Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

bab 13 Kepergian abi

mobil yang dikendarai rafi sudah memasuki halaman pesantren tempat abi dan uminya bermukim, masa kecil ayya juga dilaluinya disini, banyak kenangan yang membekas dihati ayya, dia teringat saat pertama kali tinggal ditempat ini,,,bangunannya  belum sebagus saat ini, ayya dan ahfaz sangat mengagumi kedua orang tuanya, perjuangan mereka berdua sangat gigih untuk membesarkan pesantren ini.

"assalamu'alaikum..."ayya mengucapkan salam, diikuti dengan rafi.

"wa'alaikum salam...kak ayya...ahfaz kangen..." ahfaz mencium tangan ayya dan rafi secara bergantian. kemudian ahfaz memeluk ayya, kakak perempuan yang sangat dirindukannya.

"ahfaz...kamu semakin tampan, dimana abi dan umi?" ayya menanyakan abi dan uminya karena biasanya saat ayya datang mereka menyambutnya di teras rumah mereka, tetapi kali ini ayya hanya melihat ahfaz seorang diri.

" abi sedang tidak enak badan kak...umi menemaninya dikamar." ayya menghampiri umi dan abinya kekamar.

" kak rafi, silahkan masuk, apakah kakak mau beristirahat dulu...dikamar kak ayya..." ahfaz menggoda rafi, ahfaz sudah tau kalau rafi adalah suami kakaknya.

" baiklah, kamu bawakan dulu barang- barang kakak masuk , aku akan menemui abi dan umi dulu." rafi kemudian menyusul ayya masuk kedalam kamar umi dan abinya.

"assalamu'alaikum...umi...abi..."ayya dan rafi mengucapkan salam dan mencium tangan kedua orang tua mereka, ayya kemudian duduk ditepi tempat tidur abinya.

" rafi...apa kabarmu nak .." abi ziyad menyapa menantunya, wajahnya tersenyum meski agak pucat.

" alhamdulillah bi...kami sehat, abi dan umi sendiri semoga senantiasa bahagia." rafi pandai menyenangkan hati mertuanya.

"abi...umi...rafi keluar dulu...mau bertemu dengan ahfaz" rafi memberikan kesempatan kepada ayya untuk melepaskan rindu kepada orang tuanya.

" abi...abi sakit apa?" tanya ayya pada kyai ziyad yang terlihat pucat.

" abi baik- baik saja nak,, abi hanya kelelahan..." kyai ziyad membelai kepala putrinya.

" bagaimana sekolahmu nak...?" tanya uminya juga membelai kepala putrinya, ayya adalah putri yang sangat mereka sayangi.

"alhamdulillah umi...ayya tahun ini mengikuti ujian, sebenarnya ayya mengikuti ujian tahun kemarin tetapi banyak sekali kegiatan kami jadi ditunda." ayya memeluk abinya dan menyandarkan kepalanya didada kyai ziyad.

" umi...putri kita sudah besar, tetapi dia masih manja.." kyai ziyad mencium pucuk kepala putrinya.

" biarkan bi...ayya merindukan abi...dia kan sangat dekat dengan abi...iya kan ayya.?" tanya uminya dijawab senyuman oleh ayya.

" umi...lihatlah putri kita, dia sangat mirip dengan abi, jadi, kalau umi merindukan abi, umi peluk ayya saja, pasti rasa rindu umi akan langsung terobati." abi tiba- tiba berkata aneh...ayya kemudian mohon undur diri karena sepertinya uminya perlu bicara dengan abi ziyad.

" umi...abi...ayya mau istirahat sebentar...ayya pegel banget ini...akibat perjalanan jauh." ayya kemudian meninggalkan abi dan uminya, ayya masuk kedalam kamarnya dan berbaring,rasanya pinggangnya sangat pegal.

menjelang ashar ayya mandi karena hari ini haidnya berakhir, jadi besok sudah bisa menjalankan puasa lagi...ayya sudah hutang empat hari.setelah mandi ayya mrmbantu umi dan mbak ndalem menyiapkan buka puasa.

" umi mau masak apa?" tanya ayya sudah bergabung didapur.

" umi mau memasakkan masakan kesukaan abi nak, abi sangat menyukai sup iga sapi, jadi hari ini kita buat ini..." uminya sangat terampil memasak, ayya pun pandai memasak, hanya saja dia tidak diperbolehkan memasak oleh umi hana...takut mengganggu mengajinya.

"waah...ayya dan ahfaz juga suka umi...kak rafi juga pasti suka.. " ayya berbinar,kirana hanya menggeleng- gelengkan kepalanya.mereka memasak banyak hidangan karena ada rafi, juga mbak dan kang ndalem dimintaakan bersama karena para santri yang lain sedang liburan, jadi yang tinggal dipondok hanya keluarga dan santri yang tidak pulang.

" ayya, umi menemui abimu dulu ya, kamu tinggal menghidangkannya diruang tengah...kita lesehan saja." uminya kemudian ke kamar untuk melihat abinya, tak berapa lama abinya keluar, badannya tampak lebih sehat,abi juga meminta kami sholat maghrib berjama'ah dimasjid pondok.

adzan maghrib berkumandang, kami berbuka bersama dengan menyantap takjil, kami ingin sholat dulu baru makan tetapi abi meminta kami langsung makan, takut nanti tidak sempat.

" lho abi...kita sebaiknya sholat dulu, seperti biasanya. " ayya mengusulkan pada abinya tetapi ditolak.

" kita makan dulu, baru sholat berjama'ah..." tidak ada yang berani membantah,kini mereka makan bersama, setelah selesai mereka bersiap ke masjid dan semua orang mengerjakan sholat berjamaah.

abi sendiri yang mengimami, suaranya begitu merdu,setelah dua rakaat disujud terakhir sebelum berdiri,abi tak kunjung melanjutkan, rafi yang berada paling dekat dengan ziyad mencoba menyentuh kaki mertuanya untuk mengingatkan,tetapi tubuh mertuanya itu malah terjatuh kesamping, maka rafi pun menempati posisi kyai ziyad dan meneruskan satu rakaat terakhir, setelah rafi mengucapkan salam semua orang menghampiri kyai ziyad, umi kirana sudah menangis saat mendengar suara rafi menggantikannya tadi, ayya dan umi kirana menangis memeluk orang tercinta mereka, kang ndalem segera memanggil dokter praktek terdekat dan dokter segera datang, setelah memeriksa dokter menyatakan abi ziyad sudah meninggal dunia.

" innalillahi wa inna ilaihi rooji'uun.." rafi mengucapkan kalimat istirja, ayya tak sadarkan diri karena saking sedihnya,rafi segera menggendong ayya dan membawanya kekamar kemudian rafi membantu kang ndalem dan ahfaz mengangkat jenazah kyai ziyad dan meletakkannya diruang tengah ndalem.setelah itu rafi kembali ke kamar ayya untuk melihat keadaan istrinya,rafi juga menelepon umi dan abahnya.

"assalamu'alaikum umi...tolong sampaikan pada abah...baru saja abi ziyad meninggal..." rafi menahan tangisnya.

" innalillahi wa inna ilaihi roji'un... kamu tidak sedang bercanda kan fi ..?" umi hana memarahi putranya.

" tidak umi...ini sungguh nyata.." rafi kemudian menutup teleponnya karena abi dan uminya segera berangkat ke blitar saat itu juga.

" abi ....abi....kenapa...kenapa abi pergi secepat ini...."tangis ayya menyayat hati rafi, dia segera memeluk istrinya penuh kasih sayang.

" sayang....ssstt...jangan seperti ini...kau boleh menangis tetapi jangan mengeluh sayang...." rafi mengingatkan istrinya agar dia tidak sampai mengeluh atas kepergian abinya.

" kak rafi....abi...ayya masih membutuhkan abi...ayya sangat menyayangi abi..." ayya semakin terisak.

" sayang...kita temui abi...kita temani umi...lihatlah sayang...umi begitu tegar dan kuat, kamu harus kuat demi umi..." rafi menasihati istrinya, dia kemudian memapah ayya menemui jenazah abinya, badan ayya sangat lemah, dia bersandar didada rafi sementara ahfaz menopang tubuh uminya, mereka berempat mengaji untuk almarhum kyai ziyad dan mendo'akannya, kemudian mereka juga yang memandikan jenazah kyai ziyad secara pribadi.

" umi...abi sudah pergi .." ayya kembali menangis sambil memeluk tubuh uminya.

" ikhlaskan abimu sayang...Allah lebih menyayanginya." umi kirana sangat tabah.

pemakaman kyai ziyad dakukan malam itu juga,jenazahnya dimakamkan di samping masjid dan berada dibelakang ndalem,semua kerabat dan sahabat serta keluarga berdatangan mengucapkan bela sungkawa.

" setelah tengah malam,umi dan abinya rafi tiba, mereka berdua berdoa untuk kyai ziyad dan menemui umi kirana.

" rafi...bawa ayya kekamar nak, dia terlihat sangat lelah,kau temani sampai dia tertidur, umi dan abi akan menemani umimu dan ahfaz." umi hana melihat ayya begitu terpukul,rafi pun membawa ayya kekamarnya, rafi memeluk erat tubuh mungil ayya yang masih menangis.

" sayang...sudah ya...kasihan abi...kakak akan menemanimu sayang,,," rafi memeluk erat tubuh ayya dan ayya merasa agak nyaman berada dipelukan rafi.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel