Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3

Yola menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur king size miliknya setelah ia baru saja selesai membersihkan keseluruhan tubuhnya dan berganti baju tidur saat ia baru saja pulang dan tentunya di antarkan pulang oleh Arnesh sampai di depan rumahnya.

Gadis itu menghela nafas panjang, senyuman merekah di wajahnya benar-benar sangat menggambarkan bahwa dirinya sangat amat merasakan perasaan yang menbahagiakan.

Bagiamana tidak? First crush Yola sejak ia menginjak kelas satu sekolah menengah awal sekarang sudah menjadi miliknya.

Oh! Dan juga lebih parahnya lagi mereka sudah menjalankan hubungan ini selama tiga tahun berturut-turut walaupun di dalamnya terlalu banyak drama dan lain-lain.

Tetapi itu bukan jadi masalah, terlebih lagi bukan jadi halangan untuk Yola yang terus menerus mengklaim bahwa Arnesh adalah miliknya. Apapun nama hubungan mereka yang pasti laki-laki tersebut miliknya bukan?

Tingkah laku mereka berdua? Sikap Arnesh yang selalu treat her like queen setiap harinya, terlebih lagi dia memang sangat membutuhkan Yola dari segimana pun bukan?

Terserah jika kalian berfikir bahwa Yola bodoh, Yola tolol, atau juga Yola bego. Karena memang cinta membuat otak kita menjadi bodoh bukan?

Tenang, gadis itu tidak akan peduli bahkan mendengar semua omongan orang lain terutama kalian. Karena bagaimana pun semua orang belum pernah berada di posisi Yola saat ini, dan lagi mereka juga belum pernah merasakan apa yang Yola rasakan dan apa pencapaian Yola sekarang sampai-sampai Arnesh benar-benar tidak bisa jauh dengan gadis itu.

Yola menarik nafas panjang, kemudian beberapa detik setelahnya ia membuang nafasnya pelan.

Kedua sorot matanya jatuh menatap ke arah jam di dinding yang jarumnya sudah menunjukan pukul jam sembilan lebih lima belas.

Dia ingat, bahwa setelah Arnesh mengantarnya pulang laki-laki tersebut akan berniat nongkrong dengan teman-teman kampusnya di tempat cafe langganan mereka.

Dan tentunya Yola mengizinkan itu, tidak masalah. Dirinya bukan gadis yang hobi mengekang atau semacamnya kok, karena ya sebenarnya Yola adalah gadis yang easy going sekaligus tidak kaku-kaku banget juga.

Selagi laki-laki itu bisa di kasih kepercayaan penuh Yola aman dan tentram dan akan selalu percaya dengan apa yang akan di lakukan pasangannya.

Namun sayang, itu tidak berlaku kepada Arnesh. Wajah yang tadinya berseri-seri membuat wajah Yola mendadak bete seketika, itu sangat jelas amat sangat jelas jika kalian melihat ekpresi wajah gadis tersebut.

Wajah yang di tekuk, mulut yang sedikit maju karena cemberut kesal itu membuat wajah cantik Yola malah terlihat menggemaskan rasanya. Sulit memang ya, orang yang udah glow up parah mau di gimana pun sekarang wajahnya tetep keliatan oke di mata orang lain.

Baiklah, balik ke permasalahan awal di mana ada satu ke khawatiran besar yang selalu di rasakan oleh Yola harinya.

Sebenarnya untuk menjelaskannya sendiri ia tidak tahu harus mulai dari mana karena telalu banyak hal yang pernah ia lewati selama ia berhubungan dengan Arnesh. Jadi bukan satu, dua atau bahkan tiga permasalahan yang bisa ia jelaskan secara gamblang begitu saja di sini.

Beberapa menit melamun sebari merasakan overthinking yang sudah mampu membuat Yola berfikir ke mana-mana suara ponsel miliknya berbunyi, dengan perasaan yang tergesa-gesa dan juga penasaran, gadis itu bergegas bangkit dari duduknya lalu berlari kecil ke meja belajar yang tidak jauh dari kasur.

Tangannya mengambil ponsel berwarna ungu lilac tersebut, kedua matanya menatap ke arah layar yang sedang menyala karena Dera yang entah kenapa mendadak menelponnnya malam-malam seperti ini.

Kedua bola matanya memutar malas, karena jujur sebenarnya gadis itu berharap yang menelpon atau menghubungi Yola malam ini adalah Arnesh.

Ya Arnesh, bagaimana pun laki-laki tersebut sekarang. Bahkan di saat dirinya sedang main bersama teman-temannya, Yola masih ingin berkabar atau saling mengirim pesan dengan Arnesh, agar overthinkingnya menghilang hanya karena laki-laki itu memberi kabar kepadanya.

Masih dengan nada dering ponsel yang terus berdering, rasa malas Yola mau tidak mau akhirnya mengangkat telfon gadis itu secara terpaksa.

“Ya, napa Dera,” Tanyanya langsung dengan nada pelannya dan nada yang terkesan tidak berminat untuk menjawab telepon tersebut

“La sumpah ya! Rasanya aku emosi banget anjing sekarang!” Omel Dera langsung yang sudah langsung menyemprotnya dengan nada gas ciri khas sahabatnya itu.

Refleks Yola langsung sedikit menjauan ponselnya dari telinga, lagi-lagi kedua bola matanya memutar jengah akibat Dera yang tiada hari gak ada yang namanya santai, kalem, atau apalah itu namanya. Dia bahkan terlalu banyak emosi akhir-akhir ini, terkadang Yola juga berfikir. Apa Dera tidak mengalami darah tinggi karena tiap hari sering marah-marah tidak jelas.

“Der? Kenapa lagi sih kamu? Perasaan dari tadi pagi udah marah-marah mulu?”

Terdengar helaan nafas panjang di sebrang sana dan itu cukup membuat Yola terdiam untuk menunggu jawaban gadis tersebut, “Aku gak akan marah-marah kalau cowok kesayangan sekaligus kebanggan kamu itu gak mancing duluan,” Jawabnya jujur yang perasaannya sudah penuh dengan rasa emosi yang tidak bisa ia bendung.

Mendengar tuturan yang di ucapkan oleh Dera membuat Yola langsung mendudukan tubuhnya ke pinggir kasur, sengaja tidak menimpal ucapan dirinya karena ia menunggu lanjutan yang akan di ucapkan oleh Dera.

“Kamu udah lihat instagram story Feri?” Tanya Dera memastikan.

Feri ya? Itu kan teman Arnesh?

Yola menggelengkan kepalanya sebagaimana ia tahu bahwa Dera tidak akan melihatnya sekarang, “Belum? Aku belum buka social media sama sekali? Emang ada apa?” Tanyanya lagi.

Terdengar decakan pelan di sana, dan Yola bisa menebak bahwa Dera sedang benar-benar kesal saat ini, “Kan! Bener! Udah aku tebak dari awal kalau kamu belum cek social media punyamu sama sekali,”

“Udah deh, mending kamu cek dulu aja. Sekarang! Jangan di matiin teleponnya, biar aku tahu respon kamu kaya gimana pas beres lihat story punya Fery,”

Tanpa babibu Yola pun menuruti suruhan Dera, jari-jarinya dengan cepat menscroll aplikasi instagram di kolom ponselnya. Tanpa melihat notifikasi yang entah sudah berapa banyak, ia tidak peduli sekarang. Karena tujuan utamanya saat ini melihat isi di instagram story milik Fery.

Fery.

Fery.

Fery Pratama.

Iya, lebih tepatnya @feryprtm_

Dan akhirnya Yola menemukan akun laki-laki tersebut.

“Udah belum La?” Tanya Dera memastikan.

“Belum, bentar ngapa,”

Setelah menjawab seperti itu, dengan rasa ragunya mau tidak mau jari Yola menekan logo profil story Fery.

Dan ternyata munculah video dimana Fery dan teman-temannya sedang asik bercanda ria di cafe langganan mereka dan juga Arnesh.

Ada beberapa story di sana, namun Yola tidak menemukan apa-apa. Bahkan ia tidak melihat Arnesh ada di sana juga, padahal jelas-jelas Arnesh pamit dengannya untuk berkumpul dengan teman-temannya di cafe itu.

“Gak ada yang aneh Der, apaan sih? Aku lihat gak ada apa-apa kok,”

“Ck! Si bego. Video story paling akhir, coba kamu pause-pausein beberapa detik. Terus perhatiin sama kamu baik-baik, setelah kamu sadar apa yang kamu lihat di video itu baru bilang ke aku,” Jelas Dera dengan rasa sabar.

“Ish! Iya-iya,”

Alhasil mau tidak kau Yola pun menuruti kemauan Dera yang kesekian kalinya itu, dan ya setelah Yola mengikuti arahan gadis tersebut kedua pandangan Yola menangkap sosok Arnesh yang tengah sibuk bercanda dan nuga mengobrol dengan seseorang.

Namun sayangnya Yola tidak bisa melihat siapa yang sedang duduk di sebelah laki-laki itu.

“Arnesh lagu bercanda, tapi aku gak lihat sama siapa. Videonya cepet banget, kek si Ferry sengaja nutupin gak sih Der?” Celetuk Yola saat dirinya mencoba untuk berusaha melihat video itu berulang kali.

“Perhatiin lagi deh, biar jelas si Arnesh lagi dempetan sama siapa. Lagian emang keliatan banget si Fery nutupin,” Ketus Dera dan itu tidak membuat Yola menimpali omongan Dera yang seperti itu.

Ia masih saja fokus dengan video tersebut, sangat amat fokus. Sampai pada akhirnya ia menemukannya, menemukan siapa yang tengah duduk di sebelah Arnesh di tambah yang bercanda dan mengobrol dengan laki-laki itu.

“Rena?” Celetuk Yola saat kedua matanya menyadari rambut pendek berwarna hitam tengah duduk dan sibuk dengan Arnesh di video itu. Bagaimana Yola bisa tahu dan menebak dengan benar, karena sejujurnya ia tahu bentuk tubuh, perawakan bahkan wajah detailnya gadis yang baru saja ia sebut namanya barusan.

Bagaimana ia tidak tahu persis? Rena itu mantan sahabat Yola bahkan Dera saat mereka sudah bersahabatan sejak SMP bahkan SMA.

“Ya kan? Si Rena,” Timpal Dera langsung

“Sumpah ya La, aku masih gak habis pikir dengan apa yang Rena lakuin bahkan Arnesh ke kamu waktu beberapa bulan yang lalu? Masa iya mau ngulang kesalahan yang sama? Terus kamu mau maafin untuk yang kesekian kalinya?” Tanya Dera memastikan.

“Ayolah La, please! Don’t be stupid! Cukup udah kamu nunjukin hati malaikat kamu ke Arnesh tiap hari, ada kalanya kamu juga bisa jadi brengsek buat dia kan?”

“Yola yang di kenal buaya betina mana nih? Gara-gara udah ketemu sama pawangnya jadi lembek begini?”

Dan dari ucapan Dera yang seperti itu membuat Yola akhirnya tersadar seketika.

.

.

.

Siangnya, sekitar pukul dua siang dini hari setelah Arnesh merasakan kepanikan yang sudah ia rasakan sejak semalam karena Yola mendadak memblokir kontaknya bahkan semua social media milik Arnesh, belum lagi gadis tersebut tidak keliatan batang hidungnya sehingga sulit untuk di temui.

Dan tentunya, laki-laki tersebut berada di gedung jurusan sastra. Menunggu keberadaa Yola yang tiba-tiba menghilang entah ke mana dan itu cukup membuatnya khawatir, sebenarnya bukan khawatir sih tapi lebih ke condong takut karena terakhir kali dia seperti ini saat Arnesh melakukan kesalahan yang fatal saat dulu.

Tapi sekarang? Jelas Arnesh tidak melakukan apapun. Bahkan bermain di belakang gadis itu pun tidak. Karena sejujurnya laki-laki tersebut sedang ingin berniat serius untuk berkomitmen kepada Yola, pelan tapi pasti sih tetapi kan dia sudah berusaha bukan?

Oh! Arnesh juga sejak tadi selalu bolak balik mencari Yola ke dalam kelasnya, namun hasilnya tetap nihil? Tidak ada kemajuan bahkan masih tetap tidak ada hal tanda-tanda di mana Yola sekarang.

Dan Ya! Arnesh frustasi sekarang! Argh! Kedua tangannya mengacak asal rambut laki-laki itu, bibirnya berdecak dengan kedua pandangannya yang menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari Yola.

Tetapi bukan Yola yang ia lihat, yang ada pandangannya bertemu dengan Rena yang tangannya tengah melambai tinggi ke arahnya.

Arnesh pun melambai balik gadis itu, sekaligus membalas senyuman Rena yang tengah tersenyum lebar ke arahnya.

“Loh kamu ngapain di gedung sastra?” Tanya Rena memastikan saat dirinya baru saja keluar dari kantin di mana kantin sangat dekat posisinya dengan gedung jurusan sastra.

Oh iya, kalian belum mengenal lebih dalam Rena bukan? Bahkan kalian semua perlu membayangkan seperti apa Rena di mata para pembaca.

Cukup simpel, sebenarnya Yola bukanlah gadis yang terlalu ambisus untuk terlihat cantik di mata semua orang, karena gadis itu sudah percaya diri dengan satu hal yang miliki sejak awal dan itu selalu di sukai oleh banyak laki-laki.

Rambut hitam yang di potong pendek sebahu, dan lagi gadis itu mempunyai tubuh yang di mana bentuknya seperti halnya gitar spanyol yang di atas bahkan di bawahnya benar-benar berisi secara alami.

Dan itu daya tarik Rena selama ini, bahkan mampi membuat gadis tersebut selalu jadi bahan incaran banyak laki-laki dari jaman Rena masih menginjak sekolah menengah pertama sekaligus saat Rena, Nina, Dera dan juga Yola masih bersahabat baik kala itu.

“Biasa nyari Yola,” Jawab Arnesh jujur, dan jawabaan itu cukup membuat Rena yang juga salah satu mahsiswa baru jurusan bahasa inggris itu sedikit merubah raut wajahnya kesal dan Arnesh tentunya tidak menyadari hal itu.

“Oh, masih betah sama Yola berarti?” Tanya Rena dengan nada yang terdengr sedikit ketus, pdahal barusan nada yang di berikan dirinya sangat amat lembut.

Arnesh mengerutkan keningnya, “Lah? Kenapa bahasanya gitu sih Na? Lagian emang dari dulu aku selalu sama Yola kan?”

Mendengar kenaifan lami-laki itu membuat Rena sedikit terkekeh pelan, “Gimana Nesh? Selalu bersama sama Yola atau memang Yola di jadiin budak sex sama kamu karena kamu tau dari dulu dia tergila-gila banget sama sesosok Arnesh,” ucapnya frontal dengan perasaan kesal yang sedang ia rasakan sekarang.

Sumpah ya? Apa sih yang menarik di mata seorang Yola sekarang? Putihnya? Apa karena dia udah glow up? Body krempeng aja Arnesh masih betah banget sama Yola.

“Na, bahasa tolong di jaga sedikit ya,” Kata Arnesh yang penuh penekanan sebari menarik lengan Rena untuk mendekat karena bagaimana pun obrolan mereka berdua saat ini terlalu sensitif untuk di muka umum seperti ini, apalagi terlalu banyak mahasiswa yang sedang berlalu-lalang sekarang.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel