bab 20 Sebuah pengakuan
"Ayya,bagaimana hubunganmu dengan rafi?" tanya umi kirana pada putrinya. dia penasaran tentang hubungan putrinya setelah dia mengetahui bahwa rafi adalah suaminya.
"biasa aja umi, soalnya ayya masih berpura -pura tidak tahu kalau ayya adalah istrinya," ayya tersenyum melihat uminya yang memelototinya.
"kamu masih saja menjadi anak nakal sayang,seharusnya kamu bilang sama rafi kalau kamu sudah umi beritahu bahwa kalian sudah menikah."umi kirana memandang putrinya dengan gemas.
"ayya masih takut umi, takut kak rafi meminta haknya,ayya belum siap umi."ayya berkata jujur pada uminya,ayya tidak pernah menyembunyikan apapun pada uminya,mereka seperti sahabat.
"tetapi apakah rafi pernah memperlakukanmu sebagai seorang istri nak? misalnya menciummu atau memelukmu,seperti sikap seorang lelaki kepada wanita? kirana ingin tahu,ayya sangat pintar,dia adalah seorang jenius,ayya paham dengan maksud pertanyaan uminya.
"umi ngomong apa?" tanya ayya tersipu,dia malu membicarakan hal-hal seperti itu.
"ayolah sayang...jangan berpura-pura,umi juga pernah muda."umi kirana menahan tawa karena dia berhasil menggoda putrinya.
"umi..ayya berterima kasih umi dan abi telah menikahkan ayya dengan kak rafi,dia lelaki yang baik,dia tidak pernah mencuri - curi kesempatan dan melakuan hal-hal yang tidak pantas pada ayya,paling-paling kak rafi hanya memeluk ayya,itu pun saat ayya sedang benar-benar terpuruk. kak rafi selalu berperan sebagai seorang kakak yang baik yang menjaga ayya seperti menjaga adik kecilnya,dia sangat menyayangi ayya umi." umi kirana memeluk putrinya.
"ayya..apakah kau mencintainya?" tanya um kirana pada ayya,yang ditanya langsung tersipu malu.
"iya umi,ayya mencintai kak rafi semenjak ayya tahu kak rafi adalah suami ayya."ayya membenamkan kepalanya dipelukan uminya,kirana membelai kepala ayya yang tertutup pashmina,dia sangat cantik dan imut.
"bi..lihat,putrimu sudah menjadi dewasa sekarang,dia sudah mulai mencintai suaminya." umi kirana memeluk ayya dan ayya memanfaatkan momen ini untuk bermanja Bersama uminya,sebentar lagi ayya dan ahfaz akan belajar diluar negeri,dan mungkin tidak akan bertemu dengan uminya untuk waktu yang lama.
"umi, ayya ingin tidur dipelukan umi,pumpung ayya masih ada dirumah."ayya pun berbaring,dan kirana memeluk putrinya,umi kirana menepuk punggung putrinya pelan hinggga akhirnya ayya tertidur pulas dipelukan uminya.
'Ayya terbangun menjelang adzan ashar,dia bergegas mandi dan mengunjungi makam abinya,ayya membacakan surah Yassin untuk almarhum abinya,ayya juga bedo'a semoga abinya selalu bahagia dialam sana.dia kemudian mengikuti serangkaian acara yang diadakan dipondok putri,salah satunya adalah membacakan al Qur'an yang dilakukan oleh tiga puluh orang hafidzoh ,masing masing membaca satu juz,jadi sebelum maghrib sema'an al Qur'an tiga puluh juz selesai dalam sekejap mata.
selepas sholat isya' ahfaz sudah siap diserambi masjid, sedangkan ayya,umi kirana,umi hana dan azka berada di ndalem, rafi dan kyai bashori menempati kursi tamu undangan.ahfaz menyenandungkan sholawat diiringi grup rebana milik pondok yang anggotanya terdiri dari kang- kang santri, setelah beberapa syair di lantunkan ahfaz, sesaat sebelum kyai bashori naik untuk menyampaikan mauidhoh hasanah,ahfaz menyenandungkan lagu ayah untuk mengenang abinya, ahfaz sangat rindu pada abinya.
"kuberdo'a....pada Allah ta'ala....smoga engkau,baik - baik saja...
kumenangis, bila ingat wajahmu...ayah...kusangat merindukanmu...
ayah...kusalamkan rindu,untuk engkau, yang kini jauh dariku...
ayah...kan kuingat selalu...pengorbanan dan semua jasa- jasamu...
ayah...kuingin engkau disini...temaniku,melangkahkan kaki...
ayah...tak bisa aku ingkari...tanpa engkau...hidupku terasa sepi..
keringatmu...adalah kasih sayang...rasa cinta,yang tak pernah kurang...
aku rindu...air mata berlinang,
ayah...selama kau kausayang....
ahfaz tak kuasa menahan airmatanya mengingat abinya tersenyum, senyum yang membawa ketenangan saat ahfaz harus melanjutkan liriknya, dia tak kuasa menahan airmatanya yang terus mengalir,sehingga dadanya terasa sesak dan suaranya enggan keluar, ayya yang berada di ndalem berjalan keserambi masjid dan memeluk ahfaz, kemudian ayya meminta mic ditangan ahfaz sambil masih memeluk adiknya itu, ayya mengkode kang yang menabuh rebana saat dia melanjutkan lirik yang yang tidak diselesaikan ahfaz, ayya bernyanyi tetapi tidak sesuai lirik, itu adalah suara hatinya yang sangat merindukan abinya.
abi...kukirimkan do'a...srmoga engkau...tenang di alam syurga...
abi...kan kuingat selalu...
pengorbanan dan semua jasa - jasamu..
abi...terlalu cepat kau pergi...
meninggalkan, kami disini...
abi...tak dapat aku ingkari...
tanpa abi..hidup kami terasa sunyi...
abi...dengarkanlah...
dan kami teringat,saat kepergianmu..
kami taburi...bunga mawar untukmu..
kami berdo'a..ikhlas melepaskanmu..
abi...berlinang air mataku...
suara ayya bergetar karena dia juga tak bisa menahan tangis,rafi segera menghampiri istrinya yang sedang bersedih,kedua saudara saudari itu tidak dapat melanjutkan liriknya, maka rafi yang pada akhirnya menyelesaikan lagu berjudul ayah itu dengan ayya yang terisak dipelukannya.setelah selesai,rafi membawa ayya ke ndalem, dia kemudian duduk didekat uminya dan umi kirana yang matanya juga sudah memerah,rafi memeluk ayya hingga acara selesai, setelah selesaj ahfaz menemani uminya dan rafi membawa ayya kekamarnya...dia memeluk ayya dan menciumnya untuk pertama kalinya.
" sayang...bagilah kesedihanmu denganku...mulai sekarang...jangan kau pendam sendiri..karena suamimu ini akan selalu menemanimu.
