bab 3 Awakening
BAB 3: THE AWAKENING
ADEGAN 1: GUDANG TUA - PAGI BUTA
Gudang tua di kawasan industri bekas ini penuh dengan kenangan masa lalu. Barang-barang berdebu dan mesin-mesin usang berserakan. Ternyata benar Mike mengirim WA ke Sella dan menuju Gudang Tua—tempat biasa dia bertransaksi dengan Freddy (ayah Fred) dulu.
Mike menemui mereka dengan perban di bahu yang sudah diganti tapi masih terlihat basah oleh darah. Wajahnya yang biasanya tegar kini terlihat tua sepuluh tahun dalam semalam saja. Pistol itu tepat kena bahu kirinya, dan dari pucatnya wajah Mike, dia terlihat sudah kehilangan banyak darah.
MIKE (duduk di bangku kayu, memandangi mereka satu per satu)
"Kalian harus berhenti. Jalan yang kalian pilih... (menghela napas sakit) hanya akan berujung pada peti mati, seperti ayah Fred... seperti hampir semua rekan kerjaku dulu."
SELLA (berjalan mondar-mandir tak karuan)
"Tapi Hans mengancam akan menyakiti Lydia jika kita tidak menyerahkan dokumen itu dalam 48 jam! Dia tahu alamat asrama Lydia!"
MIKE (menghela napas panjang, memegangi bahunya yang terluka)
"Aku kenal Hans sejak dia masih kecil 8 tahun. (tersenyum getir) Dia seperti anak bagiku dulu. Tapi pendendam... , huu dendamnya telah membutakan matanya."
Mike membuka tas tempelnya, mengeluarkan senjata-senjata non-lethal—pistol bean bag, taser, granat flashbang. ( benda tidak menyebabkan luka serius )
MIKE (mengangkat pistol bean bag)
"Jika kalian tidak bisa menghindari pertarungan, setidaknya jangan jadi pembunuh. (menatap mereka dalam-dalam) Nyawa yang diambil tidak akan pernah kembali."
HERY (melihat senjata non-lethal dengan mata berbinar)
"Asik seru nih... (mengambil gas air mata) aku suka ini, lebih manusiawi... dan ini peluru karet buat orang yang bandel... merah-merah deh tar pantat si Hans.."
FRED (memeriksa granat flashbang)
"Aku suka ini Granat kejut, biar latah tuh si Hans dan kawan-kawan... hahaa..."
SELLA (mendekati Mike dengan wajah khawatir)
"Apa yang terjadi semalam setelah kami kabur? Apa peluru di bahu Ayah berbahaya..? dan kenapa Hans begitu membenci Ayah?"
MIKE (menatap api unggun yang mereka buat)
"Luka kecil... Hans main kasar karena dendam masa lalu... (berpaling ke Sella) tapi yang penting kalian selamat. Sana... kita berlatih untuk kemungkinan terburuk."
SELLA (mengangguk, tapi masih khawatir)
"Baik Ayah..."
ADEGAN 2: BACKSTORY HANS & MIKE - FLASHBACK MENDALAM
*FLASHBACK - 12 TAHUN LALU:*
GUDANG YANG SAMA – SUATU SIANG HARI
Hans muda (16 tahun) sedang berlatih teknik dasar bela diri dengan Mike yang masih gagah. Hans terlihat bersemangat namun ceroboh.
MIKE (dalam flashback, memperbaiki pose Hans)
"Teknik yang benar, Hans. Bukan kekerasan buta yah.. Otak dulu, baru otot."
HANS (dalam flashback, wajah penuh kekaguman)
"Om Mike, aku mau jadi seperti Om! Kuat dan dihormati semua orang! Aku ingin bisa melindungi orang yang kusayang seperti Om!"
MIKE (dalam flashback, tersenyum bangga)
"Kau akan lebih hebat dari Om, HANS. Tapi ingat... (menunjuk hati Hans) ...kekuatan untuk melindungi, bukan menyakiti. Janji pada Om."
*FLASHBACK - 8 TAHUN LALU:*
KANTOR MIKE – DI SUATU MALAM
Hans (20 tahun) menemukan Mike sedang berkemas. Wajah Mike panik.
HANS (dalam flashback)
"Om Mike, ada apa? Kenapa berkemas?"
MIKE (dalam flashback, tergesa-gesa)
"Hans, dengarkan baik-baik. Organisasi tahu tentang keluargaku. Aku harus menghilang. (memberi kunci) Urus gudang ini untuk Om."
HANS (dalam flashback, bingung)
"Tapi Om... kau janji akan menjadikanku penerus... janji akan seperti anak sendiri..."
Mike pergi tanpa penjelasan, meninggalkan Hans yang merasa dikhianati.
KEMBALI KE GUDANG - SAAT INI
Mike menatap foto Hans muda di dompetnya dengan sedih yang mendalam.
MIKE (berbisik pada foto)
"Maafkan Om, HANS.. Om salah..."
ADEGAN 3: LATIHAN BELADIRI - TAMBAHAN KEDALAMAN
Mike melatih mereka dengan teknik-teknik yang elegan namun mematikan. Bukan sekadar kekerasan, tapi ketepatan dan efisiensi gerakan. Rupanya Mike menguasai banyak teknik beladiri—Jiu-Jutsu, Boxing, bahkan sedikit Krav Maga.
MIKE (memperbaiki pose bertahan Sella)
"Pertahanan diri, bukan penyerangan. (memegangi pergelangan Sella) Selamatkan diri, bukan bunuh musuh. Ingat, kita bukan pembunuh."
SELLA (berkonsentrasi penuh)
"Baik, Ayah..."
Sementara itu Hery menunjukkan bakat alaminya dengan teknologi, meretas sistem keamanan dengan mudah seperti bermain game. Sella ternyata cepat belajar bela diri, gerakannya alami. Fred punya insting strategi yang tajam, bisa memprediksi gerakan lawan.
MIKE (tersenyum bangga melihat mereka berlatih)
"Kalian... tim trio yang solid. (berjalan di antara mereka) Jangan sia-siakan chemistry ini untuk dunia kriminal. Kalian bisa jadi tim yang hebat untuk hal-hal baik."
HERY (sedang latihan membebaskan diri dari ikatan)
"Aduh... susah nih... tunggu! (berteriak) AKU PUNYA IDE!"
Hery menggelitik ketiak Fred yang sedang memeganginya sampai Fred terlepas karena tertawa.
MIKE (facepalm, tak percaya)
"Itu... bukan teknik resmi di aliran bela diri manapun, Ry."
HERY (bangga sambil mengatur napas)
"Tapi works, kan? Namanya juga survival! Darah milenial nih, Om! Thinking outside the box! Ngerti kaga tuh Om..!!"
MIKE (mendekati Hery, mata berbinak licik)
"Matamu... dari tadi tidak lepas dari Sella. Kau suka Sella, yah?"
HERY (tersipu malu, wajah memerah)
"Hooh hehe... eh, maksudnya... (berpaling) tar ah lanjut nge-hack dulu. Kepo ih Om..."
FRED (menyentil telinga kiri Hery)
"Ga sopan kau... jangan bercanda di saat serius."
MIKE (tersenyum melihat interaksi mereka)
"Anak sekarang emang pada kurang ajar... (berpaling ke Fred) eh, gimana kabar keluargamu Fred? Ibumu dan kakak-kakakmu?"
FRED (wajah sedikit murung)
"Baik Om, tapi beberapa bisnis keluarga sekarang dipegang kakak sulungku... setelah Papi tiada. Mereka... tidak tahu detail pekerjaan Papi dulu."
MIKE (wajah berubah sedih)
"Maafkan aku... (memandang Fred dalam-dalam) kelak saat ada kesempatan, akan aku ceritakan masa lalu ayahmu. Aku yang bertanggung jawab atas semuanya."
FRED (terlihat heran dan kaget)
"Ooh... jadi selama ini ada yang tidak kuketahui?"
MIKE Hanya senyum tapi dia tau saat ini bukan moment yang pas untuk bercerita tentang sosok Freddy ke Fred.
ADEGAN 4: SERANGAN BALASAN - PERTARUNGAN SENGIT
Malam itu, Hans dan lima belas anak buahnya menyerbu gudang. Pertarungan sengit terjadi. Mereka banyak menggunakan golok, pisau, dan beberapa yang menggunakan senjata api.
CROOK! Seorang anak buah Hans menyayat paha kanan Mike yang lengah dari arah belakang.
MIKE (menendang ke arah belakang dengan gerakan terlatih)
"Sial... kau harus belajar sopan santun!"
HANS (mendekati Sella yang bersembunyi)
"Mike... sembunyi kemana kau... aku hafal semua wilayah persembunyianmu... jangan sembunyikan putrimu yang cantik!"
MIKE (terluka lagi tapi tetap berusaha melindungi)
"Jangan bunuh dia! Sella adalah darah dagingku!"
Tapi Hans sudah kehilangan kendali. Pisau berkilat di tangan kanannya, Sella lari ke arah deretan gentong besar dan berhasil menghilang dari pandangan Hans. Hans yang frustasi segera menuju Fred yang jangkauannya lebih dekat sambil menghunuskan pisau besarnya.
HANS (menghunuskan pisau ke arah badan Fred)
"Mati kau pengkhianat!"
MIKE (berteriak)
"Tidaaak.. FRED..!!"
SELLA (berteriak dari persembunyian)
"FRED, AWAS!"
Fred berhasil menghindar di detik terakhir, tapi pisau itu masih menyayat lengan kirinya. Darah segar mengucur deras.
FRED (kesakitan)
"Achhh... sial!"
Fred kesakitan tapi untung Hery melihat ada saklar utama di dekatnya dan segera menekannya hingga suasana langsung gelap gulita. Hanya suara dan bayangan yang terlihat.
DAAR... DAARR... Anak buah Hans menembak ke segala arah secara membabi buta. Tapi Mike paham situasi, dengan sigap dia menggendong Sella dan Hery juga mengangkat Fred menuju arah belakang yang ternyata masih berupa hutan belantara.
MIKE (terengah-engah)
"Cepat... ada bunker rahasia di seberang sungai kecil... aku buat 20 tahun lalu..."
Mereka menghilang dalam kegelapan hutan, meninggalkan Hans yang marah dan bingung dalam kegelapan.
