Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 6 - BAD DAY OR GOOD DAY

“Kak Alvin?!” Teriak Agatha refleks dan Alvin segera menutup telinganya.

“Maaf-maaf.” Ucap Agatha cepat.

“Bisa permisi?” tanya Alvin dan Agatha menjadi orang paling bodoh sedunia saat ini karena dia bingung mengapa Alvin menyuruhnya minggir padahal jalanan di tempat parkir ini luas, Alvin menghela nafas dan mengarahkan matanya ke arah belakang Agatha ternyata Agatha menghalangi motor Alvin.

“Aduh, maaf ya kak.” Ucap Agatha menepuk jidatnya, mengapa dia menjadi orang paling tidak pintar sedunia saat didepan orang yang ia sukai, sungguh hari ini hari terburuk. Alvin segera naik ke atas motor dan menyalakan mesin sedangkan Agatha hanya diam memperhatikan setiap gerakan Alvin membuatnya betah berdiri di sana.

“Kak Alvin…!” Teriak Agatha setelah Alvin mulai jauh, ketika mendengar namanya dipanggil Alvin menghentikan laju motornya dan menengok ke belakang dan melihat Agatha melambai-lambaikan dompet coklat, jadi Alvin mengarahkan motornya berputar dan kembali ke tempat Agatha.

Agatha memberikan dompet milik Alvin yang ia temukan dekat dengan tempat Alvin memarkirkan motornya tadi. “Makasih ya.” Ucap kak Alvin singkat tapi, memberikan efek dahsyat dalam diri Agatha.

“Kamu pulang naik apa?” Tanya Alvin, dan yang ditanya malah melamun dengan tetap memandangi sang pujaan hati.

“Halo.” Alvin melambaikan tangannya beberapa kali.

“Ha? Ah iya kak kenapa?” Akhirnya Agatha tersadar.

“Kamu pulang naik apa?” Ulang Alvin dengan penekanan.

“Gak tahu kak, rencananya taksi.” Agatha jadi sedih saat memikirkan nasibnya.

“Setahu saya jam segini taksi gak lewat sini, kalau kamu mau saya bisa antar kamu pulang.” Ucapan Alvin yang kali ini memberikan efek lebih dahsyat dari sebelumnya dan membuat seluruh aliran darah Agatha berhenti sejenak, sekarang otaknya sedang bekerja keras untuk mencerna setiap kata yang diucapkan Alvin.

“Halo...? Jadi gimana?” setelah beberapa detik menunggu Agatha yang terdiam , Alvin mulai bingung. “Ah iya kak, boleh kak kalau gak keberatan.” Agatha tersenyum dan Alvin memberinya kode agar naik ke atas motor dan motorpun melaju pergi menuju gerbang dan meninggalkan sekolah.

Seorang cowok berseragam putih abu-abu bersandar di balik pilar dengan menghisap sebatang rokok memperhatikan drama yang tadi terjadi dan ia segera melangkahkan kaki menuju motor Ninja putihnya.

Flashback On

“Tha, presentasi buat KepSek gimana? Udah di buat?” Tanya Panji sebagai koordinator dokumentasi.

“Belom Ji, kan Loli baru bisa ngirimin datanya nanti siang jadi baru bisa gue buat kira-kira pulang sekolah.” Ucap Agatha saat berjalan menuju kantin.

“Ok deh, gue suruh Loli kirimin ke email Putri juga. Kalau lo gak sempet ngerjain Putri bisa bantuin, jangan terlalu dipaksain Tha.” Ucap Panji melihat pemimpinnya terlalu sibuk dengan semua acara dalam kepengurusannya.

“Sok care lo, tenang gue bisa handle.”

“Siap Bu KeTos.” Panji memberikan hormat. Aldo menguping pembicaraan itu tanpa sengaja.

*******

“Pak Deden, saya minta ruang OSIS dikunci lebih dulu boleh?” Tanya Aldo.

“Memangnya ada apa ya dek Aldo?” Pak Deden bingung dengan permintaan Aldo.

“Soalnya tadi anak OSIS titip pesan ada dokumen penting pak, dan mereka mau segera pulang.” ucap Aldo sopan, walaupun Aldo bad boy tapi ia tetap mencoba sopan kepada Pak Deden karena ia selalu baik kepada Aldo.

“Oh begitu, yasudah saya kunci sekarang.” Pak Deden langsung menuju ruangan OSIS. Aldo dengan berjalan sedikit pincang menuju UKS, dan segera mengambil telepon genggam Agatha dan mengirim pesan Putri sebagai sekretaris OSIS, untungnya HP Agatha tidak di lock.

‘Put, bisa tolong buatin proposal untuk presentasi ke KepSek besok? Sorry ya gue lagi sakit, maaf ngerepotin.’

Begitulah pesan yang diketik Aldo di ponsel Agatha dan kemudian pesan tersebut dikirim tidak berapa lama mendapat balasan dari Putri.

‘Ok Tha, santai btw get well really soon. Makanya jangan sibuk-sibuk banget.’

Pesan tersebut masuk dan dianggap Aldo sebagai jawaban dari rencananya. Aldo kemudian pergi meninggalkan UKS untuk membeli rokok dan menunggu di depan UKS. Tapi, saat melihat Alvin sedang menuju toilet ia mempunyai rencana baru.

Aldo sekarang sudah menyelesaikan rencananya dengan membuat motor Alvin mogok sementara, tidak sia-sia dia pernah belajar cara mudah seperti ini pada pamannya yang memang memiliki bengkel motor. Sekarang ia tinggal menonton semua rencananya berjalan sesuai harapan

Sekarang semua sesuai rencana, Alvin memang bukan orang bodoh pasti ia bisa menyelesaikan masalah motor itu dengan mudah. Tapi, Aldo jauh lebih pintar untuk memuluskan rencananya jadi ia membuat dompet Alvin terjatuh tidak jauh dari posisi Agatha dan perfect! Semua berjalan sesuai apa yang diinginkan Aldo. Alvin mengantar pulang Agatha, Agatha bahagia karena itu dan bagi Aldo senyum di wajah Agatha sudah lebih dari cukup. Aldo menyesal membuat hari Agatha menjadi hari tersial.

Flashback Off.

Sepanjang jalan, Agatha tersenyum. Ia merasa bahwa hari ini mungkin dapat dijadikan hari terbahagia juga saat ini ia sedang dibonceng oleh pangeran impiannya oleh pujaan hatinya oleh seseorang yang selalu di dambakannya, tolong sadarkan Agatha bila ia dalam mimpi karena sekarang ia seperti orang gila yang tersenyum sepanjang jalan dan mengucap syukur tanpa henti dan harapannya agar jalanan yang ia lewati tak berujung tapi rasanya itu mustahil jadi harapannya hanya agar jalanan macet dan ia bisa lebih lama bersama pangeran di hadapannya ini dengan menatap punggungnya saja bisa membuat efek bahagia bagaimana jika berhadapan langsung dengan wajahnya pasti Agatha bisa stroke mendadak.

“Sorry, tadi nomor rumah kamu berapa ya?” tanya Alvin saat sudah sedang menyusuri komplek yang mewah.

“Nomor 17 kak.” Ucap Agatha lagi dan tidak ada jawaban apa-apa setelah itu.

“Makasih ya kak, maaf ngerepotin.” ucap Agatha saat ia sudah sampai didepan rumah, ia terlihat sulit turun motor, jadi Alvin segera turun dan membantunya dengan menggendongnya.

“Iya sama-sama anggap aja itu sebagai balasan karna kamu sudah nemuin dompet saya.” Ucap Alvin masih dengan ekspresi datar. Tapi lain dengan Agatha yang tak pernah bisa menghentikan senyumnya, ia digendong oleh Alvin? Sejarah baru telah dicetaknya hari ini.

“Hati-hati ya kak.” Agatha melambaikan tangan melihat kepergian Alvin, kemudian dia menepuk kedua pipinya memastikan bahwa ini bukan mimpi dan kalau ini mimpi ia tidak ingin terbangun saat ini.

Agatha segera berlari masuk ke dalam rumah. “Siapa dek?” Tanya Gea melihat Agatha pulang diantar seorang cowok, dia selalu saja ingin tahu.

“Calon pacar!” Ucap Agatha dengan cepat lalu masuk kedalam rumah.

“Pacar? Kamu masih sekolah kok udah kenal kata pacaran?” Ucap kak Gea menggelengkan kepala.

“Aku gamau kayak kakak, udah tua tapi gak nikah-nikah.” Agatha terlihat bete saat ini.

“Kamu kira nemuin orang yang pas dan diajak hidup bersama itu gampang?” Tanya kak Gea mengikuti langkah Agatha.

“Nah ini Gatha lagi cari orang yang pas itu.” Ucap Agatha mengambil minum dan bersiap menuju kamarnya.

“Semua ada batasnya dek.” Ucap Gea berhenti di tangga, dan perkataan terakhirnya tampak tidak digubris sama sekali.

“Bertengkar lagi?” Tanya seorang nenek muncul dari belakang Gea.

“Engga Oma, Gea cuman gamau Agatha kenapa-kenapa.”

“Oma tau seorang kakak akan selalu melindungi adiknya apapun yang terjadi tapi, sadarkah kamu bahwa sekarang Agatha sudah besar dia bukan lagi anak umur 5 tahun yang dapat kamu ikuti kemanapun ia pergi.” Ucap Oma Riana sambil mengelus kepala cucunya itu.

“Aku tahu, apapun yang terjadi dia akan selalu menjadi Agatha kecil yang membutuhkan Gea disampingnya.” ucap Gea tersenyum dan memeluk Omanya.

Sementara Agatha di dalam kamarnya tersenyum bahagia. “Hari ini semua kesialan di hidup gue dapat digantikan oleh sebuah kebahagian, terimakasih Tuhan.” Agatha berbaring di ranjangnya, dia sekarang tersenyum menatap langit-langit kamarnya sungguh dia layaknya seorang putri yang sedang jatuh cinta pada pangeran memang seperti itu adanya.

Tapi tiba-tiba seorang penjahat datang ya itu Aldo si bad boy pembawa kesialan di hidup Agatha. “Gue gak bakal mau deketin Alvin lewat Aldo, itu cara yang membuat gue sial setiap hari.” Ucap Agatha.

“Astaga, gue mesti buat bahan presentasi.” Ia menepuk jidatnya tiba-tiba Agatha teringat kalau dia harus mengerjakan tugasnya dia langsung membuka laptop tapi HP-nya berdering.

‘Halo, Tha presentasinya udah gue kirim ke email lo ya coba cek deh.’ Ucap seseorang di ujung saluran telepon.

‘Ha?! Kapan gue suruh lo buat?’ Tanya Agatha bingung, lalu ia segera duduk.

‘Tadi sore lo sms gue, katanya lo sakit makanya gak bisa buat.’ Putri berterus terang ‘Seriusan? Pasti ada yang bajak HP gue, Oh iya makasih Put. Gue emang lagi mumet.’ Ucap Agatha tersenyum ternyata ada satu kebahagian lagi dihari ini.

‘Ok Tha, gak masalah.’ Putri kemudian menutup telponnya.

“Gue yakin pasti si Aldo sengaja buat gue luka-luka gini biar dia bisa kabur dari hukuman, sial banget sih gue sekelas sama tuh orang.” Agatha mengusap wajahnya kasar ketika mengingat banyak kesialan pada hari ini.

“Tapi, Tuhan baik banget ya dibalik semua kesialan yang dibuat sama bad boy gila itu gue masih bisa bahagia bareng Kak Alvin aduh kapan lagi sih Kak Alvin yang super duper cool setau gue dia kan gak pernah bonceng cewek berarti gue cewek pertama dong?” Agatha tersenyum sendiri mengingatnya.

“Tapi anehnya lagi hari ini semua serba kebetulan ya? Masalah OSIS? Masalah Kak Alvin? Bodo deh yang penting hari ini dibonceng kakak senior ganteng.” Agatha tersenyum dan tertidur setelah puas memikirkan Alvin.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel