Pustaka
Bahasa Indonesia

Aku Madu

140.0K · Tamat
Lilik Hendriyani
119
Bab
6.0K
View
8.0
Rating

Ringkasan

Sipnosis Prolog Clarisa Amanda, gadis berusia 19. Clarissa memiliki paras wajah nan cantik, rambut panjang dan lurus. Clarissa memiliki rambut berwarna kecoklatan dan kulit yang putih. Clarissa hanyalah gadis yang merindukan kasih sayang seorang ibu. Clarissa dititipkan ibunya di panti asuhan setelah perceraian ayah dan ibunya. Pada saat itu Clarissa berusia 6 tahun. gadis kecil itu selalu menunggu Ibunya datang untuk menjenguk ataupun menjemputnya. Namun apa yang terjadi Penantian Clarissa bertahun-tahun hanya sia-sia ibunya tidak pernah datang untuk menjemputnya di panti. Setelah Clarissa lulus SMA Clarissa memutuskan untuk datang ke Jakarta mencari ibunya. Namun apa yang terjadi, disaat Clarissa ingin mencari keberadaan ibunya Clarissa harus bertemu dengan pria yang bernama Fathir Atmaja yang berstatus sebagai bosnya. Clarissa tidak pernah menduga bahwa pertemuannya dengan bosnya akan merubah takdir hidupnya. Fathir Atmaja, Pria berusia 30 tahun. Pria beristri dan memiliki 2 orang anak. Menjadi seorang pengusaha yang tampan dan juga sukses. Memiliki istri seorang artis yang memiliki wajah cantik dan sempurna. Fatir memiliki sepasang anak yang lucu-lucu namun semua itu tidak mampu membuat Fathir bahagia. Hingga Pria itu melakukan suatu kesalahan yang tanpa disengajanya. Karena kesalahannya itulah yang membuat gadis yang bernama Clarissa harus menjadi istri keduanya. Bagaimana kisah Clarissa selanjutnya. Jangan lupa ikuti ya.

PresdirPerceraianWanita CantikRomansaPernikahanMenyedihkanDewasaPerselingkuhan

Chapter 1

Clarissa bangun sebelum adzan subuh. Bagun sepagi ini sudah selalu di lakukannya. Clarissa sudah sangat terbiasa melakukannya semenjak di panti asuhan.

Ia hidup di panti asuhan sejak berusaha 6 tahun. Setelah ayahnya menikah dengan istri barunya dan bercerai dengan ibunya. Ibunya menitipkan Clarissa di panti asuhan karena harus mencari pekerjaan di kota. Tidak ada tempat untuk menitipkan putrinya pada saat itu. Sehingga ibunya memutuskan untuk menitipkan Clarissa di panti asuhan yang ada di kampungnya.

Clarissa mengusap air matanya saat mengingat peristiwa itu. Peristiwa yang sudah terjadi belasan tahun silam. Namun Clarissa tidak pernah bisa melupakan itu semua.

"Ibu, aku mohon bawalah aku kemanapun ibu pergi," Clarissa menangis memeluk ibunya. "Aku berjanji tidak akan menangis bila lapar, tidur dimana saja tidak apa, aku tidak akan mengeluh bila hujan kebasahan, disaat panas kepanasan," Clarissa berucap janji dengan sangat bersungguh-sungguh-sungguh. Bagi Clarissa yang terpenting bisa bersama dengan ibunya. Walaupun waktu itu usianya baru 6 tahun, namun Clarissa sudah mahir merayu ibunya. Clarissa mengiba dan memohon. Dengan Isak tangisnya.

"Ibu aku mohon, bahwa aku bersama mu. Aku janji tidak nakal, aku Janji tidak akan menangis walaupun kondisi seperti apapun aku hanya ingin bersama ibu," clarissa menangis memeluk ibunya.

"Ibu," ucap Clarissa saat ibunya hanya diam memeluknya dengan sangat erat. Hanya suara tangis ibunya yang bisa didengar clarissa saat ini

Clarissa begitu takut bila ibunya pergi meninggalkannya. Kehidupan yang paling buruk dan berat sekalipun akan di jalaninya dengan senyuman, asalkan bisa bersama dengan ibunya. Kelaparan bagi Clarissa sudah biasa. Clarissa sudah sangat terbiasa kelaparan bersama dengan ibunya. Setelah ayahnya menjalin hubungan dengan wanita lain,

Clarissa dan ibunya sering tidak makan karena ayahnya yang tidak memberikan uang belanja. Uang tabungan ibunya diambil ayahnya dengan paksa. Clarissa masih ingat bagaimana kasarnya ayahnya memperlukan ibunya. Menendang dan memukul Ibunya ketika ibunya tidak mau menyerahkan uang tersebut.

Rumah yang ditempati ibunya bersama dengan Clarissa yang merupakan warisan dari kakek Clarissa, dijual oleh ayahnya tanpa sepengetahuan ibunya. Sehingga Clarissa dan ibunya diusir paksa oleh si pemilik rumah untuk segera pergi dari rumah tersebut.

"Tinggallah dulu di sini nak, ibu janji akan pulang secepatnya untuk jemput Risa." Ucap Rini ketika dirinya sudah bisa meredam suara tangisnya. "Ibu pergi hanya sebentar. Begitu ibu dapat pekerjaan dan tempat tinggal ibu akan jemput Risa ibu janji. Di sini kita gak punya keluarga nak, untuk tempat ibu menitipkan Risa. Lagipula panti asuhan Ini tempat yang paling baik untuk Risa. Ini tempat yang paling nyaman untuk risa menunggu Ibu disini," Rini menangis saat mengucapkan hal tersebut. Berat rasanya untuk meninggalkan putrinya. Namun Rini tidak mungkin membawa putrinya pergi tanpa memiliki uang sama sekali.

"Aku gak mau, aku mau ikut ibu," clarissa menangis sejadi-jadinya.

"Ibu tidak tau harus kemana, dan nantinya akan tinggal di mana. Risa harus mau disini nak. Hanya sebentar. Ibu janji sayang," ucap Rini yang mencium pipi putrinya.

Rini akhirnya memaksa agar putrinya mau untuk tinggal di panti asuhan.

Clarissa mengusap air matanya saat mengingat peristiwa terakhir dirinya melihat ibunya. "Risa masih ingat janji yang diucapkan ibu. Ibu berjanji akan datang menjemput Risa. Namun satu tahun berlalu, ibu tidak pernah datang. Risa selalu menunggu ibu dengan sangat sabar. Apa ibu tahu bahwa Risa selalu mengintip keluar setiap kali ada yang datang ke panti , Risa berharap ibu yang datang menjemput Risa. Namun ternyata yang datang hanya donatur, atau Keluarga dari anak panti yang lain. Sampai saat ini di usia Risa yang sudah 18 tahun Risa masih menagih janji ibu. Risa selalu merindukan ibu di setiap malam. Ternyata 12 tahun itu sangat singkat Bu. Tanpa terasa Risa sudah menunggu ibu lebih dari 12 tahun. Dan sebentar lagi Risa ulang tahun Bu. Ibu pasti ingat ulang tahun Risa," Ucap Clarissa yang menangis ketika mengingat usianya yang sudah masuk 19 tahun besok. Ibu, Risa tidak berharap kado apapun. Risa hanya ingin ibu. Ini Risa sudah lulus SMA," Clarissa berbicara seakan ia sedang berbicara dengan ibunya. Clarissa berharap dengan cara seperti ini bisa sedikit mengobati kerinduannya.

Sebenarnya tidak ada yang spesial dengan usianya. Namun ada hal yang membuat Clarissa bahagia ketika bisa keluar dari panti asuhan. Clarissa diberi uang yang tidak banyak sebagai modal hidupnya di Jakarta.

Uang yang diberikan ibu panti sangat cukup untuk biaya hidup Clarissa selama satu bulan di Jakarta. Clarissa akan menghemat uang itu sebelum gajian. Clarissa sangat bahagia ketika diterima bekerja di perusahaan besar yang bergerak di bidang properti. Dengan ijazah SMA yang dimilikinya, Clarissa diterima menjadi cleaning service. Saat ini Clarissa tinggal di rumah kontrakan yang begitu sangat membuatnya nyaman. Meskipun rumah itu jauh dari kata layak huni.

Setelah melakukan ibadahnya, Clarissa bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.

Clarissa berangkat ke kantor jam 6 pagi seperti biasanya. Gadis itu akan berjalan kaki dari rumah sewa yang aku tempati nya. Clarissa akan sampai di kantor sekitar 30 menit berjalan kaki.

Hari ini Clarissa begitu sangat senang dan penuh semangat saat mengingat akan menerima gaji pertama aku.

"Risa," ucap Sinta yang memukul pundak temannya dari belakang.

"Hai Sinta," kamu sudah datang?" ucap Clarissa saat melihat Sinta yang tersenyum manis memandangnya.

"Ya sudah lah," ucap Sinta yang terlihat begitu senang sama seperti clarissa.

Sinta usianya sama dengan Clarissa, mereka sama-sama baru diterima bekerja di perusahaan satu bulan yang lalu. Karena mereka seumuran dan sama-sama CS baru, yang membuat kedua gadis itu menjadi sangat dekat.

Kedua gadis itu begitu sangat sering di perintah kerja oleh senior tanpa Jedah.

Clarissa berjalan bersama dengan Sinta sambil menggandeng tangan sahabatnya.

"Aku sudah gak sabar mau jadi senior," ucap Sinta.

"Biar bisa berkuasa dan main perintah junior," ucap Clarissa sambil tertawa.

Sinta tertawa saat mendengar ucapan Clarissa. "Bosan diperintah terus. Terus kapan giliran kita memerintah," ucap Sinta.

"Semua ada prosesnya ," Clarissa berusaha menguatkan sendiri dan untuk temannya. Bila Kalau boleh jujur, Clarissa juga sebenarnya tidak kuat menghadapi sikap para seniornya. Clarissa memasukkan barang-barang pribadinya ke dalam loker penyimpanan. Saat ini kedua gadis itu sudah berada di pantry.

Kedua gadis itu memulai pekerjaannya. Disaat CS yang lain belum datang. Clarissa dan Sinta bekerja di luar porsi dari ketentuan.

Sejak awal mulai bekerja hingga sekarang kedua gadis itu selalu mendapatkan perlakuan seperti ini dari seniornya. "Ayo semangat, ingat nanti gajian," ucap Clarissa yang tersenyum memandang Sinta.

"Oke, kita semakin," ucap Sinta yang mengepalkan tangannya di udara.

***