Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 11

Pagi sekali, michella sudah duduk di bibir pantai dengan menatap ke hamparan langit luas yang masih gelap karena matahari belum mulai menunjukkan wujudnya.

"sendirian aja" ujar seseorang duduk di sisi michella membuat chella menengok

"eh bang vino" ujar chella seraya tersenyum.

"kenapa keluar pagi pagi sekali?" Tanya vino melirik chella

"aku ingin melihat sunrice bang, pasti indah banget" ujar michella tersenyum membuat vino terpaku melihat senyuman michella.

"abang sendiri, kenapa ada disini?" Tanya michella

"abang baru selesai ngebungkus beberapa barang yang akan di sumbangkan untuk orang tak mampu yang ada di perkampungan daerah sini" ujar vino seraya merebahkan tubuhnya di atas pasir lembut itu membuat chella menatapnya.

"kapan mau di bagiinnya, bang?" Tanya chella

"setelah sarapan, kata ayah" ujar vino membuat chella mengangguk.

"posisi seperti ini untuk melihat sunrice lebih nyaman chell" ujar vino

Chella sempat ragu tetapi akhirnya mengikuti vino juga merebahkan tubuhnya di atas pasir di sisi vino.

"Saat langit berwarna seperti ini sangat indah terlihat di atas langit" ujar vino

"abang pasti seru yah hampir tiap hari terbang terus" ujar chella melirik vino membuat vino terkekeh.

"lumayan menyenangkan, terkadang semua beban hilang saat di atas sana. Tapi tanggung jawab baru datang, karena harus memastikan keselamatan banyak orang di pesawat" kekeh vino

"aku pernah beberapa kali naik pesawatl,, rasanya menyenangkan bang. Apalagi kita bisa lihat awan dengan jarang yang sangat dekat. apalagi malam,, itu lebih indah" ujar chella

"kamu benar,, saat malam itu saat yang paling indah" ujar vino

Dan mengalirlah pembicaraan mereka mengenai berbagai hal. Dan sedikit candaan yang membuat mereka tertawa bersama.

Dari atas balkon kamar, leonna juga sedang berdiri menatap ke depan untuk menyaksikan sunrice yang indah. Tapi seketika pandangannya jatuh ke dua orang yang tengah bercanda sambil merebahkan tubuh mereka di atas pasir pantai.

"abang" gumam leonna menajamkan penglihatannya karena bagaimanapun langit masih gelap.

Leonna berlari ke dalam kamar dan mengambil teleskop berukuran sedang yang sering dia gunakan untuk melihat bintang dari balkon kamarnya. Leonna mengarahkan teleskop itu ke arah vino.

Deg

"chella" gumam leonna kaget melihat chella dan vino bercanda seperti itu. Bahkan orang lain yang melihatnya akan menyangka mereka itu berpacaran.

Leonna menurunkan kembali teleskop dari matanya dan menunduk sedih melihat pemandangan itu.

"abang dan chella??" gumam leonna berkaca-kaca.

'oh ayolah leonna, kamu bukan gadis cengeng dan jangan langsung menyimpulkan apa yang kamu lihat. Siapa tau mereka memang kebetulan bersama' batin leonna

"kenapa chella tak melihat sunrice disini bersamaku" gumam leonna sedikit kecewa.

'jangan dulu menyimpulkan yang belum jelas leonna. Ayolah semangat leonna, kamu bukan gadis lemah' batin leonna

"benar,, siapa tau mereka hanya kebetulan bertemu" ujar leonna menghibur dirinya sendiri sambil mengusap matanya yang berair.

"positive thingking leonna, positive positive positive" gumam leonna memukul pelan kepalanya sendiri.

Leonna memilih menatap ke depan karena sang surya sudah menunjukkan wujudnya.

"indah" gumam leonna

***

Setelah sarapan, mereka semua menuju ke sebuah perkampungan menggunakan mobil jeef untuk membagikan sumbangan yang sudah di siapkan. Leonna bahkan membawa camera digitalnya untuk dia abadikan momentnya.

Leonna berdiri di mobil paling depan bersama chella saat angin menerjang wajah dan rambut mereka, dengan sopir sang papa dhika dan lita duduk di samping dhika. verrel yang berada di mobil kedua belakang mobil leonna, duduk bersama datan dan percy. Pandangan verrel terus mengarah ke arah leonna di depannya yang begitu excited.

Entah kenapa, semua yang ada di diri leonna begitu memukau bagi verrel. Entah tingkah kekanak kanakannya, keceriaannya, cerewetnya, kenekatannya, wajahnya apalagi. Semua yang ada di diri leonna begitu di sukai verrel. Mengingat hal itu verrel hanya bisa tersenyum sendiri memikirkan tingkahnya yang seperti abg labil yang sedang jatuh cinta.

"kenapa senyum senyum" Tanya percy yang duduk di samping verrel.

"gak apa-apa, gw lagi seneng aja" kekeh verrel

"wah, kayaknya kak verrel kesambet nih, senyum senyum gak jelas udah kayak iklan pasta gigi" celetuk datan

"Nggak datan, gw gak apa-apa. gw hanya tengah mengingat kejadian lucu" ujar verrel tetap menatap ke arah leonna

"dari arah pandangnya sih kayaknya ke penumpang depan tuh. Entah yang kiri atau kanan" celetuk percy membuat verrel terkekeh renyah

"so tau loe" ujar verrel dan kini mengalihkan pandangannya ke handphonenya.

"verrel, katanya kemarin kamu dapat tender besar yah" Tanya okta yang menyetir mobil

"iya om okta, alhamdulillah aku dapet tender besar. Mungkin minggu depan aku akan ke korea" ujar verrel

"wihhh,, ikut dong kak. Pasti cewek korea pada lucu lucu dan cantik" ujar datan semangat

"gw sebulan disana, datan. Loe yakin mau ikut?" Tanya verrel

"dad, datan boleh yah bolos ngampus sebulan" ujar datan

"iya boleh, tapi pulangnya langsung pindah kamar ke kandang si conel" ujar okta membuat verrel dan percy tertawa.

"rasain loe kunyuk,"tawa percy

"ya elah dad, gw kan juga butuh hiburan" keluh datan

"udah sering kamu liburan datan, fokus kuliah biar cepet jadi dokter" ujar okta

"iya sayang, kamu harus fokus kuliah. Jadi dokter gak mudah loe sayang, apalagi kalau kamu banyak bolos" ujar chacha

"oke oke mom" ujar datan akhirnya

"tenang datan, tar gw bawa oleh oleh buat loe. cewek asli korea" ujar verrel

"kayak kak randa rindi boleh juga kak, cantik" ujar datan santai

"deketin rindi aja, dia kan jomblo" goda verrel dan percy langsung menonjok pelan lengan verrel

"cari mati loe" ujar percy cemburu. "awas datan jangan dekat dekat rindi" ujar percy membuat datan dan verrel terkekeh.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel