Pustaka
Bahasa Indonesia

A Second Chance

171.0K · Ongoing
Indriani sonaris
165
Bab
4.0K
View
8.0
Rating

Ringkasan

 Bukan cinta menggebu yang aku punya,Tetapi hanya sebuah rasa yang tulus,Dapat di rasakan,Tetapi tidak mengharapkan balasan. Aku tidak pernah tau,Dan tidak bisa memahami apa mau hati.Tetapi percayalah hati tidak pernah salahMenentukan pasangan.                                        - Verrel Alexander Orlando Saat cinta dan kekaguman mempermainkanku,Aku terbuai oleh rasa kagumku pada seseorang,Hingga menyia-nyiakan cinta.Saat cinta pergi, aku merasakan kesakitan itu. Aku menyadari segalanya setelah cinta pergi.Dan saat hati bersalah, hanya satu harapanku,,,A Second Chance                                  - Leonna Fidelia Adinata

DokterPerceraianRomansaBillionaireSweetPernikahanIstriLove after MarriagePerselingkuhanBaper

Bab 1

Kring Kring Kring

Suara nyaring dari jam beckerku membuatku menutup telingaku dengan bantal.

"berisik" ucapku

Hingga aku mendengar suara derap langkah seseorang sangat dekat dan suara berisik hingga sinar matahari menyorot kearahku.

"ayo bangun gadis malas, saatnya ke kampus" suara lembut itu membuatku mengerjapkan mata berkali-kali dan terbangun sambil mengucek mataku.

"aku masih ngantuk ma" ujarku merengut

"cepat mandi dan sarapan. papa, kakak dan adikmu sudah menunggu. Agh iya dan abang kamu juga" ujarnya membuatku langsung menatap lebar wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik itu.

"bang vino datang ma?" tanyaku semangat

"iya, dia mau mengantarkan tuan putri ke kampus" ucap mama dan seketika aku bersorak senang.

"astaga leonna berisik, ayo cepat sana mandi" ujarnya

"oke mama sayang" aku mencium pipinya dan berlari memasuki toilet dengan semangat 45.

Oh iya, aku belum memperkenalkan diriku pada kalian semua yah. Aku Leonna Fidelia adinata, mendengar nama panjangku pastilah kalian tau siapa aku. Apalagi yang sudah baca cerita SWM dan MA di lapak sebelah pasti sangat mengenal kedua orangtuaku.

Yap, tepat sekali !! aku anak dari pasangan romantis Pradhika reynand adinata dan juga thalita putri casandra. Kalian sudah sangat mengenal mereka bukan, kisah mereka sudah di buat di lapak sebelah oleh author yang cantik ini.

Aku kembarannya Leonard Pandu Adinata, dia adalah kakakku walau jarak kelahiran kami hanya 5 menit saja. Walaupun kami ini kembar dan tidak identik, hanya rambut kami yang kembar. Dia itu adalah musuh terbesar dalam hidupku, manusia paling menyebalkan di muka bumi ini.

Aku saat ini sudah berumur 20 tahun dan tengah menyelesaikan kuliahku yang baru semester 2 ini.

Sepertinya cukup perkenalannya, karena sekarang aku harus segera bersiap-siap untuk bertemu pujaan hatiku.

Kalian penasaran yah siapa itu pujaan hatiku? Dengarkan baik-baik guys,, dia adalah kakak angkatku. Jangan kaget yah,,hhi

Aku begitu mencintainya, dialah pahlawan hidupku selama ini. dia yang selalu melindungiku dan selalu memanjakanku. Apalagi aku sering di bully sama kembaran dan sahabat sarapku, nanti deh aku perkenalkan setelah aku selesai mandi. Dan juga, abang angkatku ini yang membantuku belajar berbicara hingga aku bisa mengucapkan hurup R,,, lucu sekali bukan.

Setengah jam berlalu, dan kini aku sudah siap dengan celana jeans dan t-shirt berwarna biru tua, tak lupa sepatu kets berwarna putih dan tas selendang yang sudah tersampir di bahuku. Aku memang sedikit tomboy, inget yah hanya sedikit lho gak banyak. Setelah merasa sempurna, aku langsung berlari menuruni tangga menuju meja makan.

"kamu masih saja suka lari-lari di dalam rumah, nana" tegur lelaki paruh baya yang terlihat masih sangat tampan, walau usianya sudah lebih dari 50 tahun, tapi ketampanannya tak pernah berkurang sedikitpun.

"maaf pa, lupa" kekehku dan duduk di dekat adikku yang ganteng dan unyu, Adrian akbar gaozan adinata.

"pagi abang vino" sapaku tersenyum manis

"pagi princess" ujar vino tersenyum manis hingga memperlihat lesung pipinya. Aduhh,, tambah manis deh abang.

"ini sarapan kamu, sandwich tanpa saos" ujar mama tersayangku menyimpannya di hadapanku. Aku memang tidak terbiasa sarapan dengan makanan berat.

"nana, bagaimana kuliahmu?" Tanya abangku yang tampan, dia terlihat memakai pakaian casualnya.

"lumayan bang, tapi ada dosen killer yang ngasih tugas mulu" ujarku sambil menikmati sarapanku

"syukurlah, lagian tidak berkesan kalau kuliah tidak ada dosen killernya" kekeh abang vino dengan renyahnya membuatku terpana.

"abang libur kerja?" tanyaku penasaran, karena jarang sekali dia libur. Maklum dia seorang seorang sopir udara alias pilot.

"nggak na, abang ngambil cuti seminggu. Khusus untuk menemanimu" ucapnya, selalu saja memanjakanku.

"bisa besar kepala tuh si ona, kalau ada abang" celetuk manusia es yang tiba-tiba menyahut.

Kalian pasti bingung yah, tapi kalau sudah baca cerita stay with me and met again milik papa mamaku kalian pasti paham. Tapi yang belum baca tidak usah khawatir, aku akan jelaskan sedikit.

Jadi abang vino itu adalah anak angkat bunda, jadi bunda dulu sempat mau nikah sama papanya abang. Tapi gak jadi karena mama mencintai papa. Tapi karena bang vino dan mama sudah sangat dekat jadilah mama tetap menganggapnya anak dan juga sebaliknya. Begitulah cerita singkatnya, kalian bisa langsung baca saja di lapak sebelah yah kalau ingin lebih jelas.

"nana, kalau makan jangan sambil melamun" tegur papa membuatku nyengir

"vino,selama liburan. Kamu menginap saja disini" ujar mamaku yang penuh pengertian

"bener tuh bang" ujarku semangat

"semangat banget kamu nana" kekeh abang.

"kalau ada abang kan aku terbebas dari bullyan es batu di samping abang" ujarku, karena abang selalu mengerti aku dan sangat perhatian.

Malah melebihi kembaranku, kembaranku juga memang sangat menyayangiku tetapi dia lebih terlihat sibuk sendiri dengan usaha bengkel dan show roomnya. Jadilah dia agak sedikit cuek dan menyebalkan. Apalagi sikap jahil dan dinginnya membuatku ingin sekali menimpuknya.

"kapan gw bully loe, ona. Fitnah saja" gerutu leon

"sering, ini rian saksinya. Iyakan rian" ucapku kepada adikku yang berumur 17 tahun

"iya ma, kakak juga sering gangguin rian" ujar Adrian jujur, adikku ini memang selalu berkata jujur.

"kalian kebiasaan deh kalau makan sambil berbicara, cepat habiskan makanan kalian. dan rian sayang, cepatlah habiskan sarapan kamu, kamu sudah terlambat ke sekola" ujar mamaku

"ayo son, kita berangkat" ujar papa sudah beranjak.

"mama ke rumah sakit sekarang?" tanyaku

"iya, tapi nanti siang saja. Kebetulan sekarang tidak ada jadwal operasi" ujar mama

Mamaku memang seorang dokter bedah di rumah sakit milik opa surya. Dan papa juga sebenarnya seorang dokter bedah hanya saja sekarang papa sudah menjadi di rektur utamanya.

Mama beranjak bersama papa dan rian keluar rumah, dan kini hanya tinggal kami bertiga.

"duluan yah bang,, dadah ona jelek" leon beranjak dan melempar kerupuk kearahku.

"dasar es batu !!" teriakku

"kebiasaan,," abang vino hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Aku memang begitu di manja oleh semua keluargaku, karena aku wanita satu-satunya disini. Jadi maklum saja yah, kalau aku begitu cerewet dan manja, malah gak mirip sama mama dan papa,,hhe aneh banget.

***