Bab. 8. Menceritakan sepenggal masa lalu kepada Richard.
Lepaskan tuan, aku harus kerja."
Lily tersenyum manis membuat Richard mematung melihat senyuman indahnya. Amarah yang baru saja dirasakannya kini lenyap seketika saat melihat senyuman manis Lily. Richard ingin melihat senyuman indah itu setiap hari setiap dia bangun.
Richard menarik Lily ke pelukannya, ke dua tubuh yang masih polos itu saling berdesir merasakan sesuatu.
"Mulai hari ini kamu tidak perlu melakukan pekerjaan pelayan lagi," Richard bersuara dengan serak. Menahan kembali hasratnya.
Richard mendudukkan Lily di pangkuannya sambil yang mengganjal di bawah itu di masukkan Richard kembali dengan pelan-pelan.
"Shiit..kamu sangat semp-it sayang." Raung Richard saat merasakan miliknya yang seakan di pijit-pijit, miliknya dicengkeram kuat. Lily mengepal tanganya dengan kuat. Dia ingin mendorong tubuh kokoh Richard tapi Lily kembali mengingat tujuanya, Yaitu balas dendam untuk laki-laki itu.
"Aku ingin kamu menjadi istri keduaku. Kamu maukan sayang." Ucap Richard dengan suara beratnya, nafasnya memburu karena miliknya masih terbenam di bawah sana.
Lily terkejut mendengar permintaan Richard.
Dia tersenyum sinis. Akhirnya laki-laki yang di bencinya ini menjadikannya sebagai istri walaupun hanya istri ke dua.
Hal itu tidaklah apa-apa, tujuannya bukan membina rumah tangga dengan laki-laki ini tapi tujuanya ingin menghancurkan rumah tangga laki-laki ini.
",Aku,.aku takut." Lily menunduk.
"Takut?" Richard mengerutkan keningnya.
" Kenapa kau takut?" Tanya Richard penasaran!
"Aku takut Nyonya tidak setuju." Lily semakin menundukkan kepalanya seringai licik terukir di wajah polosnya.
Richard menghembuskan nafas beratnya.
"Kamu tidak perlu takut, aku akan menjelaskan kepada Charlotte." Richard mengerakkan pinggulnya pelan-pelan. .
" Bolehkah aku meminta dua permintaan," Lily dengan menunjukan senyum manisnya. Senyum yang membuat seorang Richard Xavier yang kejam akan luluh.
"Apa itu sayang," Richard sambil memfokuskan dirinya ke bawah.
Richard hampir menuju puncak.
"Aku ingin tetap menjadi Baby sitternya Mike." Pinta Lily, dia akan tetap memberikan kasih sayangnya kepada putranya Mike selagi dirinya masih disamping putranya. Walaupun dia harus berprofesi sebagai pelayan.
Richard terkejut sekaligus terharu, sosok wanita yang ingin di jadikannya ini istri kedua begitu menyayangi putranya. sehingga masih bersedia menjadi pengasuh putra kesayangannya.
"Baiklah. Satu lagi?" Richard penasaran, fokusnya terbagi. Hasratnya yang hampir meledak dan permintaan wanitanya.
"Aku ingin menikah tanpa di ketahui oleh banyak orang termasuk media." Ucap Lily sambil mengecup bibir Richard yang membuat Richard semakin bergairah dan mengeluarkan kembali benih-benih unggulnya.
"Ahhh.. " Richard mendesah, dibawah sana benih yang di keluarkan nya kembali mengalir kedalam rahim Lily. Berharap benih yang di tanamnya tadi malam sampai pagi ini akan jadi.
Richard menatap wajah Lily yang penuh dengan keringat. Dia heran calon istrinya ini lebih memilih menutupi pernikahannya dari pada di ketahui oleh publik. Di negara mereka sudah hal biasa jika memiliki istri lebih dari satu. Apalagi jika yang memiliki istri lebih dari satu itu, seorang Richard Xavier. Penguasa didalam dan luar negeri. Pengusaha yang terkenal dengan segala kekayaannya dan juga kekejamannya. Tidak akan ada yang berani mengusiknya ataupun istri-istrinya, karena jika orang itu sudah berani, maka bersiap-siaplah hidupnya hancur. Selama ini banyak para rekan bisnisnya yang selalu menyodorkan putri-putrinya untuk menjadi istri ke duanya. Richard yang langsung menolak karena dia tidak tertarik sama sekali. Dia tau tujuan para rekan bisnisnya itu, hanya untuk menumpang terkenal dan menaikkan popularitas perusahaanya di kalangan para pem bisnis terkenal seperti dirinya. Tapi wanita yang masih di atas pangkuannya ini beda pula, dia lebih menutupi pernikahannya di bandingkan di kenal orang sebagai istri kedua dari Richard Xavier dan yang paling utama, satu-satunya perempuan yang membuat seorang Richard Xavier merasakan cinta dan kasih sayang yang tulus. Richard sadar dia sudah jatuh cintai kepada pesona Lily, walaupun baru mengenalnya hampir dua minggu ini. Beda halnya dengan Charlotte yang di nikahinya hampir dua tahun ini. Rasa cinta itu tidak pernah tumbuh untuk wanita itu. Dia menghargai wanita itu karena wanita itu telah mengandung dan melahirkan putranya Mike. Richard curiga bahwa Lily benar masih memiliki suami diluar sana dan wanita itu mungkin takut diketahui suaminya.
"Apa kau masih memiliki suami?" Richard menggertakkan giginya saat pertanyaan itu meluncur dari bibirnya.
Lily terkejut, "Apa laki-laki ini berpikir aku sudah memiliki suami," batin Lily.
"Atau dia tau bahwa aku sudah tidak suci lagi?" Cihh, dasar laki-laki bajingan, jadi jika aku tidak suci lagi kau langsung menganggap aku memiliki suami?," Lily membatin kembali.
"Aku tidak memiliki suami dan aku belum pernah menikah," Lily berbicara sedikit sendu, memulai peran nya sebagai gadis polos. Richard terkejut. Ternyata wanitanya tidak memiliki suami dan belum pernah menikah sama sekali. Richard merasa bahagia, walaupun wanitanya tidak suci lagi itu hal yang wajar karena negara mereka bebas seks. Richard merasa bersalah karena melihat wajah wanitanya sedikit murung.
"Maaf, maafkan aku sayang, aku hanya takut kau masih milik seseorang, ternyata dugaanku salah dan mulai hari ini kau hanya milikku seorang, milik dari Richard Xavier," tekan Richard sambil menghadiahi beberapa kecupan di wajah calon istrinya dan berakhir dibibir yang mekar itu. Lily mencoba menahan emosinya karena laki-laki itu kembali menciumnya sesuka hatinya.
"Apa tuan tidak penasaran kenapa aku tidak suci lagi?" Lily berbicara sambil menatap lekat wajah tampan yang sempurna itu. Wajah yang dipahat sempurna oleh sang pencipta.
Richard mematung sejenak saat wanitanya langsung terbuka dengan pertanyaan yang mengganjal di hatinya.
"Aku tidak akan bertanya, bukankah hal itu sudah biasa dilakukan oleh sepasang kekasih? Apalagi kamu sudah menjadi seorang wanita yang cukup matang untuk melakukannya," Richard menjawab sambil membelai rambut sebahu yang sangat lembut itu. Berusaha menutupi sakit hatinya yang kembali menganga akibat dirinya mengingat bahwa wanita yang masih dipanggkuanya itu pernah menjalin hubungan dengan seorang pria, bahkan mereka pernah berhubungan layaknya suami-istri.
"Tapi aku ingin memberitahukan kejujurannya kepada Tuan," tangan Lily menyentuh dada bidang milik Richard membuat sang empunya berdesir.
"Tuan tau, aku dulu pernah mengalami pemerkosaan," ucap Lily santai, namun hatinya bergemuruh. Richard terkejut batin saat istrinya pernah menjadi korban pemerkosaan. Wajah Richard merah padam, hatinya memanas saat wanitanya pernah mengalami hal itu.
"Katakan siapa laki-laki bajingan itu, aku akan membunuhnya," Richard mengetatkan rahangnya, tangannya mengepal kuat dan Lily menyadari itu. Lily tersenyum sinis, ternyata laki-laki itu benar tidak mengenalnya. Pantas saja ular licik seperti Charlotte bisa mengelabuinya.
"Aku sudah melupakan kejadian itu tuan, tapi aku tidak bisa memaafkan laki-laki itu," netra Lily berkaca-kaca , hatinya masih belum bisa melupakan kejadian itu. Butiran-butiran kristal bening mulai mengaliri wajahnya. Richard menghapus air mata wanitanya dengan lembut, hatinya berdenyut melihat wanitanya menangis pilu.
