Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Episode. 9. Richard Berencana Menikahi Lily

"Bisa sayang kasih tau tentang laki-laki itu? Aku akan mencarinya dan memberinya siksaan yang mengerikan hingga dirinya yang meminta kematianya sendiri." Wajah Richard menggelap, Dia berusaha untuk tetap menahan emosinya yang sudah mendidih.

"Biarkan saja tuan, aku hanya ingin hidup tenang dengan tuan," lirih Lily sambil memeluk tubuh kekar Richard dan menenggelamkan kepalanya pada dada bidang itu. Richard memeluknya dengan erat sambil mengecup ubun-ubun wanitanya. Lily menyeringai, laki-laki itu sudah masuk kedalam perangkapnya, tinggal melihat si ular licik itu yang menderita. Lily tersenyum licik. "Mulai sekarang, rumah tangga yang penuh dengan kebahagiaan ini, kini tidak akan pernah ada lagi, aku akan membuat rumah tangga bahagia ini hancur, se hancur-hancurnya" batin Lily dengan sinis. Apalagi setelah melihat kehidupan putranya yang tidak bahagia, Lily semakin berkobar untuk menghancurkan suami istri yang sangat dibencinya itu.

"Braaakk," Seorang wanita menatap kedua insan yang sedang terkejut mendengar pintu kamar dibuka. Richard menggeram marah saat istrinya membuka pintu kamarnya dengan kasar.

"Honey," lirih Charlotte, hatinya memanas saat melihat suaminya sedang berpelukan mesra dengan wanita lain tanpa menggunakan busana. Terlihat tubuh wanita itu yang mendapatkan tanda cinta dari suaminya yang begitu banyak. Hal yang tidak pernah didapatkannya selama mereka menikah.

"Keluarlah, aku akan menjelaskan kepadamu," ucap Richard datar. Bahkan dirinya tidak meminta maaf pada istrinya karena telah berselingkuh.

"Aku tidak mau honey, sekarang usir wanita jalang itu," pekik Charlotte yang naik pitam melihat Lily yang notabene baby sitter putranya semakin mengeratkan pelukannya pada dada bidang suaminya, seakan memperlihatkan kepadanya bahwa dirinya telah berhasil merayu Suaminya.

"Hei jalang sini kau," Charlotte dengan langkah lebar menaiki kasur king size itu.

"Aku takut tuan," lirih Lily semakin memeluk erat tubuh Richard membuat Richard emosi dan membentak istrinya Charlotte.

"Charlotte keluar," suaranya menggema dikamar itu membuat Charlotte terkejut. Dirinya tidak pernah mendapatkan bentakan seperti ini. Tapi hanya karena membela wanita murahan itu suaminya tega membentaknya, bahkan menatapnya dengan sangat tajam.

"Honey," Charlotte menangis, hanya air matanya lah yang bisa membuat laki-laki itu luluh.

"Keluarlah, sebentar lagi aku akan menemuimu," Richard menurunkan nada suaranya. Wanita yang menangis dihadapannya itu adalah ibu kandung putranya. Richard tidak ingin melukai wanita yang telah memperjuangkan nyawanya untuk melahirkan putranya. Richard juga tidak ingin membuat putranya membencinya hanya karena dirinya memarahi ibunya.

Charlotte pergi dari sana dengan menatap tajam wanita yang masih menunduk itu. Dia takut melihat wajah Richard yang sedang menahan emosi.

"Aku akan membuat perhitungan denganmu jalang," batin Charlotte emosi.

"Nikmatilah hari-hari terburuk mu wanita ular," batin Lily tersenyum sinis, dia tidak takut menghadapi Charlotte.

"Sayang, kamu takut? Maaf sayang telah membuatmu terkejut," Richard memeluk tubuh Lily yang sempat bergetar karena kedatangan istrinya.

"Aa,,aku takut Tuan dengan nyonya Charlotte," lirih Lily dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tidak usah takut sayang, ada aku, dia tidak akan berani berbuat macam-macam," Richard menghibur Lily membuat wanita itu memutar matanya malas, tapi demi kesempurnaan sandiwaranya dia hanya bisa mengangguk.

Charlotte menggila di kamarnya, dia melemparkan semua barang-barang berharganya.

"Dasar jalang sialan, wanita murahan, lihat saja aku akan membunuhmu wanita jalang," Charlotte berteriak bak orang kesetanan dikamar itu.

"Selama ini aku sudah susah payah untuk mendapatkan Richard Xavier, bahkan aku sampai mencuri putra wanita bodoh itu." Batin Charlotte menahan amarahnya.

" Aku akan menjauhkan wanita jalang itu dari suamiku, aku tidak mau dia semakin menjerat suamiku, suamiku hanya milikku, hanya aku yang pantas disampingnya dan menikmati semua harta dan kasih sayangnya, ya ! hanya aku yang pantas, siapapun tidak pantas termasuk pelayan rendahan itu," Maki Charlotte histeris. Dirinya tidak terima diselingkuhi oleh Richard. Selama ini suaminya selalu bersikap dingin kepada wanita manapun sekalipun itu seorang wanita cantik dan artis-artis terkenal. Suaminya tidak akan pernah tergoda, seakan suaminya itu mati rasa. Tapi kenapa? Kenapa dengan pelayan rendahan itu bisa berhasil merayu suaminya. Wajah wanita itu tidaklah cantik, penampilannya begitu lusuh bahkan dirinya mual melihat penampilan wanita jalang itu.

"Kenapa? Kenapa?" Charlotte berteriak prustasi. Charlotte membayangkan tubuh Lily yang penuh dengan jejak kepemilikan suaminya. Dia saja belum pernah memiliki itu, suaminya selama ini hanya bermain sebentar denganya tidak sampai sepuluh menit milik suaminya sudah loyo. Charlotte terpaksa sering keluar hanya untuk menyewa para brondong atau gigolo yang memuaskan hasratnya. Kadang juga dia bermain dengan para kekasih gelapnya.

Setelah Richard menenangkan calon istrinya, dia akhirnya menemui istri pertamanya yaitu Charlotte.

Disinilah mereka berada di ruang kerja Richard ditemani asistennya, Eric. Belum Richard berbicara Charlotte sudah menangis duluan membuat Richard menahan rasa kesalnya. Sementara Eric hanya diam bak patung bernafas. Dia tidak merasa kasihan sedikit pun melihat nyonyanya itu, karena Eric tahu betul siapa Charlotte dibelakang majikanya. Eric selalu memberitahu kelakuan Charlotte diluar sana kepada Richard tapi Richard acuh tak acuh, seakan tidak perduli dengan sifat buruk istrinya. Karena bagi Richard biarlah wanita itu mencari kepuasan diluar sana karena memang dirinya tidak bisa memuaskan hasrat istrinya itu.

"Aku akan menikahi Lily besok," ucap Richard datar membuat tangis Charlotte semakin pecah dan berteriak histeris.

"Aku tidak setuju honey, aku tidak setuju kau menikah wanita jalang itu honey, aku tidak mau kau memiliki istri dua, hiks, hiks," Charlotte menangis segugukan dan kali ini bukan tangis sandiwara melainkan hatinya sangat sakit mendengar suaminya menikah lagi dengan perempuan lain. Siapa yang sanggup diduakan, wanita bodoh sekalipun tidak akan mau diduakan suaminya.

"Aku tidak perlu persetujuan mu Charlotte, aku memberitahukan hal ini karena aku menghargai mu sebagai istri pertamaku dan ibu dari putraku," Richard memasang wajah dinginya saat kata-kata kejam itu keluar tanpa memikirkan perasaan istri pertamanya.

"Apa kurang ku honey? Sehingga kau harus menikah lagi ," lirih Charlotte. Charlotte duduk dipangkuan suaminya dan membelai wajah suaminya, bahkan Charlotte melumat bibir tebal suaminya itu tanpa menghiraukan Eric yang masih diruangan itu. Eric tidak bergeming, hal itu sudah biasa dilihatnya.

Richard menghembuskan nafas kasarnya, sedikitpun hasratnya tidak ada untuk istrinya itu sekalipun istrinya sudah menciumnya dengan sensual dan tangan istrinya sudah memegang pusakanya, tapi pusakanya tetap tidur dibawah sana. Beda halnya jika bersama Lily, hanya melihat bibir pink wanita itu maka miliknya langsung berdiri tegak. Richard mendudukkan Charlotte disampingnya. "Charlotte, aku minta kau menerima pernikahanku, tenang saja kau akan tetap menjadi Nyonya Xavier, tidak ada yang bisa menggantikan mu atau mengeser posisi mu di mansion ini." Richard menghapus air mata istrinya itu dengan jari-jari rampingnya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel