Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 10

Fathir meremas-remas rambutnya dengan sangat kasar. "Apa yang telah aku lakukan,” ucapnya saat dia sadar dan memandang sekeliling ruangannya yang berantakan.

Wajah pria itu memucat saat menyadari apa yang dilakukannya. Walaupun kondisinya dalam keadaan mabuk, namun pria itu masih bisa mengetahui apa yang diperbuatnya. Ia memejamkan matanya saat mengingat gadis cleaning service yang masuk ke dalam ruangannya.

Baju-baju yang berserakan di lantai di kutip nya satu persatu dan memakainya. Matanya memandang lantai. "Apa yang telah kulakukan?" ucapnya yang melihat bercak darah yang menempel di lantai yang ada di ruangannya.

Fathir membersihkan lantai itu dengan memakai tisu. Ia duduk di kursi sambil mengusap-ngusap wajahnya dan memijat-mijat pelipis keningnya. Berulang kali pria itu mengutuk perbuatannya. "Aku sudah menghancurkan masa depan seorang gadis," ucapnya.

Fathir meminum air putih yang ada di atas mejanya. Setelah merasa cukup tenang pria itu memutuskan untuk pergi meninggalkan ruangannya.

Dengan tubuh yang sedikit pusing ia masuk kedalam mobilnya dan duduk di kursi kemudi. "Mengapa masih ada CS yang bekerja hingga malam," kesalnya. Ia seakan tidak percaya saat mengingat Gadis itu masih bekerja di saat hari sudah malam. Fathir menyandarkan kepalanya di sandaran kursi mobilnya.

****

Fathir duduk di meja kerjanya sambil memandang monitor komputer yang ada di depannya. Apa yang terjadi semalam masih sangat diingat oleh dirinya. Berulang kali pria itu memijat-mijat pelipis keningnya berharap rasa pusing itu akan hilang.

"Permisi Pak Fathir," ucap seorang HRD yang mengetuk pintu ruangannya.

"Duduk," ucap Fathir memerintah HRD yang bernama Rahman tersebut.

"Ada apa bapak memanggil saya," ucap Rahman yang duduk di depannya.

"Kamu lihat 2 CS ini," ucapnya yang memandang layar monitor laptop. Fathir mengarahkan layar laptop yang sedang memutar video itu ke depan HRDnya yang sedang duduk didepannya.

Rahman memandang layar monitor tersebut.

"Kamu lihat jam berapa kedua CS ini bekerja? Di dalam rekaman video itu terdapat jam saat kedua CS itu mulai bekerja bahkan datang ke perusahaan ini," ucapnya.

Wajah HRD nya memucat saat memandang apa yang terlihat di dalam rekaman CCTV.

"Kamu majukan rekaman video itu dan kamu lihat jam berapa kedua CS itu selesai bekerja," ucapnya dengan nada yang sangat tinggi.

Rahman mengikuti perintah bos nya. Rahman memajukan durasi video tersebut dan melihat jam kedua Gadis itu selesai pulang bekerja.

"Dari rekaman CCTV yang saya lihat kedua CS ini melakukan pekerjaan dimulai dari jam 6 pagi Hingga jam 7 malam. Bahkan hingga jam 8 malam. Mereka bekerja sudah 1 bulan.” ucap Rahman.

“Kamu lihat pekerjaan yang mereka pegang sejak mereka awal datang hingga mereka pulang." perintah Fathir.

"Maaf Pak saya tidak pernah memeriksa cctv," ucap HRD yang bertanggung jawab dengan tugas-tugas karyawan.

"Berapa banyak CS yang bekerja di sini?" ucap Fathir yang memukul mejanya.

"35 orang," jawab Rahman yang begitu sangat terkejut.

"35 orang, mengapa hanya mereka yang dipaksa kerja?" ucapnya.

"Maaf pak saya tidak tahu," ucap Rahmat kembali.

"Apa yang kamu lakukan sehingga kamu tidak ada yang tahu?" ucap Fathir yang tidak puas dengan jawaban HRD tersebut.

"Saya akan memanggil kepala CS ke sini pak," ucapnya.

Fathir mengangkat tangannya pertanda dia tidak ingin bertemu dengan kepala CS tersebut. Fathir tidak ingin mendengar penjelasan apapun dari kepala cs-nya. "Bagi saya, apa yang terlihat di CCTV sudah sangat jelas tanpa harus dijelaskan lagi," ucap Fathir tegas.

Rahman hanya diam dengan wajah yang memucat.

"Pecat seluruh CS hari ini juga, terkecuali kedua CS yang ada di rekaman CCTV. Hari ini kamu harus mendapatkan CS pengganti. Kelebihan jam kerja yang sudah dilakukan oleh kedua CS itu kamu keluarkan," perintahnya.

"Baik pak," ucap Rahman yang kemudian keluar dari dalam ruangannya.

Fathir menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Tangannya memijat-mijat pelipis keningnya. Berharap rasa pusing di kepalanya cepat hilang.

Fathir mendengar keributan yang terjadi di luar, matanya memandang pintu yang terbuka.

"Maaf Pak, Ibu memaksa masuk sebelum saya memberitahu," ucap Tia saat istri bosnya menerobos masuk ke dalam ruangan tersebut.

Fathir memejamkan matanya dan mengusap wajahnya. Pria itu sedikit menganggukkan kepalanya. “Tidak apa,” jawabnya kemudian yang meminta agar sekretarisnya itu menutup pintu kembali.

Farah tersenyum tipis memandang suaminya dan duduk di kursi yang ada di depan suaminya. "Aku ini istri kamu Mas, tapi kenapa aku masuk ke sini sekretaris kamu itu seakan-akan membuat aku ini seperti orang lain,” Farah berkat dengan sangat marah dengan meninggikan suaranya.

"Peraturan aku buat untuk semua orang tanpa terkecuali,” kecapnya.

"Kamu harus tahu aku istri kamu," ucap Farah kembali.

Fathir hanya diam tanpa menanggapi ucapan istrinya.

“Mas aku ini baru pulang loh, kamu nggak nanya gimana kabar Aku,” ucap Farah yang tersenyum memandang suaminya.

Fathir mengangkat alisnya dan memandang istrinya. "Apa yang harus aku tanya, bukankah kamu pergi jalan-jalan dengan teman-teman sosialita mu. Lagipula foto-foto kamu begitu sangat berserak di Instagram, jadi aku rasa tidak ada lagi yang perlu aku pertanyakan,” ungkapnya.

“Iya, Mas harus tanya dong gimana aku di sana, apa yang aku lakuin,” ucap Farah.

Fathir hanya menggelengkan kepalanya seakan tidak ingin tahu apa yang dilakukan oleh istrinya.

“Mas aku minta uang,” ucap Farah yang tersenyum.

“Aku baru ngasi kamu 100 juta dalam waktu 1 minggu, kamu sudah minta lagi,” Fatir berkata kesal.

"100 juta itu kurang mas,” sanggah Farah.

“Untuk kehidupan kamu yang super glamor pasti kurang,” ucap Fathir.

"Mas, sebelum kita menikah Kamu sudah tahukan seperti apa kehidupan ku,” ucap Farah.

“Aku sudah tahu kehidupan mu sebelum aku menikah dengan mu, dan jujur aku sangat menyesal," jawabnya.

“Apa mas bilang? Menyesal?” ucap Farah yang membesarkan mata dan juga suaranya.

“Farah, Aku tahu kamu itu seorang model, aku tahu kehidupan mu sebelum menikah dengan aku. Aku berpikir bahwa kamu akan menjadi istri yang baik setelah menikah. Namun ternyata apa?”

“Mas, sebelum aku menikah dengan kamu, bukannya kamu meminta aku untuk berhenti dari dunia model dari dunia keartisan ku. Kamu juga berjanji akan memenuhi seluruh kebutuhan ku. Namun nyatanya apa? Mas, semua kartu yang aku pegang kamu tarik dan kamu memberikan aku uang yang sebenarnya tidak cukup untuk aku. Mas…” ucap Farah marah dengan suaminya.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel