12. Aku tidak menyerah
Aku tidak menyerah, aku hanya sedikit lelah..
Lelah dengan perlakuanmu..
Lelah dengan segala tolakanmu..
Lelah dengan semua sikapmu..
Tapi, mau bagaimana lagi..
Bagaimana pun aku tetap mencintaimu..
Ellen berjalan di antara Elvan dan Elino. Gadis itu memeluk kedua lengan kakaknya sambil berjalan menyusuri Mall dengan senyum yang selalu merekah di wajahnya.
"Ellen pengen makan es krim vanilla," kata Ellen sambil menunjuk kedai es krim yang di penuhi antian pembeli.
"Antrinya banyak banget, Ell.." kata Elvan yang ikut melihat ke arah pedagang es krim.
"Tapi, Ellen pengen.." lanjut Ellen dengan raut wajah sedihnya.
"Biar aku aja yang ngantri," kata Elino kemudian berjalan ke arah kedai es krim sambil memasukan kedua tangannya kedalam jaket hoodie.
Ellen menatap tak percaya ke arah Elvan yang juga mengangkat bahunya menjawab pertanyaan yang di maksutkan Ellen dari isyarat mata gadis itu.
"Kak Elino tumben ya mau.."gumam Ellen sambil melihat ke arah Elino yang ikut berbaris di antrian.
"Kan sayang adek, dan demi adek.." jawab Elvan sambil memeluk pundak Ellen gemas.
Ellen tersenyum menenggelamkan matanya yang membentuk cekungan bulan sabit.
"Kakak.." panggil Ellen tiba tiba.
"Hmm?" tanya Elvan sambil melihat ke arah Ellen.
"Ellen bahagian punya kak Elvan sama kak Elno.." lanjut Ellen di iringi pelukan gemas dari Ellen di pinggal Elvan.
"Kakak juga bahagia punya kalian," kata Elvan lagi.
Beberapa menit kemudian Elino datang sambil membawa tiga es krim di tangannya. Dengan satu es krim rasa Vannila dan dua es krim cokelat.
Ellen tersenyum antusias menerima es krim pemberian Elino untuknya. Ellen segera memakan es krim yang sangat ia sukai itu sambil terus melihat lelehan es krim yang menggoda Ellen untuk segera melahapnya habis.
Ellen menundukan kepalanya sambil berjalan. Gadis itu terlalu menikmati es krim di tangannya. Sampai-sampai Ellen tidak sadar dengan arah jalannya yang sebentar lagi akan menabrak seseorang dengan kantong kresek di tangannya.
"Aduuh.." kata Ellen saat es Krim Vannila berhasil tumpah mengenai sweeternya.
"Kalo jalan itu liat-liat," kata seorang cowom tadi sambil mengangkat wajahnya ke arah Ellen.
"Kelvin," kaget Ellen dengan raut wajah terkejutnya.
Kelvin membulatkan matanya melihat si pengganggu yang selalu ia temukan di Sekolah kini juga ia temukan di dalam Mall.
Elvan dan Elino diam melihat kejadian di hadapan mereka sambil terus mengawasi sang adik yang berhadapan denga seorang cowok berpenampilan berandal.
"Kelvin disini juga?" kata Ellen sambil tersenyum antusias.
Kelvin membuang wajahnya ke arah lain, menghindari tatapan Ellen yang mengarah pada beberapa barang bawaannya.
"Kelvin bawa apa?" tanya Ellen lagi karena beberapa kantong kresek berisi makanan berada di tangan pria itu.
"Bukan urusan lo," ucap Kelvin sambil melihat ke arah Ellen.
Ellen menggigit bibir bawahnya mendengar respon dari Kelvin. Kelvin pun segera melanjutkan langkahnya dan meninggalkan Ellen yang masih termenung dengan ucapan cowok itu.
Elvian melihat kepergian Kelvin yang semakin menjauh dari mereka. Berbeda dengan Elino yang segera menghampiri sang adik karena kawatir dengan keadaan Ellen.
"Kita beli baju buat kamu," ajak Elino sambil menggandeng sepihak tangan Ellen.
Ellen mematung.Pandangannya masih tertuju pada Kelvin yang sudah sangat jauh dari mereka.Matanya menyorotkan kesedihan, namun ada banyak tanya yang harus ia tau jawabannya.
"Ayo, dek.." ajak Elino lagi.
Ellen menggelengkan kepalanya kemudian menghela napasnya melepaskan pegangan tangan Elino dari tangannya.
"Ellen nggak papa, Kak. Ellen pengen kejar Kelvin.." kata Ellen yang membuat kedua kakaknya terkejut.
"Haaa?" Tanya Elvan bingung.
"Kejar siapa kata kamu? Cowok tadi? Baju kamu ketumpahan es krim, Ell. Lebih baik kita cari baju baru sebelum kamu masuk angin," ajak Elino lagi.
"Enggak kakak. Ellen mau kejar Kelvin, " kata Ellen memutuskan.
"Biar kakak anter," kata Elvan ke arah Ellen.
Ellen menganggukan kepalanya kemudian segera berlari mengejar Kelvin yang sudah juh tidak terlihat.
Elino menggelengkan kepalanya sambil menghela napas kasar. Tidak habis fikir dengan kelakuan adik perempuannya. Dan apa yang akan di lakukan Ellen karena membuang waktunya lagi untuk mengejar pria berandalan tadi.
"Siapa dia, Ell?" tanya Elvan sambil mengemudikan mobil yang mereka tumpangi.
"Dia cowok sepesial buat Ellen kakak," jawab Ellen dengan pandangan lurus kedepan mengawasi jalannya motor ninja warna hitam.
"Apa? Cowok berandalan kayak tadi?"kata Elino tidak percaya.
"Kakak nggak kenal dia. Jangan nilai seseorang dari penampialan luarnya aja kakak," kata Ellen lagi.
"Jadi, mau sampai kapan kamu ngikutin dia?"
"Sampai Ellen tau dia mau ke mana kak," jawab Ellen ke arah Elvan.
"Kalau dia mau pulang?"
"Ellen yakin enggak,"
"Atau dia mau bagi bagi makanan ke temen berandalan dia," sambung Elino menyanggah.
"Kak Elino kenapa sih?Kelvin nggak kayak gitu," bela Ellen yang duduk di jok belakang sendirian.
"Kita lihat aja," jawab Elino sambil memandangi jalanan yang padat di hadapannya.
