Pustaka
Bahasa Indonesia

Antara Cinta dan Balas Dendam

73.0K · Tamat
Star Light
69
Bab
4.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Brianna Philips yang di kenal sebagai Lily Keily terpaksa menyamar sebagai pelayan demi satu alasan yaitu " Balas Dendam" kepada sosok laki-laki yang kejam bernama Richard Xavier. Apakah Brianna Philips tetap dengan rencana balas dendamnya? sementara dirinya telah mengandung anak dari Richard Xavier dan telah jatuh hati kedalam pesona laki-laki kejam itu. ** Star Light**

RomansaIstriMengandung Diluar NikahTuan MudaPresdirModernDramaSalah PahamTersesat/ObsesifIdentitas Ganda

Bab. 1. Memulai rencana.

"Apa kamu sudah gila?"

Momyku menatapku dengan wajah yang penuh Amarah.

"Jika mom tidak mau membantuku, maka aku akan memberitahukan semua rahasia mom kepada suami tercintamu itu." Ancamku.

"Plaakk "

Satu tamparan kuat langsung menyentuh wajah mulusku. Ya !, momyku selalu saja menamparku sesuka hatinya, sekalipun aku ini putri kandungnya, momyku tidak akan memperdulikan hal itu.

Mungkin karena aku lahir akibat kesalahanya.

"Sampai kapanpun aku tidak akan membantumu."

Momyku masih bersikap keras untuk menolakku, aku tersenyum sinis.

"Kalo begitu aku akan bertemu dengan putri tersayang mu itu." Ucapku sambil berdiri.

Momyku langsung mencekal tanganku dengan kuat.

"Apa yang akan kamu lakukan? Jangan gila kau Brianna Philips ! "

Teriak momyku. Bahkan dia menyebut nama lengkap ku, nama yang sangat di bencinya, nama yang tidak pernah di sebutnya selama ini.

"Momy akan tau apa yang akan aku katakan kepada putri kesayangan mu itu."

Saat aku melangkahkan kakiku, momyku menghentikan langkahku dia menyerah.

"Baiklah, aku akan membantumu, tapi setelah itu berjanjilah untuk tidak pernah muncul di hadapanku apalagi di hadapan suami dan putriku."

"Wah, hebat sekali bukan?"

Momyku ini langsung menuruti permintaanku demi menjaga perasaan putri tersayangnya itu.

Aku tersenyum miris, aku juga putrinya tetapi aku tidak pernah merasakan kasih sayang yang tulus dari momyku ini.

"Aku menunggu semuanya beres mom."

Aku langsung pergi dari restoran tempat pertemuanku dengan momyku.

Aku memasuki sebuah apertemen dikawasan elit. Apartemen yang sudah kutempati satu bulan ini. Aku sengaja datang ke negara ini hanya untuk membalas dendam ku. Dendam yang sudah lima tahun ini kupendam. Aku berusaha melewati semua rasa sakit dan hinaan hanya untuk sampai ketitik ini.

"Richard Xavier." Nama yang sangat aku benci dan nama yang kukutuk dalam setiap doaku. sejak kejadian itu.

Air mataku masih belum bisa berhenti mengalir jika aku mengingat kejadian itu, kejadian yang merenggut segalanya dariku, kehormatan yang ku jaga, saudara kembarku yang ku sayangi. Semua hancur karena laki-laki sialan itu.

"Ting."

Aku membaca pesan masuk dari momyku.

"Berkas mu sudah beres, nama mu sekarang Lily Keily."

Aku tersenyum mengejek, bukankah momyku sudah gila? Dia memberikan nama putri pertamanya, putri kesayanganya yang lain yang sudah meninggal dua tahun yang lalu akibat kecelakaan. Dan nama itu yang akan ku gunakan untuk menyamar sebagai pelayan.

Sejenak aku berpikir, momyku melakukan itu bukan tanpa sebab, aku yakin dia sedang merencanakan sesuatu di balik rencana yang sudah kubuat. Tapi aku masa bodoh, tujuanku hanya untuk balas dendam. Aku tidak perduli dengan apapun yang di rencanakan momyku, karena setahuku momyku tidak akan mungkin membantuku jika dia tidak mendapatkan untungnya. Tapi selama momyku tidak mengacaukan rencanaku, aku tidak perduli dengan apa yang di rencanakanya, karena bagiku balas dendam ini harus berhasil dengan mulus.

Satu Minggu ini aku mempersiapkan diriku dan juga mempelajari data-data terbaruku. Aku bukanlah Brianna Philips yang berumur dua puluh tiga tahun. Tapi sekarang aku Lily Keily umur dua puluh tahun. Sangat muda walaupun, tapi sayang penampilannya kurang cantik. Rambut hitam panjangku harus ku potong dan ku warnai menjadi maroon gelap.

Aku juga harus berjemur di bawah sinar matahari selama seminggu ini di pantai dengan menggunakan pakaian kurang bahan.

Sungguh membuatku tidak nyaman. Tapi demi balas dendamku sukses, aku harus menahan ketidaknyamananku bahkan banyak pasang mata yang melihatku dengan tatapan nakalnya.

"Ciih.."

Untung saja aku memakai kaca mata hitam ku, jadi mereka tidak mengenaliku.

Aku bangun pagi-pagi sekali, selesai sarapan, kini aku di depan cermin memperhatikan dandanan ku, aku juga menggunakan softlens. Barang yang sangat aku benci, aku terpaksa menutupi bola mataku yang jernih ini hanya untuk membuat penyamaranku sempurna.

"Perfect."

Aku membuka android ku. Aku membaca berita terbaru dan melihat foto keluarga kecil yang sangat bahagia di background berita yang ku baca.

"Cihh..Tidak lama lagi aku akan menghancurkanmu Richard Xavier dan Charlotte Xavier. " Ucapku penuh dendam yang membara.

Aku melihat laki-laki kecil yang duduk di pangkuan Richard. Wajahnya datar seperti dadynya.

"Masih kecil tapi sudah memiliki mata yang tajam." Gumanku, mata jernih itu tidak cocok dengan raut wajahnya itu.

Disinilah aku berada di depan sebuah mansion yang sangat besar.

"Kamu pelayan baru yang bernama Lily?"

Tanya penjaga gerbang itu kepadaku.

"Iya tuan," ucapku.

Setelah di persilahkan masuk, aku melangkahkan kakiku menyusuri jalan yang panjang menuju pintu masuk mansion.

"Kenapa mansion ini besar sekali."

Aku menggerutu dalam hati.

Aku tiba di depan seorang wanita cantik dan juga seksi.

"Jadi kau pelayan baru yang melamar seminggu yang lalu?" Tanya wanita itu.

"Iya Nyonya."

Jawabku, aku melirik wanita itu sedang menelisik penampilanku dari ujung rambut sampai ujung kaki setelah itu dia tersenyum sinis.

"Apa dia mengejekku." Batinku.

Belum apa-apa wanita ini sudah menunjukkan sifat aslinya yang sombong itu. Ternyata berita di luaran sana penuh dengan kebohongan. Nyonya Xavier di beritakan terkenal dengan kecantikan dan kelembutan nya. Tetapi yang kulihat saat ini malah kebalikannya, wanita ini memang cantik tapi dia sangat sombong dan angkuh.

"Jelaskan tugasnya."

Nyonya Charlotte langsung melenggang pergi.

"Baik Nyonya."

Aku melihat laki-laki tua yang menjawab Nyonya Charlotte.

Dia memperkenalkan dirinya, namanya Jakup kepala pelayan di mansion ini.

Setelah aku meletakkan barang-barangku yang tidak seberapa itu di paviliun belakang, aku mengikuti kepala pelayan. Dia ingin memperkenalkan ku kepada para pelayan yang lain di mansion itu. Aku terkejut melihat para pelayan yang begitu banyak lebih dari seratus orang. Lain lagi para pengawal yang berjejer mengelilingi mansion yang entah seberapa banyak, karena mansion ini begitu luas. "Wah, ternyata penjagaan dimansion ini begitu ketat." Batinku. Aku menyerah untuk mengelilinginya. Para pelayan cukup baik dan ramah, mungkin karena umur mereka rata-rata di atas kepala empat sehingga mereka lebih bersikap lebih dewasa.

"Jadi aku yang paling muda disini?" Ucapku dalam hati.

Dan sialnya wajahku ini tidak menyesuaikan umurku, mereka tidak percaya bahwa aku berumur dua puluh tahun. Mereka bahkan mengatakan aku cocoknya umur tiga puluh tahun. Sungguh perbedaan yang sangat jauh sepuluh tahun lebih, karena aku terlalu fokus dengan penyamaranku sehingga aku tidak memperhatikan wajahku yang terkesan lebih tua di bandingkan umurku.

"Lily, ayok ku perkenalkan dengan Tuan muda Mike." Ajak kepala pelayan kepadaku.

Aku mengangguk sekalipun ada rasa yang tidak nyaman di hatiku.

Setelah pemilik kamar memperbolehkan kami masuk. Aku melihat seorang anak kecil yang duduk bersandar di tempat tidurnya.