Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

bab 14 Kebenaran

setelah tujuh hari kyai ziyad pergi,semua orang sudah kembali, kakek nenek ayya dari semarang sudah kembali,tante ifa dan om fadhil juga sudah kembali.kini kakek mustofa dan nenek farida juga akan kembali ke mesir.

" rafi...tolong antarkan kakek dan nenekmu sampai bandara, minta ditemani kang ndalem nak..." umi kirana menyuruh rafi mengantar habib mustofa dan umi farida sampai ke bandara, sementara ahfaz masih menemui teman- teman dan perwakilan dari pesantrennya yang mewakili untuk mengucapkan bela sungkawa.

" ayya...ada yang ingin umi sampaikan..." umi kirana mengajak ayya kekamar.

" ada apa umi...apakah umi meminta ayya menemani umi? kalau memang begitu ayya akan menemani umi disini, toh sekolah ayya sudah hampir selesai, ayya bisa mengikuti ujian secara online..." ayya mengira uminya memintanya untuk tinggal.

" bukan itu ayya,,,ini tentang mu dan kakakmu rafi..." kirana harus mengatakan yang sesungguhnya karena suaminya telah tiada.

"ada apa dengan kak rafi dan ayya umi?" tanya ayya sambil menggdnggam tangan uminya.

" sebelumnya umi mau meminta maaf,juga umi mewakili abimu meminta maaf padamu nak, kau ikhlas kan memaafkan kami?" tanya umi kirana pada putrinya.

" memangnya umi dan abi melakukan apa pada ayya...kenapa sampai minta maaf seperti ini?"ayya memeluk uminya.

" begini sayang,sebenarnya rafi sudah menjadi suamimu nak.  " ayya kaget mendengarkan kata- kata uminya hingga dia melepaskan pelukannya.

" umi...apa maksud umi...? tolong jelaskan pada ayya umi,,,insyaAlloh ayya ikhlas menerima yang sudah terjadi." ayya kemudian duduk bersimpuh di hadapan uminya, kepalanya bersandar di kedua lutut uminya sementara tangan ayya menggenggam tangan uminya.

"ayya...apakah kau ingat saat kyai bashori dan umi hana menjemputmu dua tahun lalu?" tanya umi pada ayya.

" iya umi...ayya ingat,,itu adalah saat ayya akan berangkat ke pondok kan umi?" tanya ayya untuk meyakinkan.

" iya nak, saat itu rafi memintamu pada abimu untuk menikahimu karena didalam hatinya telah tumbuh rasa cinta untukmu, abi menerima lamarannya dan menikahkanmu langsung dengannya, tetapi rafi minta untuk merahasiakannya karena takut kamu terbebani dengan tugas seorang istri, pada saat itu usiamu masih sangat kecil, dan kami menyetujuinya, untuk itu sekarang umi mohon maaf padamu nak..." umi kirana meneteskan air matanya.ayya menghapus airmata uminya,dia kemudian meletakkan kepalanya dipangkuan uminya.

" umi...dan abi tidak salah, ayya menerima pernikahan ini, ayya juga bersyukur kak rafi menjadi suami ayya, dia adalah orang yang baik, sholih dan kak rafi pantas menjadi imam ayya...." setelah ayya tidak keberatan, umi kirana merasa lega.keduanya kemudian kembali menerima tamu yang masih berdatangan.

"assalamu'alaikum umi..." rafi baru saja datang dan melirik wajah istrinya yang sembab.

" ayya...kamu habis menangis ya...?" tanya rafi dan dibalas senyuman oleh umi kirana.

"ayya kapan kalian akan kembali ke kudus nak?" tanya kirana pada rafi dan ayya.

" ayya masih ingin menemani umi disini, sore ini ahfaz sudah harus kembali ke pondok, ayya takut umi kesepian." ayya memeluk tunuh uminya, dia sangat menyayangi uminya itu.

" umi tidak akan kesepian sayang, om ilham dan tante naila besok akan mengantarkan azka kesini....dia akan menemani umi nak." umi kirana menjelaskan pada ayya dan ayya tenang sekarang.

" sebenarnya ayya masuk sekolah lusa umi...tetapi ayya masih ingin disini." ayya enggan meninggalkan uminya seorang diri.

" rafi,ayya kalian pulang besok...sebentar lagi kamu ujian,setelah itu kalian akan pergi ke mesir untuk belajar disana, umi tidak apa- apa nak, nanti saja saat empat puluh hari nya abi kalian kembali lagi." kirana sudah memutuskan dan ayya juga rafi hanya bisa mematuhi perintah uminya.ayya dan rafi pun berkemas dan besok pagi- pagi sekali mereka sudah harus berangkat.

" ayya...kenapa matamu masih sembab...?" rafi tidak tega melihat ayya bersedih.

" tidak apa- apa kak...ayya itu dekat sekali dengan abi...wajar kan kak kalau ayya merasa kehilangan?" tanya ayya pada rafi.

" boleh kok ayya...kira ini manusia, wajar saat seseorang yang dekat dengan kita dan sangat kita cintai meninggalkan kita, kita akan merasa kehilangan." rafi tidak menyalahkan ayya.

" kak rafi...ayya ingin dipeluk..." ayya sekarang mengerti hubungannya dengan rafi,tetapi dia pura- pura tidak tahu, dia akan bersikap seperti biasanya meski sebenarnya hatinya sangat bahagia.

" sini...ayya...kakak peluk...kamu tidak boleh sedih ya sayang....ada kakak yang selalu bersamamu." rafi menepuk punggung ayya.

" kak rafi...saat kak rafi memelukku seperti ini apakah istri kakak tidak marah?" ayya mulai nakal menggoda suaminya.

" tidak akan sayang...istri kakak sangat pengertian...dia tidak akan marah karena kakak memeluk adik kesayangan kakak." rafi tersenyum, dia tidak tahu kalau ayya sudah diberitahu uminya perihal hubungan mereka.

keesokan harinya,rafi dan ayya berangkat kekudus sehabis sholat subuh...umi dan azka mengantar mereka,karena ternyata ilham mengantar azka tadi malam, ayya juga tidak khawatir karena om ilham dan tante naila akan sering mengunjungi uminya untuk membantu umi kirana mengajar di pesantren, karena sepeninggal abinya, tanggung jawab pesantren sepenuhnya berada di pundak uminya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel