Bab 9
Malam menjelang, leonna dan michella heboh melihat sunset di balkon kamar mereka.
"Whoaaaaaaa,,, indah banget!!" pekik keduanya antusias.
"ona ayo kita selfie duluu" michella mengeluarkan handphonenya dan berselfie bersama leonna dengan berbagai pose.
"mana gw liat, chell" leonna mengambil handphone chella dan melihatnya. "keren keren,, pokoknya share ke gw, okay" ujar leonna
"siapppp" ujar chella.
Keduanya kembali menatap sunset yang indah di depan mereka.
"kapan yah, gw bisa liat sunset sambil di peluk sama leon dari belakang" gumam chella membuat leonna tertawa.
"hahahahahaaaaaa!!!" tawa leonna puas membuat chella mengerucutkan bibirnya kesal.
"apanya yang lucu, ona???" Tanya chella kesel
"khayalan loe,,hahaha. Si leon mana mau meluk meluk loe" tawa leonna semakin membuat chella kesal
"dasar nyebelin loe,, ipar sarap dasar" ujar chella kesal dan melenggang pergi meninggalkan leonna yang masih tertawa.
"mau kemana loe, chellong" teriak leonna karena chella sudah sampai di ambang pintu kamar.
"cari leon, buat minta di peluk, puas!!" teriak chella kesal membuat leonna terkekeh
"semoga sukses" teriak leonna dan melenggang pergi memasuki kamar mandi untuk melaksanakan kewajibannya pada tuhan.
Chella berjalan dengan masih mendumel kesal menuruni tangga.
Duk
"aduh" chella mengusap keningnya yang sakit
"eh maaf maaf, chell" ujar seseorang itu yang tak lain adalah vino. "sakit tidak?" Tanya vino
"sedikit bang" ujar chella mengusap keningnya.
Vino mendekatkan wajahnya dan memeriksa kening chella membuat chella menengadahkan kepalanya dan pandangannya tertuju pada wajah tampan vino.
Ini pertama kalinya chella berdekatan dengan jarak 5cm dengan seorang laki-laki. Dan itu berhasil membuat dirinya menjadi gugup dan darahnya berdesir saat vino mengusap lembut kening chella. Chella bahkan tak sadar kalau dia tengah menahan nafasnya.
Seketika chella langsung mundur menjauhi vino membuat vino mengernyitkan dahinya. Keduanya mendadak di landa kecanggungan yang sangat hebat.
"maaf chel, aku tadi Cuma-"
"sudahlah bang, aku duluan yah. dah" chella buru-buru kabur meninggalkan vino sendiri.
Vino terus menatap chella yang berlalu pergi tanpa menengok lagi, vino tersenyum sendiri melihat tingkahnya yang mendadak salting. Pesona chella membuatnya tak berkutik.
"abangggggg!!!!!!!!" pekik seseorang
"aduhh" vino tersadar saat teriakan seseorang hampir memecahkan gendang telinganya.
"hahaha" leonna tertawa melihat vino yang merengut dan mengusap telinganya.
"apaan sih na, teriak teriak. Sakit nih telinga abang" ujar vino merengut
"hehe peace abangku sayang" ujar leonna mengangkat dua jarinya telunjuk dan jari tengah sambil nyengir lebar.
"habis dari tadi di panggil gak nyaut nyaut malah senyum senyum gak jelas. Abang kesambet yah" ujar leonna menyentuh kening vino
"tapi gak panas" ujar leonna dan menyentuh keningnya sendiri seakan membandingkan.
"kening kamu tuh yang panas,, udah ah abang mau ke belakang dulu." Ujar vino
"eh abang tunggu" leonna menahan lengan vino
"ada apa?" Tanya vino kesal
"ciee ngambek" kekeh leonna menggoda vino
"senyum dulu dong,, liatin lesung pipinya" ujar leonna mencubit kedua pipi vino
"gak mau" ujar vino masih cemberut
"beneran marah yah" ujar leonna melepas cubitannya. "maaf !!!" ujar leonna manja sambil menjewer kedua telinganya sendiri dan mengangkat sebelah kakinya. Dan akhirnya vino tersenyum memperlihatkan lesung pipinya.
"iya abang maafin,, mana mungkin abang ngambek lama lama sama princesnya abang" ujar vino mengusap kepala leonna dengan sayang membuat leonna tersenyum senang dan melepas jewerannya seraya menurunkan sebelah kakinya kembali.
"kamu mau nanya apa?" Tanya vino
"yang lain kemana, bang?" Tanya leonna
"lagi pada ngumpul di bibir pantai sebagian, tapi bunda dan ayah belum ada. mungkin mereka masih solat" ujar vino membuat leonna mengangguk.
"aku kesana deh bang" ujar leonna berlalu pergi menyusul yang lain.
***
Chella tengah duduk di bibir pantai dimana di belakangnya para orangtua sedang berkumpul. Di sampingnya ada randa rindi, rasya dan pretty sedang berbincang bincang.
Pandangan chella tertuju pada leon yang sedang bermain dengan Adrian dan datan.
"anak mami kenapa hanya diam saja?" Tanya elza yang duduk di samping chella.
Chella tersenyum kecil ke elza.
"gak apa-apa mam" ujar chella
"pasti lagi merhatiin leon yah" ujar elza sesuai tebakan dan itu membuat chella tersipu.
"mami kok tau sih?" Tanya chella malu-malu
"karena aku ini mami kamu, ibu mana yang gak tau isi hati anaknya" ujar elza membuat chella memeluk mami tersayangnya.
Walau elza bisa di bilang ibu paling galak di antara yang lain, tetapi chella tau kalau elza sangat menyayangi keluarganya.
"leon bagaikan bintang di langit, yang hanya bisa ku pandangi sinar indahnya tanpa bisa ku gapai, mam" ujar chella membuat elza mengelus lengan putri semata wayangnya.
"semuanya butuh waktu sayang, percayalah. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, bagaimana kita berusaha untuk menggapainya" ujar elza
"mungkinkah itu?" gumam chella masih menatap leon
"mungkin saja sayang,, karena ada tuhan yang akan mengabulkan segala permintaan kita" ujar elza
Chella semakin memeluk elza dan tersenyum senang. Pelukan ibunya memang yang paling ampuh untuk menenangkan dirinya.
"chell, manja banget sama mami" ledek rasya membuat chella terkekeh
"gak apa-apa kak, chella kan masih kecil" kekeh chella cuek.
Tak lama leonna datang dan tanpa aba-aba leonna berlari ke arah lautan menerjang ombak dengan ceria.
"leonna jangan terlalu mendekati ombak" teriak lita khawatir.
"anak loe memang aktiv banget,, gak ada capenya tuh anak lari-lari" ujar angga menggelengkan kepalanya melihat leonna yang berlarian menerjang ombak yang menabrak kaki mulusnya.
"dia benar-benar kayak ikan,, excited banget lihat air" ujar okta
"iya karena lita dulu ngidamnya dandanin loe, gator. Ya jadi nurun kan ke leonna seneng main di air kayak loe" ujar dhika.
"noh si datan juga sama aja kayak si leonna seneng main air" ujar seno saat melihat datan yang malah berenang menabrak ombak.
"datan sih jangan di Tanya, dia kan beneran titisan sang penghuni rawa rawa" ujar angga
"dasar loa loa gendeng" ujar okta
"kalian udah tua juga masih aja suka berantem" ujar ratu.
