Pustaka
Bahasa Indonesia

Love Me

41.0K · Tamat
chellindyyygabs
52
Bab
3.0K
View
7.0
Rating

Ringkasan

Hidup tentang cinta bukan tentang keputusan sepihak. Cinta harus di rasakan dua pihak yang sama sama terikat. Mencintai dalam diam memang sudah biasa, namun kali ini dia tidak dengan diam diam mengungkapkan cintanya. Gadis itu cukup berani mengejar dan berusaha menggapai pria yang ia cintai. Meskipun mendapatkan penolakan berkali kali, ia tetap bertahan, merasa bahwa Kevin adalah cinta sejatinya. Kevin ditakdirkan untuknya, dan bagaimanapun Kevin pergi, ia akan menggapainya. "Kita dekat, namun mengapa terasa sangat jauh?"

RomansaTeenfictionRevengeCinta Pada Pandangan PertamaKeluargaWanita CantikTuan Muda

1. Mencintai mu

"Aku tidak pernah mempermasalahkan kekuranganmu, meskipun pada akhirnya aku akan mengetahui semuanya nanti,

Kau tau alasannya?

Itu karena aku terlalu mencintai apapun tentangmu.."

Ellen berlari menyusuri lorong sekolah yang dua hari ini menjadi sekolah barunya.Ellen terlambat karena kedua kakak laki lakinya yang terus saja mengganggunya sejak pagi tadi.Gadis itu terengah saat lorong sekolah nampak sepi karna bel sekolah sudah berbunyi lima belas menit yang lalu.

Gadis bertubuh mungil, berkulit putih dengan rambut panjang itu terlihat menyeka peluh di keningnya.Ellena Latusya adalah nama gadis berwajah cantik yang menjadi primadona SMA Erlangga mulai dua hari yang lalu.

Ellen mengetuk pintu kelasnya yang sudah dipadati siswa siswi yang duduk rapih di kursi mereka sendiri sendiri.Di depan kelas, sudah ada bu Lasmi sebagai guru mata pelajaran matematika.

Semua siswa yang sibuk mengerjakan soal ulangan mengangkat wajah mereka saat gadis cantik berdiri dengan napas tersenggal di depan pintu kelas.

Bu Lasmi menatap geram ke arah Ellen yang terlambat di jam pertamanya yakni Matematika.Bu Lasmi adalah seorang guru yang terkenal disiplin dan tepat waktu.

"Selamat pagi, boleh masuk?"tanya Ellen dengan wajah ketakutan melihat tatapan maut dari bu Lasmi yang terarah untuknya.

"Ellen..kamu ini ya!Siswa baru bisa bisanya terlambat.Dijam pertama saya lagi!Kamu lupa ya hari ini ulangan?" Kata bu Lasmi dengan intonasi tingginya.

Ellen menundukan kepalanya takut dengan kemarahan bu Lasmi yang terlihat sangat galak.Ellen sendiri tidak pernah terlambat, dan ini kali pertamanya gadis itu terlambat berangkat sekolah.

"Ellen!Kamu dengar ibuk?" Tanya Bu Lasmi lagi sambil berjalan ke arah Ellen yang masih mematung di depan pintu masuk kelas.

"Dee..dengar, buk" jawab Ellen terbata bata.

"Kamu saya hukum.Tidak boleh mengikuti mata pelajaran Matematika dan ulangan Matematika Bab ini.Sekarang kamu, hormat di tiang bendera sampai jam istirahat pertama!" Perintah Bu Lasmi yang membuat Ellen mengangkat kepalanya.

"Hormat di tiang bendera sampai jam istirahat pertama, Bu?" Ulang Ellen terkejut mendengarkan hukumannya.

"Kamu nggak denger?Kurang jelas saya ngomong?" Tanya Bu Lasmi lagi membuat Ellen segera menggelengkan kepalanya.

"Yaudah.Tunggu apa lagi!"

Ellen menaruh tas miliknya di lantai bawah pojok kelas.Teman teman sekelas Ellen menatap iba ke arah gadis berparas cantik yang terlihat sangat kasihan.

"Yang lain diam!Kerjakan soal ulangannya!"

"Yaudah, bu. Ellen pamit," kata Ellen kemudian berlalu dari sana.

Ellen berjalan ke arah lapangan upacara.Keningnya berkerut saat melihat seorang siswa laki laki juga sedang berdiri menghadap tiang bendera.Pria itu berpenampilan urakan, baju tanpa ikat pinggang, rambut acak acakan dan sepatu berwarna hitam putih bertali.

Ellen mendekat ke arah siswa laki laki dan ikut berbaris di samping siswa tersebut.

Ellen meirik sekilas ke arah pria bertubuh jakung yang mungkin setinggi kakak pertama Ellen, Elvan.

"Hay.." kata Ellen sambil menudukan kepalanya menghap ke arah pria yang menundukan kepalanya.

Pria itu menengok sekilas ke arah Ellen kemudian kembali menundukan kepalanya dengan posisi istirahat di tempat.

"Salam kenal yah, namaku Ellen.Aku kelas 11 IPS," kata Ellen dengan raut wajah cerianya.

Tidak ada tanggapan dari pria di sampingnya, Ellen menghela napasnya kemudian kembali berkata,"nama kamu siapa?"

Ellen membulatkan matanya saat pria di sampingnya itu lagi lagi menoleh ke arahnya.Sangat tampan, hidung mancung dengan tulang rahang kokoh.Ditambah kulit putih bersih seperti kulit perempuan.Sangat tampan.

"Kelvin," jawab pria itu dingin.

"Kelvin telat juga?" Tanya Ellen lagi.

Kelvin diam, tidak bergeming.Pria itu memilih menyeka keringat yang membasahi wajahnya.Pagi ini cuaca cukup terik.Matahari tak lagi bersahabat dengan mereka.Ellen mulai merasa kepanasan.

"Kelvin kelas berapa?" Tanya Ellen lagi.

"12," jawab Kelvin singkat tanpa menoleh ke arah Ellen.

"Waah brarti kakak kelas Ellen dong," kata Ellen sambil mengangkat wajahnya melihat ke arah Kelvin yang lebih tinggi darinya.

"Kelvin kenapa bajunya nggak di masukin?kan penampilan Kelvin jadi nggak rapi," lanjut Ellen sambil membelakangkan rambut panjangnya.

"Serah gue," jawab Kelvin kemudian menarik paksa dasi di lehernya dan melepasnya secara asal.

"Kelvin mau kemana?" Tanya Ellen lagi saat Kelvin berjalan meninggalkan tempat itu.

Kelvin terus berjalan tanpa memperdulikan panggilan Ellen yang terus saja mengekorinya.Ellen mengikuti langkah Kelvin yang tiba tiba meninggalkan hukuman mereka.

"Ngapain lo ngikutin gue?" Tanya Kelvin sambil menatap datar ke arah Ellen yang tiba tiba berhenti di belakang Kelvin.

"Ellen mau ikut Kelvin," kata Ellen sambil menggigit bibir bawahnya.

"Nggak.Pergi sana!" Perintah Kelvin sambil membalikan tubuhnya lagi.

Ellen tidak memperdulikan perintah Kelvin untuknya.Gadis itu kembali berjalan mengekori Kelvin yang menuju ke halaman belakang.

Ellen mengedarkan pandangannya.Tempat yang sangat asing untuknya. Baru pertama kali Ellen pergi ke tempat ini selama tiga hari ia bersekolah di SMA ini.

"Jangan ikutin gue!" Perintah Kelvin tanpa menoleh ke arah Ellen yang masih menyapu pandangannya.

"Ellen nggak tau harus kemana.Ellen nggak mau di hukum," kata Ellen menanggapi perintah Kelvin.

"Itu konsekuensi lo telat,"

"Kelvin tau kalau Ellen telat dari mana?" Tanya Ellen penasaran.

"Lo bilang tadi,"

Ellen menganggukan kepalanya kemudian berkata."Eh iya maaf Kelvin, Ellen lupa.." katanya sambil terkekeh.

"Kalau hukuman adalah konsekuensinya.Terus kenapa Kelvin lari dari hukuman?Padahal itu konsekuensinya Kelvin bikin kesalahan," lanjut Ellen dengan tangan yang saling bertautan di belakang pinggangnya.

Kelvin membalikan tubuhnya menghadap ke arah Ellen dengan wajah kesal.

"Bawel ya lo.Pergi sana!" Lanjutnya sambil menghela napas kasar.

"Nggak mau, Ellen mau disini."

"Lo nggak takut gue macem macemin disini?"

Ellen menggelengkan kepalanya.

"Lo tau penampilan gue brandalan?Lo nggak takut gue orang jahat?" Tanya Kelvin lagi.

Ellen menggelengkan kepalanya sekali lagi.

"Ellen tetep mau disini,"

"Yaudah.Lo disini biar gue yang pergi," kata Kelvin kemudian berlalu dari hadapan Ellen yang menatap dengan raut wajah kebingungan.

"Kelvin mau kemana lagi?" Tanya Ellen tak terima di tinggal sendirian di halaman belakang sekolah.

Kelvin diam tidak menjawab pertanyaan Ellen.Pria itu memilih berjalan tanpa memperdulikan seorang gadis cantik yang sibuk mengejarnya.