafi seorang diri tidur dikamar ahfaz yang kosong karena ahfaz sudah berangkat ke pondok kemarin.

didalam kamar, rafi tidak segera tertidur, dia teringat wajah istrinya tadi saat mereka bertemu.

" ayya...istriku...aku sebenarnya ingin memelukmu,,tapi aku rela menahannya demi kamu sayang...ayya kamu adalah kekasih halalku sekarang." rafi tersenyum dan perlahan matanya terpejam dengan bibir menyunggingkan senyum.hal yang sama dialami ayya, dia tidak bisa tidur,terbayang wajah kakaknya yang sangat tampan dan sangat perhatian padanya.

" kak rafi...kenapa kau menyentuh tanganku, meskipun kita bersaudara dan tumbuh bersama,tetapi kita ini bukan muhrim, apa kau lupa kita mula beranjak remaja

..kita sudah mendekati akil baligh,atau aku memang masih adik kecilnya...ahh...entahlah..." ayya mengacak rambut sebahunya, dia memang masih kecil, bahkan dia belum mendapat haid,,ayya akhirnya terlelap

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel