
Ringkasan
"Ketika seekor kucing dan anjing di pertemukan maka akan terjadi perang di antara mereka berdua" Itulah kalimat yang sesuai untuk menggambarkan watak Ega dan Iva ketika saling bertemu di sekolah maupun luar. Ega cowok yang terkenal kenakalannya dan suka membolos apalagi sering teriak-teriak gak jelas ketika memanggil seseorang yang terlalu bolot. Tapi di balik kenakalannya, cowok itu menyimpan sejuta rasa kepedihan di hidupnya yang tidak semua orang tahu. Sikapnya yang kasar ia utarakan agar hidupnya tidak merasa kesepian dan hancur. "Aku mencintaimu tulus Ga, aku tidak peduli dari mana kamu berasal tapi kamu harus tahu kalo cintaku murni, " perjelas sesosok gadis yang sedang menatap ke arah pantai dengan derasnya hujan yang mengguyur tubuhnya. "Kamu terlalu baik untuk aku yang pembawa sial, carilah lelaki lain aku ikhlas Va!" Untuk kesekian kalinya hujan selalu datang di saat hidupnya berantakan tanpa ingin tahu bagaimana rasanya.
Aku dan Hujan, 1
Halo semuaa, sebelum membawa ceritaku wajib komen dan like ya. Plissss:)
|
|
|
HAPPY READING, GUYS
Terlambat
Ega berlari ke arah kelas ketika guru mengejarnya dari belakang dengan menggunakan ranting kayu yang di bawanya. Sesekali Ega menabrak beberapa murid maupun guru yang menghalangi jalannya. Karena capek berlari cowok itu menghentikan langkah kaki dan menempelkan tangan kiri ke dinding samping sebagai penyangga tubuhnya.
"Awww aduh, ass..?" Ega menghentikan ucapan yang akan keluar dengan kasar.
"Mau bilang apa yadi?" ujar guru dengan celat.
"Ega pak bukan yadi, " perjelas cowok tersebut.
"Udah ke berapa kali kamu telat dan manjat dinding belakang sekolah. Capek saya hukum kamu trus" ujar Guru memukul Ega dengan ranting tersebut tapi baru 2 pukulan ranting itu tiba-tiba patah.
"Rantingnya yang sakit bukan saya pak. Lagian mukul pakai ranting ya jelas gak sakit lah" ujar Ega mengejek guru. "Tuh pak ada kayu gedhe banget itu kalau bapak pakai buat mukul saya pasti sakit deh!" Ega menunjuk tong sampah sebagai kayu yang akan dilabui gurunya.
Guru mengikuti arah tunjuk Ega ketika tidak melihat kayu seperti ucapan cowok tersebut guru itu kembali menatap tempat semula dan tidak menemukan Ega kembali. Cowok tersebut sudah kabur terlebih dahulu ketika berhasil mengelabui gurunya.
Kelas
Ega memperlambat langkah kaki dan mundur perlahan ke dalam kelas saat melihat guru berdiri menghadap meja sedang mencari sesuatu. Terkejut guru yang langsung balik badan Ega merubah jalan mundur menjadi maju, seolah-olah ingin pergi dari kelas tersebut.
"Mau kemana kamu?" tanya guru.
"Gak kemana-mana pak, " jawab Ega santai.
Guru menatap sejenak lalu "Kembali ke tempat duduk dan saya itu lebih pintar dari kamu jadi jangan coba-coba buat mengelabui saya!" ujar guru kepada Ega.
Ega dengan bahagia dan santai berjalan ke bangku tapi seketika kebahagiaan itu lenyap gara-gara gadis yang datang entah dari mana.
"Bapak sudah dilabui oleh dia, perkataan bapak terbalik" ucap Iva ketika melihat tingkah Ega saat memasuki kelas. "Dia terlambat masuk kelas pak".
Ega menatap gadis itu tidak suka.
"Apa benar itu Ega?" tanya guru itu.
"Bapak percaya sama cewek payah kayak gitu," jawab Ega.
"Gw gak payah enak aja lo. Kalau bapak gak percaya tanya sama mereka, mereka liat kok!?" ujar Iva memberi petunjuk kepada guru agar mempercayai ucapannya.
"Apa bener Ega terlambat masuk kelas?" tanya guru menatap murid satu kelas.
Di belakang guru Ega sudah bersiap mengisyaratkan sebuah pukulan di kedua tangannya jika mereka mengatakan hal yang sebenarnya.
"Pak guru coba liat ke belakang!" ucap Iva melihat perilaku Ega.
Ketika guru menuruti ucapan Iva cowok tersebut menggaruk kepala belakang dengan raut datar.
"Ada apa dengan gw?" ujar Ega. "Bapak mencurigai saya kah? Pak saya itu tadi mau kabur tapi keburu ketahuan ya terpaksa kembali ke kelas lagi"
"Bo'ong pak, gw punya mata dan gw tahu semuanya. Tadi lo telat. Lo gak usah ngelabuhi guru deh. Dosa tahu!" ujar Iva mendapat tatapan elang dari Ega.
"Ega benar tadi dia mau kabur tapi keburu ketahuan bapak, " ujar murid kompak masih menginginkan keselamatan mereka dalam kelas.
"Lagian gw udah bilang dari awal Ga, lewat jendela aja kaburnya jangan lewat pintu ketahuan kan!" Reno membantu temannya agar guru lebih yakin kalau Ega tidak telat.
"Lo gegabah tau gak!" Deni ikut dalam kebohongan tersebut.
"Reno teman kamu mau kabur malah di dukung!" ujar guru tidak habis pikir dengan teman-temannya Ega.
"Tuh makanya percaya sama murid sendiri" ujar Ega dengan yakin guru akan mempercayai ucapan mereka.
Iva yang mendengar ucapan satu kelas terkejut dan tidak percaya bahwa mereka berbohong gara-gara satu cowok saja. Emang apa keistimewaan cowok itu.
"Cepetan duduk!" suruh guru kepada Ega agar duduk di bangkunya.
"Bentar pak, " Ega berjalan ke arah Iva sambil membisikkan sesuatu di telinganya. "Hidup lo di tangan gue sekarang, dasar payah!"
÷÷÷
Saat memasuki kelas beberapa temannya langsung memanggil namanya dan menyuruhnya untuk bergabung dalam pergosipan sakral karena ketidaktiadaan guru yang berhalangan hadir tanpa tugas sedikit pun.
"Va? Cepetan kesini!!" teriak Fani dari bangku ketika melihat Iva melewati pintu kelas.
Iva melihat lambaian temannya dan berjalan menghampirinya dengan santai.
"Cepet duduk gue mau gosip sesuatu nih!" ucap Evi menarik paksa tangan Iva agar segera duduk.
"Untung lo dateng Va, nah karna sudah ada dia gw pergi dulu!?" kata Fani beranjak dari bangku.
"Kemana?" tanya Iva heran. "Gw dateng kok malah pergi, " tanyanya.
"Entah tuh anak gak jelas, " ucap Evi bodoamat.
Fani mendengus kesal. "Bukannya gak jelas tapi kalian kan tahu gw don't like gossip, got it!!, " Fani langsung pergi setelah menyelesaikan ucapannya.
"Mau gosip apa?" Iva menatap Evi setelah temannya menghilang di balik pintu.
"To the point aja ya, gw cinta sama seseorang?!" ujar Evi pelan agar tidak di dengar siswa lain tapi masih bisa di dengar temannya.
"Lh trus?" ujar Iva yang bersikap biasa-biasa aja tanpa rasa terkejut sama sekali.
"Lh trus bantuin gw buat deketan sama cowok yang gw suka gitu!" jawab Evi.
"Alah Evi malas lagian gw gak suka gini-ginian, " Iva tidak tertarik dengan ajakan temannya.
"Lo gak mau bantuin gw hah? Gw ini temen lo, sahabat lo, tetangga lo bahkan kita temenan dari SMP dan...?"
"Kodratnya cewe itu dikejar bukan mengejar Epi!" Iva memotong ucapan temannya.
"Iya gw tahu tapi apa salahnya kalo kita mengejar hanya sekali?" jawab Evi santai. "Pokoknya lo harus bantuin gw, harus!!!" paksa Evi tidak mau penolakan dari temannya.
"Gw gak mau!" ujar Iva menolak.
"Gw gak mau penolakan, okay. Lo harus bantuin gw!" kekeh Evi.
Salah satu siswi memanggil nama Iva dan sontak Iva pun menjawab Iya.
"Nah gitu dong itu baru temen gw, sahabat gw." Evi menepuk pundak Iva senang karena mau membantunya.
Iva menatap temannya bingung "Apa sih? Oh ya pokoknya gw gak mau terlibat dalam percintaan lo!"
"Lh tadi kan lo udah bilang iya, masa mau ingkar. Mulai sekarang lo bantuin gw, lo sendiri yang bilang barusan, " Evi beranjak dari bangku untuk mengambil buku tugas yang sudah diambil dari ruang guru untuk melihat nilai yang tercetak di dalamnya.
Sementara itu Iva bengong masih berfikir kapan ia menyetujui ajakan temannya. "Lh tadi kan gw balas sapaan Sofi, iya itu sapaan buat Sofi bukan argghhh,,, " Iva kesal sendiri.
Gimana menarik gak nih, terus baca ya guys. Tetap komen dongg!!!!! Akuu tunggu ya dadah
See you