Bab. 4. Dendam.
?Flashback ?
"Jangan, aku mohon lepaskan aku Tuan". Pinta Brianna yang sudah menangis tersedu-sedu.
"Bagaimana aku bisa melepaskan mu? Sementara kau yang membuatku seperti ini? Aku tau kau telah mencampurkan sesuatu ke minumanku saat di hotel tadi dan aku juga sempat melihatmu mengikutiku sampai kesini. Dan sekarang kau berperan sok polos di depanku dan pura-pura jual mahal? Cihh..trik wanita murah--an." Hina laki-laki asing itu kepada Brianna yang masih berusaha mencari celah untuk kabur dari kungkungan laki-laki asing itu.
"Tuan, kau salah orang, aku bukan wanita yang kau katakan, aku hanya membantu kakakku mengantar minuman mu tuan karena kakakku pelayan bar ini." Brianna berusaha menjelaskan sambil terisak.
"Aku mohon Tuan, lepaskan aku," Brianna kembali memohon untuk di lepaskan.
"Plaakk." Satu tamparan keras mendarat mulus di wajah Brianna yang berlinang air mata. Sungguh laki-laki itu tidak punya hati. Bola matanya menatap tajam pada Brianna.
"Kau kira aku percaya dengan perkataan mu itu. Trik murah--an mu itu tidak mempan untukku, kau menurutlah jika tidak ingin aku membunuhmu dan kakakmu itu." Ancam laki-laki asing itu asal, membuat tubuh Brianna menegang karena ketakutan.
Akhirnya terjadilah malam panjang yang sangat Brianna benci, bahkan dia trauma mengingat malam kelam itu.
Laki-laki itu menghajarnya sampai puas, sampai dini hari laki-laki itu baru berhenti menghajarnya. Brianna menangis dalam diam. Setelah memastikan wajah laki-laki itu Brianna beranjak pergi dari sana dengan tertatih-tatih. Dia masih menangis, Brianna juga sempat melihat seorang wanita yang berpenampilan berantakan, wanita itu juga sepertinya sedang sedih.
"Apa dia bernasib sama denganku. Brianna masih membatin dan memperhatikan penampilan wanita itu.
Brianna keluar dari bar, keadaan bar itu sudah sepi Brianna berjalan dengan terseok-seok sambil menghapus air matanya yang masih berlinang. Brianna menuju rumah kecil yang disewa kakaknya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari bar itu . Dari kejauhan Brianna melihat saudara kembarnya sedang duduk di luar sesekali kakaknya itu berjalan dan melihat ke jalan yang lebih besar. Brianna tau kakaknya itu sedang menunggunya dengan cemas.
Akhirnya Brianna tiba dan langsung memeluk kakaknya dan kembali menangis sesenggukan membuat kakaknya terkenal sekaligus cemas.
"Kamu kenapa, cerita kepada kakak?"
Brianna pun menceritakan semua yang dialaminya kepada kakaknya. Saudara kembarnya yang bernama Brian Philips langsung emosi. Kakaknya mencoba menenangkan Brianna sampai Brianna tertidur di pangkuan saudara kembarnya. Brianna terbangun, matahari sudah mulai meninggi. Brianna mencari kakaknya. Brianna bertanya kepada tetangganya yang saat itu sedang berjalan menuju rumahnya. Tetangganya mengatakan bahwa kakaknya sedang di kepung beberapa orang Laki-laki berjas. Brianna yang khawatir berlari ketempat yang di tunjukkan tetangganya itu. Setelah tiba Brianna terkejut melihat beberapa orang sedang menghajar kakaknya tanpa ampun. Dan orang-orang hanya bisa melihatnya dengan berbagai ekspresi dan tidak satu orangpun di sana yang berani membantu kakaknya atau melaporkan kepihak yang berwajib. Brianna berlari sekuat tenaga, dia ingin berusaha menghentikan aksi para laki-laki yang bertubuh kekar itu. Saat langkahnya mendekat Brianna melihat seorang laki-laki turun dari sebuah mobil Rolls-Royce mewah tanpa basa-basi laki-laki itu langsung menembak kedua lutut kakaknya. Brianna terkejut batin, dia membeku di tempat, laki-laki itu yang memperkosanya tadi malam, ternyata ancaman laki-laki itu semalam bukan hanya sekedar omongan belaka, laki-laki itu membuktikannya tepat di hadapan Brianna. Brianna mengepalkan tanganya. Jika saja dirinya memiliki kekuatan super dia akan membunuh laki-laki tinggi itu dalam sekejap.
Sejak kejadian itu Brianna ingin saja menyerah dengan hidupnya. Apalagi saat itu dia hamil dan sedang mengandung anak dari laki-laki yang sangat dibenci Brianna. Tapi Brianna tidak ingin egois. Anaknya juga berhak hadir didunia. Kehamilan Brianna semakin membesar dan sebentar lagi dirinya akan melahirkan. Dulu Brianna mengira Charlotte seorang malaikat yang baik hati karena mau menolongnya di balik keputusasaan. Brianna yang sangat membutuhkan uang untuk melahirkan terpaksa menerima tawaran Charlotte sebagai pelayanya di rumah wanita itu selama dua bulan. di dua bulan terakhir dia akan melahirkan anaknya. tetapi wanita yang di anggap Brianna sebagai malaikat tanpa sayap ternyata lebih licik dari seekor ular. Dia sengaja mendekati Brianna hanya karena ada maunya. Setelah Brianna melahirkan Charlotte mencuri putranya. Sebelum Charlotte pergi meninggalkanya sendiri di Rumah sakit Charlotte sempat mengatakan kepadanya bahwa putranya telah meninggal. Dan setelah mengatakan itu Charlotte pergi tanpa meninggalkan jejak. Awalnya Brianna percaya putranya meninggal tetapi saat dia pulang dari rumah sakit seorang perawat memberikan surat keterangan tanda lahir putranya kepadanya.
Brianna melihat surat kelahiran putranya. Dia menangis ternyata putranya lahir dengan sehat. Disana juga tertera sidik jari Brianna dan kedua cap kaki putranya. Brianna ingat, salah satu petugas kesehatan yang di ruang operasi memberikan tinta cair di ibu jarinya dan langsung menempelkan dikertas. Walaupun keadaannya di bius Brianna dalam kondisi sadar. Brianna menghapus air matanya, dia akan mencari Charlotte karena Brianna yakin Charlotte pasti tau dimana putranya. Karena Brianna masih muda dia kuliah sambil bekerja. Dia melakukan segala pekerjaan paruh waktu. Menjaga toko, menjadi cleaning servis, menjadi baby sitter. Semua dilakukanya hanya untuk bisa menempuh pendidikan tinggi dan bisa membiayai kehidupannya dan kakak tercintanya. Tidak terasa sudah dua tahun berlalu tapi kabar Charlotte belum juga didapatkannya. Wanita itu hilang bak ditelan bumi. Hingga tahun ketiga saat Brianna melakukan pekerjaan paruh waktu disebuah hotel ternama di kotanya dia tidak sengaja melihat seorang wanita yang sedikit familiar. Penampilan wanita itu begitu mewah dan glamor, wanita itu berjalan sambil mendorong sebuah stroller bayi dan didalam stroller itu ada anak sekitar dua tahun. Anak itu begitu menggemaskan dan lucu. Saat Brianna ingin menghentikan langkah Charlotte dia terkejut karena wanita itu tidak sendiri melainkan bersama seorang laki-laki yang sangat dibenci Brianna hingga ketulang-tulangnya. Laki-laki itu sosok yang merenggut kesuciannya dan telah membuat kakak kembarnya terbujur ditempat tidur dan hanya bisa mengandalkan kursi roda dalam beraktivitas. Tangan Brianna mengepal kuat dia begitu benci melihat laki-laki itu. Wajahnya tidak akan pernah dilupakan Brianna karena laki-laki itu terlalu menorehkan luka yang teramat dalam untuknya. Brianna mengalihkan pandangannya pada anak kecil yang sangat imut dan menggemaskan. Brianna yakin anak itu adalah putranya karena anak itu memiliki bola mata seperti dirinya. Entah apa yang sudah dilakukan Charlotte Brianna tidak tau. Sejak saat itu dirinya bertekad akan membalaskan dendamnya kepada dua sosok yang sudah membuatnya menderita. Brianna menyusun rencana sematang mungkin, diam-diam Briana mencari informasi tentang laki-laki yang sangat dibencinya itu. Ternyata dia bukanlah orang sembarangan dia Tuan muda dari keluarga Xavier. Keluarga Xavier terkenal dimana-mana kekayaan hampir menguasai negaranya. Mereka berkuasa didalam dan diluar negeri. Dan untuk itu Brianna tidak boleh gegabah.
? Finished ?
