Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6

“La, mending kamu nangis aja deh kaya sebelum-sebelumnya dari pada diem-dieman begini, jujur aku bingung harus kaya gimana buat ngehibur juga,” Celetuk Dera yang sudah hampir tiga puluh menit lebih memberi gadis yang ada di hadapannya itu waktu untuk dirinya sendiri karena jujur, menurut Dera permasalahan yang terjadi beberapa waktu yang lalu di mana mereka berdua akan berniat masuk ke kelas ada kejadian yang menurutnya benar-benar di luar dugaan sama sekali.

Dan tidak tahu persis bahwa permasalahan seperti ini menjadi besar bahkan hal tersebut jadi bahan tontonan banyak orang. Rasanya Dera yang malu sebagaimana yang berdebat tadi bukanlah dirinya dengan Rena.

Tapi demi tuhan! Bahkan dirinya sendiri tidak tahu apa yang di pikirkan oleh Rena, jangankan pikirannya di dalam kepala dan otak ya saja Dera tidak tahu sama sekali karena hal tersebut benar-benar hal yang sangat amat merugikan.

Ayolah, mereka semua ini baru menjadi mahasiswa baru loh? Masa iya mereka berdua si Rena dan Yola menjadi bahan perhatian hanya karena perdebatan tidka jelas seperti tadi?

Astaga mengingatnya saja bikin Dera pening.

Bahkan sekarang ini juga di saat mereka berdua berada di kantin setelah selesai mengikuti kelas mereka berdua masih menjadi bahan sorotan banyak orang, sebenarnya sih bukan Dera melainkan Yola.

Semenjak kejadian barusan semua benar-benar tertuju padanya sejak tadi. Entah apa yang ada di pikiran mereka semua karena bagaimana pun hari ini Yola memang terlihat sedikit amat cantik!

Dengan celana kulot berwarna hijau mint sekaligus atasan rajut yang berwarna putih lengan panjang sekaligus terlihat sangat pas di tubuh raping gadis tersebut.

Belum lagi rambut yang ia biarkan di kuncrit dengan jepitan jedai di mana hari ini dirinya memang tidak berniat sama sekali untuk mencatok rambutnya, karena mood Yola udah terlanjur rusak sejak semalam setelah dirinya melihat video yang berada di story milik lagi.

Oh! Dan lagi. Kejadian yang terjadi beberapa waktu yang lalu, apa tidak membuat mood gadis tersebut semakin menurun?

Di mana Yola secara terang-terangan mengungkapkan bahwa Arnesh adalah kekasihnya, akan tetapi sayang laki-laki tersebut malah menarik lengan Rena untuk pergi dari lapangam di mana banyak sorot mata di sekitar mereka.

Sial!

Sial!

Sial!

Kenapa ini bisa terjadi sih? Hah! Rasanya Yola ingin menghilang sekarang dari tempatnya sekarang.

Mau itu dengan cara terbang kek, apa kek. Biar saat dirinya keluar dari kampus tidak ada yang tengah menatapnya atau membicarakan tentangnya secara terang-terangan.

Yola yakin seribu persen, sangat-sangat yakin bahwa kejadian itu pasti akan tersebar dari mulut ke mulut bahkan hampir seluruh mahasiswa dan mahasiswi kampus ini mengetahui permasalahan dirinya dengan Rena dan juga Arnesh.

Dengan wajah yang tidak di polesi apapun bahkan bibir merah muda alaminya kali ini tidak di olesi dengan lipstik membuat Yola menjilat bibirnya pelan kemudian kedua matanya menatap ke arah Dera.

“Kayaknya aku butuh ngobrol sama Arnesh deh Der,” kata Yola dengan ucapan yang sudah ia pikirkan sejak dari tadi.

Dera menatap sahabatnya itu dengan tatapan tidak percaya saat Yola mengatakan hal seperti itu setelah kejadian yang memalukan tadi, “Mabok ya lo La? Apa emang kamu gak mau tertampar sama kenyataan yang ada?” Tanya Dera langsung sebari tubuhnya sengaja ia dekatkan dengan Yola agar percakapan mereka tidak terdengar oleh orang-orang yang tengah sibuk jajan di kantin, karena sebagaimana sebagian dari mereka ada sibuk yang jajan dan makan di sini. Terkadang mereka semua mencuri-curi pandang untuk menatap ke arah Yola.

“Enggak, aku cuma mau mastiin aja,” Jawab Yola yang masih bersih kukuh dengan semua kepercayaan yang masih ia kasih untuk Arnesh.

Sumpah ya? Terkadang di saat seperti ini Yola memang bersikap sangat menyebalkan. Bagaimana bisa sih semua hal yang ada bahkan kejadian memalukan yang di lakukan oleh Arnesh sendiri Yola masih ingin mendapat penjelasan dari laki-laki itu? Jangankan mencari penjelasan, bahkan Yola aja masih mencari seorang Arnesh.

Yola ini bego apa tolol sih? Lama-lama bikin greget juga terkadang.

“Apa yang kau kamu pastiin di saat semuanya sudah jelas?” Tanya Dera dengan raut wajah yang sudah berubah serius ke arah Yola.

“Maksud dari kata jelas yang kamu bilang itu kaya apa? Gak ada yang udah jelas kali Ra,” Keukeuh Yola sebari mengalihkan pandangannya untuk melihat ke arah lain.

“Arnesh belum bilang apa-apa ke aku, bahkan aku belum denger penjelasan dia dengan apa yang semuanya terjadi,”

“Dari hal kenapa Rena bisa semarah itu sampai-sampai dia hampir kelepasan marah di depan publik dan it-“

“La, itu bukan kelepasan. Tapi emang udah bener-bener marah banget sama kamu si Rena itu,” Potong Dera cepat.

“Lagian ya, memang kamu mau ngelurusin masalah apa lagi sama mereka berdua? Padahal jelas-jelas anak dua itu pernah main di belakang kamu,”

Dera berdecak pelan, sebari menghela napas panjang karena merasa lelah dengan Yola yang tiap hari selalu saja mencoba untuk percaya dengan laki-laki tersebut sebagaimana sudah sangat jelas bahwa Arnesh itu terkenal laki-laki brengsek bahkan sejak mereka masih sekolah SMP sudah banyak korban tentang sikap buayanya dia sekaligus omongan mokondo yang selalu dia pake untuk merayu semua gadis.

“Kan Arnesh udah jelasin ke aku kali kenapa dia kaya begitu Ra? Rena kan yang mancing duluan? Cowok kalau di pancing mana bisa nolak,”

“La, sumpah ya,” Dera rasanya kepalanya pening dan ingin pecah sekarang karena setiap hari selalu saja bersih kukuh dengan apa yang ia percaya padahal seseorang yang dia percayai aja brengseknya sudah level dewa sekaligus sudah suhu banget untuk masalah mainan cewek. Masa iya sahabatnya ini tidak sadar-sadar?

Dera harus pakai cara apalagi sih biar Yola Maharani ini peka dengan situasi dan ada, sekaligus kedua matanya terbuka secara lebar dengan fakta yang sudah ada setiap harinya?

“Aku udah gak tahu lagi harus ngomong sama kamu kaya gimana, karena kalau aku jelasin lagi dari A sampai Z kamu bakal tetep sama komitmen kamu terutama itu yang berhubungan dengan Arnesh,”

“Jadi, mending aku gak akan banyak omong lagi deh kayaknya. Marah juga kayanya percuma karena cuma diri kamu yang bisa memberhentikan hubungan toxic yang sekarang kamu jalanin sama Arnesh,”

“Tiga tahun La, Arnesh gak sekali dua kali main di belakang kamu dengan cewek yang berbeda bahkan sama,”

“Dengan alibi, cowok kalau di pancing ya bakal ke pancing dan tidak bisa nolak,” Dera terkekeh pelan sesudah mengucapkan kata itu. “Bulshitt tahu gak sih? Kalau emang Arnesh sayang dan cinta sama kamu, dia bisa nahan semua nafsu birahinya,” Jelas Dera panjang lebar kemudian bangkit dari duduknya dan melangkah jauh pergi dari situ sekaligus meninggalkan Yola seorang diri di kantin.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel