Bab 9
Keesokan harinya, Aleyshia mengendarai mobilnya menuju apartemen milik James, dia telah memastikan bahwa James tidak berada di apartemennya sehingga memudahkan rencananya untuk menjebak James.
Jarak mansion Aleyshia dan apartemen James tidak terlalu jauh sehingga tidak memakan waktu yang lama, lagipula Aleyshia berangkat lebih awal menghindari jalanan macet saat jam orang-orang berangkat bekerja.
Sesampainya di depan pintu apartemen James, Aleyshia langsung menekan tombol di pintu, dia mengetahui passwordnya karena James memberitahu Aleyshia.
Tidak menunggu lama Aleyshia segera masuk, setelah itu dia memeriksa seluruh isi apartemen untuk memastikan sekali lagi bahwa benar-benar James tidak ada.
Kemudian Aleyshia mulai memasang kamera pengawas yang berukuran sekitar jari kelingkingnya di setiap sudut apartemen James, dari mulai ruang tamu, dapur, kamar tidur bahkan kamar mandi ia pasang kamera yang telah dia beli di pusat perbelanjaan kemarin.
Setelah memastikan bahwa kamera pengawas yang dia pasang tidak terlihat dan mencurigakan, dia langsung meninggalkan apartemen James menuju kantor.
Di dalam hati Aleyshia sangat berharap apa yang dilakukan di apartemen tidak diketahui oleh James.
**
Lain halnya dengan James yang sedang di mansion milik keluarganya. Sejak dua hari terakhir saham milik Moore Group mengalami penurunan membuat ayah James sangat marah pada putra sulungnya.
Jason menatap James dengan penuh amarah, kemudian melemparkan gelas yang ada di depannya ke arah James sambil berkata, "Dasar anak tidak berguna!!!!" Teriak Jason pada putranya.
James yang tidak siap akan dilempar gelas oleh ayahnya tidak bisa menghidar, gelas yang berisi teh membasahi kemejanya.
James tidak berani bergerak bahkan mengangkat kepalanya, dia terus menunduk tidak berani menatapJason.
"Apa kau tahu telah menyinggung siapa? Muller Group!! Apa kau tidak tahu reputasi Muller Group James??????" Teriak Jason masih dengan amarahnya.
James tentu saja tahu reputasi Muller Group, hanya saja dia tidak pernah berpikir panjang dalam melakukan sesuatu, yang ada di benaknya hanya keuntungan, apapun akan dia lakukan walaupun dengan cara kotor.
James pikir tidak mungkin dengan sangat cepat diketahui oleh orang-orang Muller Group apa yang telah dia lakukan, namun kenyataannya berbeda dengan apa yang dia pikirkan.
Bahkan Muller Group secara langsung merilis berita, jika selama Muller Group masih berdiri tidak akan pernah mau bekerjasama dengan Moore Group. Sehingga banyak perusahaan mulai meneliti Moore Group. Oleh karena itu dalam dua hari terakhir saham Moore Group mulai turun drastis.
"Kau benar-benar bodoh James!!!" Ujar Jason sambil berteriak.
"Bukankah, kau memiliki hubungan yang baik dengan putri dari Smith Group James? Cepat cari dia, segera kau minta bantuan kepadanya agar Moore Group dapat keluar dari krisis!!" Lanjut Jason, sambil memijat keningnya yang merasa sakit pada kepalanya karena tingkah putra sulungnya.
Smith Group merupakan perusahaan terbesar di Amerika, mendapatkan bantuan darinya pasti dapat membuat Moore Group keluar dari krisis. Moore Group merupakan perusahaan yang tidak dapat di bandingkan dengan Smith Group apalagi Muller Group sehingga saat berita itu dirilis langsung membuat anjlok nilai saham Moore Group.
"Baik, pa. Aku akan segera mencari Aleyshia." Ujar James masih menundukkan kepalanya tidak berani menatap Jason.
"Kalau begitu, aku pergi dulu, pa." Lanjut James meninggalkan ruang kerja ayahnya.
**
Malam hari setelah Aleyshia makan malam bersama dengan kedua orang tuanya, dia berpamitan untuk ke kamarnya yang berada di lantai dua untuk berkemas-kemas menyiapkan segala keperluan untuk pergi ke Jepang, karena besok pagi-pagi sekali dia harus berangkat ke bandara.
Aleyshia sedang berada di walk in closet yang ada di kamarnya, menyiapkan segala keperluan untuknya selama berada di Jepang. Ia sibuk memasukkan dan merapikan segala keperluannya ke koper miliknya tidak lupa dia mengecek ulang agar tidak ada yang tertinggal.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu dini hari, dia beranjak dari walk in closet menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya sebelum istirahat.
Sebelum merebahkan tubuhnya di ranjang, Aleyshia mengambil telepon genggam yang berada di nakas, dia melihat begitu banyak panggilan dan pesan dari James.
Namun Aleyshia tidak mau menghiraukannya, tidak ada satupun pesan dari James yang dia balas. Aleyshia tahu James mencarinya pasti karena masalah yang terjadi pada perusahaannya, maka dari itu dia lebih memilih untuk beristirahat dari pada membalas pesan James. Ia kembali meletakkan telepon genggamnya di nakas samping ranjangnya, tidak lupa dia memasang alarm lebih awal karena dia harus berangkat ke bandara pagi-pagi sekali dan besok adalah akhir pekan, Aleyshia takut terkena macet dijalan.
**
Setelah James kembali dari mansion keluarganya dia memilih menuju apartemen miliknya. James duduk di mini bar yang ada di apartemennya. Ia meneguk langsung wine dengan kadar alkohol yang cukup tinggi langsung dari botolnya.
James merasa tertekan dengan ucapan ayahnya apalagi sekarang, dia menghubungi Aleyshia berkali-kali namun tidak ada jawaban. Ia merasa ada yang janggal dengan Aleyshia pasalnya sangat jarang sekali Aleyshia mengabaikannya, namun segera dia tepis jauh-jauh dari pikirannya.
James yang sangat tertekan meluapkan amarahnya dengan menghancurkan segala isi yang ada di dalam apartemennya, apartemen miliknya sekarang sudah seperti terkena badai.
James yang sedang sibuk menghancurkan barang-barang di apartemennya, terganggu oleh bel pintu yang berdering.
*tingtong*
*tingtong*
*tingtong*
Kemudian James beranjak membuka pintu, Daiva yang datang mengunjunginya. Setelah membuka pintu James berlalu menuju sofa, sedangkan Daiva masih mematung di depan pintu karena terkejut melihat isi apartemen milik James.
James melirik Daiva yang masih mematung di depan pintu sambil berkata, "Jika kau tidak ingin masuk, lebih baik kau pulang saja!"
Daiva akhirnya tersadar dari keterkejutannya, dia menutup pintu lalu menghampiri James yang sedang duduk di sofa.
