Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Main Cast

Fedriega Vugeo

Di balik kenakalannya tersimpan luka yang tidak banyak orang lain tahu. Dia mempunyai cara tersendiri untuk menghibur dirinya walaupun terkadang harus membuat orang lain marah. Wajahnya yang tampan tak heran jika banyak kaum hawa yang menginginkannya. 

Tatria Deliva

Bahan pelampiasan Ega di saat moodnya sedang berantakan. Memasukkan cowok tersebut ke dalam daftar musuh terbesarnya. Tapi di saat Iva mulai membuka hati untuk orang lain Ega datang dan mengacaukannya. Bak pangeran yang tidak mau kehilangan putri cantiknya. 

Fatan Remiova 

Sahabat Ega, bandel, suka membolos dan penyuka coklat. 

Oreno 

Sama seperti Remi tapi tidak menyukai coklat. Playboy

Jingga Bay Saputra (Bayu) 

Berbanding terbalik dengan yang lain, Bayu cenderung kalem dan penurut. Perokok handal. 

Laulandra Vugeo

Kakak yang tidak mengharapkan kehadiran adik di kehidupannya. Berontak tanpa tahu belas kasihan. Peminum dan sering pulang dalam kondisi mabok berat. 

Basta Maherangga 

Ketua basket, pemain bersih dan tertib. Terkadang lupa kendali saat sedang di remehkan orang asing. 

|

|

|

Sebesar apapun masalahnya, aku tak sekuat itu

-Ega

Drrrrt, 

Bunyi ponsel berbunyi, pemiliknya saat ini sedang melakukan sesuatu yang sakral di kamar mandi. Karena merasa terganggu Reno pun mengangkat panggilan tersebut tanpa meminta ijin terlebih dahulu. 

Maaf Eganya sedang berada di kamar mandi, at,,, 

Suruh dia cepetan pulang,

Tut tut tut

Reno menatap layar ponsel dengan heran, terlihat nama Ayah di sana. Yaa, panggilan itu berasal dari Yohana Vugeoma_ ayah Ega yang mempunyai kakak bernama Yohanes Paulus yang menetap di Amerika.

Yohan pemilik perusahaan terkemuka di Jakarta dengan cabang di mana-mana. Australia dan Singapura adalah salah satu tempat yang sering di kunjungin untuk mengembangkan bisnisnya. Maka tak heran jika Yohan terlalu sibuk dan jarang berada di rumah. 

"Lo ngapain ngangkat telpon gw?" Ega nongol langsung bertanya perihal telpon dari ponselnya. 

"Brisik tahu, lo juga pup aja setahun, " kesal Reno membuang ponsel Ega asal di atas kasur. 

"Kayaknya gw kebanyakan makan yang padat-padat dehhhh?" Ega mengelus perutnya sendiri. 

"Maksud lo?" 

"Tai gw susah keluar nih, masih di sini, cuma dikit aja gituu,awww " Ega mengadu saat mendapat lemparan bantal dari Remi. 

"Lo gak tahu gw lagi makan nihhh, jangan bikin nafsu makan gw hilang dong Ga, ihh jijay gw!" Remi menatap makanannya dengan tatapan lain. 

Seketika Remi tidak selera melanjutkan Piscok yang baru dua gigitan itu. 

"Pas tuh warnanya juga sama, kuning-kuning coklat putih gimana gituu, "

Owekkk

"Sialan lo!" Remi bergegas ke kamar mandi dengan tawa temannya yang sudah menggelegar di ruangan tersebut. 

"Tapi serius pup gw bagaimana bisa lancar nihhh, sakit bangettt tahu!"

÷÷÷

Setelah pulang sekolah Iva langsung mengadu kepada ibunya perihal buku yang di bakar Ega. Bunga Daura Lesmana_ CEO Restaurant bergaya Jepang dan seorang Desainer, hanya bisa menghibur putrinya dengan pelukan hangat dan menghiburnya. 

"Udah nanti fotokopi aja buku catatan teman kamu Del. Itu hanya buku jangan di tangisi ya sayang, " hibur Bunga mengusap wajah Iva yang basah. Satu jam Iva terus menangisi buku tersebut. Bukan masalah hasil catatannya yang hilang melainkan cover buku idolanya yang menemani aktivitas belajarnya. 

"Pokoknya nanti mama beliin buku itu lagi, Iva gak mau tahu maa, pokoknya mama harus beliin, hikss, " tangis Iva menatap wajah mamanya. 

"Pasti sayang, dah sekarang mandi habis itu makan ya cantik!" pinta Bunga, Iva menurut dengan berjalan malas ke arah kamar. 

"Pokoknya besok gw harus bakar buku dia juga, dia aja bakar buku gw kenapa gw engga! Buku harus di balas dengan buku. TITIK!!!" ucap Iva mantap memutuskan untuk membalas perbuatan Ega hari ini. 

÷÷÷

05.00 

Ega menampakkan sepeda motornya di pekarangan rumah. Rencananya ia berniat untuk tidur di rumah Remi. Tapi berujung mendapat telpon dari ayahnya untuk segera pulang, dia pun mengakhiri niatnya. 

Alhasil, Ega baru tiba di rumah setelah 2 jam tertidur lelap di ranjang temannya. 

Sengaja tidak di nyalahkan mesin motornya, Ega menuntun dan membawanya ke garasi secara diam-diam. Setelah berhasil memakirkan sepeda motornya cowok tersebut mengendap-endap memasuki rumah melalui halaman belakang. 

Dengan pelan ia memegang tuas pintu dan membukanya, helaan nafas panjang keluar dari mulut saat bunyi nyaring terdengar dari gesekan lantai pintu tersebut. 

"Sudah bosan tinggal di sini, sepertinya kamu pengen kembali lagi ke Amrik!" tegas Yohan menuruni anak tangga. Pria itu baru keluar dari kamar setelah memeriksa email masuk. 

Ega tegang, raut matanya mendadak layu mengingat kejadian masa kecilnya. "Ayah kenapa selalu membicarakan hal itu, kalo ayah senang Ega berada di sana kenapa ayah nyuruh Ega buat pulang!?" Ega menatap wajah Yohan yang sudah berada di hadapannya. 

Tegas, wajah itu yang selalu Ega lihat saat berbicara singkat dengan ayahnya. "Kerjakan berkas ini, saya mau malam ini selesai!" 

Ega melihat setumpuk berkas hijau berada di atas meja, setelah di kira-kira matanya membulat mengetahui 30 berkas yang harus di kerjakan. "Ega tidak bisa mengerjakan berkas itu semuanya dalam waktu singkat, maaf,,, "

Plak

"Saya tidak butuh kesedianmu, kerjakan itu atau kamu kembali ke Amrik!" perintah Yohan berbalik badan setelah menampar Ega cukup keras. 

Ega memegang wajah dan menggerakkannya pelan, perih. "Ayah, Ega tahu kenapa Ega berada di sini sekarang, tapi dua-duanya tidak jauh berada. Ega hanya mau ka,," 

"DIAM KAMU. DASAR ANAK TIDAK TAHU DI UNTUNG!"

Ega hanya mampu menatap punggung Yohan yang berjalan menjauh, tatapannya sangat teduh. 

"Anak sampah sini lo, hey lo sini cepetan dasar b*j*ng*n. Yayyy, " dari arah pintu masuk nampak seorang cowok berbadan tinggi semampai berjalan gontai menghampiri Ega. 

"Lo itu sampah tempatnya bukan di sini, ngerti lo!" Ega terdorong ke belakang dan terbatuk setelah mencium bau alkohol dari mulut sang kakak dan masih menatap nanar ke arah cowok yang berdiri di hadapannya. 

"Hayyy, gw jijik, jijik. GW JIJIK SAMA LO!" Andra mencengkram kuat kerah Ega lalu menghempasnya kasar sampai terjatuh ke lantai. 

"Kakak!" teriak Ega menolong Andra yang terjatuh ke lantai. 

Bukannya menerima uluran tangan saudaranya Andra lebih memilih mendorong tubuh Ega menggunakan kaki kanannya. Ega pun tepental cukup keras sampai benturan keras mengenai belakang kepalanya. 

"Argghhh, " dengan memegang kepalanya Ega meringis kesakitan. 

Andra yang melihat adiknya terluka pun tanpa peduli langsung pergi meninggalkannya. "Cocoknya lo mati sekarang aja deh. Gak ada yang menginginkan lo juga kan!" ucap Andra masih bisa di dengar Ega. 

"Bi,,, bi,,, bik Jum!?" teriak Ega memanggil Artnya. Tapi entah kemana art itu pergi sampai tidak bisa mendengar suara Ega. 

"Arggh, " Ega memegang kuat kepalanya ketika rasa nyeri terus menyiksanya. "Bi,,, tooo, long," Ega tak sadarkan diri tanpa ada yang membantunya. 

GIMANA, MENARIK BUKAN? 

MEREKA TAMPAN DAN CANTIK KAN. IYA DONG HEHEHE 

OH YAAA BANTUIN EGA DONG, DIA PINGSAN AKU GAK TAHU HARUS BAGAIMANA,,,?

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel