bab 15 Gus Haidar
pagi ini ayya dan rafi sudah tiba di pondok lagi...tadi kang fuad yang mengantar mereka karena kyai bashori sangat sibuk membereskan urusan yang tertunda kemarin karena meninggalnya abi ziyad.
" kak rafi...ayya mau kesekolah dulu ya..." ayya mencium tangan rafi.
" iya ayya...hati- hati ya..." ucap rafi dan aya bergegas keluar dari ndalem, rafi dan ayya memang tinggal di ndalem selama ini.ayya kemudian keluar lewat pintu belakang, gadis kecil itu sudah memakai seragam putih birunya, dia duduk didepan pintu sambil memakai sepatunya saat gus haidar putra pengasuh pondok pesantren tempat ayya dan rafi tinggal menyapanya.
" assalamu'alaikum ayya...saya ikut berbela sungkawa atas meninggalnya abimu ya...kami baru saja menerima kabar tadi malam." gus haidar merasa menyesal, karena saat kyai ziyad meninggal pesantren sedang libur jadi agak kekurangan informasi,ayya juga tidak menambah liburnya jadi keluarga ndalem baru tahu saat rafi matur sama kyai anwar soal meninggalnya kyai ziyad.
" terima kasih gus...saya permisi dulu...saya sudah terlambat." ayya mencoba menghindari gus haidar,ayya tahu kalau gusnya ini agak menyukainya.
" apa mau saya antar ?" tanya gus haidar pada ayya yang sudah berlari keluar dari halaman ndalem.
" terima kasih gus...ndak usah...ayya bisa berangkat sendiri." ayya tidak mau memberi harapan pada gus haidar, lagi pula sekarang ayya sudah tahu status nya yang sebenarnya bahwa dia adalah istri sah rafi. dari dulu ayya memang lebih menyukai rafi dari pada gus haidar meski keduanya sama- sama tampan...tetapi bagi ayya, rafi adalah yang paling tampan.rafi melihat gus haidar mencoba mendekati istrinya merasa agak cemburu, untung saja rafi tahu ayya tidak menyukai gus haidar kembali, jadi dia merasa agak tenang.
" gus rafi...tunggu sebentar..." gus haidar memanggil rafi yang baru saja akan masuk kedalam kamarnya.
" ada apa gus haidar...sepertinya ada yang penting." rafi kemudian menghampiri gus haidar, mereka berdua duduk diruang tengah, kedua pemuda tampan itu duduk bersila berhadapan.
" gus rafi...sebenarnya kyai ziyad sakit apa?" tanya gus haidar penasaran, gus haidar tahu kyai ziyad masih sangat muda...dan sepertinya kyai ziyad tidak memiliki riwayat penyakit yang berat.
" tidak sakit gus, saat kami melaksanakan sholat maghrib beliau meninggal saat rakaat kedua, saya sendiri yang kemudian menggantikan beliau menyelesaikan sholat kami pada waktu itu." rafi mengingat saat dia menyentuh kaki abinya dan beliau langsung jatuh membuat rafi teringat ayya yang sangat kehilangan sosok abinya.
" kasihan ning ayya, pasti dia merasa sangat terpukul." gus haidar terlihat khawatir saat membicarakan ayya.
" ayya sangat kehilangan, diantara dia dan adiknya,ayyalah tang paling dekat dengan abinya." rafi juga merasa agak sedih.
" lho...berarti kamu bukan kakak kandungnya?" tanya gus haidar pada akhirnya, selama ini dia sangat penasaran dengan hubungan ayya dan rafi, gus haidar hanya tahu mereka bersaudara, tetapi gus haidar melihat rafi begitu menyayangi ayya, dan bukan sekedar kasih sayang antar saudara.
" bukan gus...jadi orang tua ayya adalah anak angkat dari nenek saya, jadi orang tua ayya dan orang tua saya itu saudara angkat, sejak anak- anak ayya dan ahfaz adiknya tinggal bersama kami, dan kami menjadi saudara yang sangat dekat sekarang." rafi menceritakan yang sesungguhnya, toh dia dan ayya akan segera boyong dari pesantren ini setelah hampir tiga tahun nyantri disini.
" maaf gus rafi...saya sangat tahu anda seorang yang sholih,anda juga sangat menjaga diri anda dari zina, anda sangat alim temtang ilmu yang mendasari agama kita, bukankah ayya dan anda tidak memiliki hubungan darah, tetapi kenapa hubungan kalian sedekat itu? mungkin saat kalian masih kecil hal itu bisa diterima, tetapi saat ini kalian harus bisa menjaga hubungan kalian...bukankah gus rafi tahu batasan- batasan itu?" gus haidar sebenarnya agak cemburu, dia menyukai ayya.rafi tersenyum, dia berfikir akan memberitahu haidar tentang hubungan sesungguhnya antara dia dan ayya.
" gus haidar, mohon maaf sebelumnya, ada yang ingin saya sampaikan pada anda,ini tentang sebuah kebenaran.benar adanya semua yang anda sampaikan, diantara saya dan ayya memang seharusnya ada jarak yang sangat jelas dan saya mengetahui itu, tetapi hubungan saya dan ayya yang tidak diketahui semua orang membolehkan kami bergaul seperti yang selama ini anda lihat.sebenarnya ayya adalah istri sah saya...jadi hubungan kami telah halal." rafi tersenyum, tetapi gus haidar sangat syok mendengarkan kebenaran yang disampaikan rafi.
" apa...apa anda mengatakan yang sebenarnya.?" gus haidar agak terbata, harapannya untuk mendekati ayya harus diakhiri bahkan sebelum dia sempat memulai.
" iya gus...saya menikahi ayya sejak dia pertama kali masuk dipesantren ini...dia menjadi istri saya hampir tiga tahun." rafi tersenyum, gus haidar merasakan sakit yang teramat sangat didalam hatinya,tetapi dia adalah seorang gus dia pun berbesar hati.
" kalau begitu selamat ya gus rafi...saya ikut berbahagia untuk pernikahan kalian..." gus haidar akhirnya pamit dan kembali kekamarnya, begitu juga dengan rafi, dia segera kembali kekamarnya dan membereskan semua barang- barangnya, rafi kemudian mulai melaksanakan tugasnya seperti biasanya,mengajar para santri, dia juga mula mempersiapkan ujiannya, setelah ini...dia,ayya dan ahfaz akan tinggal di mesir bersama habib mustofa dan umi farida.
