Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

pertemuan tak terduga

harus cepat-cepat balik ke kelas dong takut gak kebagian cipangnya” ujar Aya.

Nah karena cipang itu buatan Kamelia yang di jual pada teman-teman kelas dan tak jarang di jajakan ke kelas lain yang di mana terkadang Aya dan temannya tak kebagian.

“Oh iya ayo cepet” ujar Mila dan amel sambil berlari.

“eh tungguin” ujar Aya mencoba mengejar teman-temannya sampai menabrak seorang guru karena teralih fokus

Brak

“eh maaf, maaf” ujar Aya menengadahkan kepala ke atas melihat seorang guru laki-laki di hadapannya yang tak sengaja di tabrak olehnya

“maaf pak” kembali Aya mengucapkan maaf sambil tersenyum kikuk

“lain kali hati-hati nak.” ujar sang guru tak mempermasalahkan

“enggeh pak, maaf” ujar Aya, Aya sudah sangat malu sekali bisabisanya dia menabrak, udah gitu guru lagi yang kenak

“Eh Aya hati-hati” ujar Jasmine yang ntah sejak kapan sudah berada di samping Aya, Aya hanya bisa menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal.

“eh iya tadi aku buru-buru ngejer Mila sama Amel, eh pas lari kehilangan kendali, begitulah tabrakan tak lagi bisa di hindari.” ujar Aya sambil memfokuskan pandangan ke depan, berjalan santai di temani Jasmine menuju ke kelasnya. Sesampainya di kelas Aya melihat kedua temannya itu sudah asik berbincang bercanda ria seolah tak merasa bersalah meninggalkan Aya yang sedang marah karena sikap keduanya yang malah lari tanpa menunggu Aya, untung keduanya sudah memesankan satu mika cipang jadi sedikit berkurang kemarahan Aya pada keduanya. Melihat mimik wajah Aya yang memerah keduanya mengangkat mika yang berisi cipang itu.

“udah nih makan dulu, jangan marah nanti keburu bel masuk” ujar keduanya cengengesan, sedang Aya memicingkan matanya menatap penuh intimidasi lalu melengos duduk rada menjauh lalu memakan cipang dan meminum capcin yang sudah di belinya

“sinian Napa sih” ujar Amel dan Mila menarik kursi yang Aya duduki, sedang Aya hanya menatap garang keduanya, namun tak berapa lama Aya menunduk tidak berkata apa-apa melainkan melanjutkan makannya seakan tak terganggu. Setelah memakan cipang dan menghabiskan capcin Aya membuang wadah bekas makanan nya ke tempat sampah lalu duduk kembali sambil mengotak-atik buku pelajarannya tanpa memperdulikan kedua temannya.

“Aya” panggil Amel dan Mila bersamaan

“Emmm” jawab Aya malas

“Jangan marah dong maaf deh karena udah ninggalin kamu”

“emmm”

“am em am em Mulu sih gak bisa ngomong ya” ujar keduanya sambil tersenyum jahil, sedang Aya hanya memutar bola mata malas

“Tahu gak?!” ujar Amel mencari-cari cara untuk membuat temannya itu kembali bersuara

“tempe” timpal mila

“Ah serius tahu” ujar Amel mulai mendekat untuk bercerita lebih intens

“Apaan” cicit mila yang mulai ingin tahu

“itu loh katanya guru² bakal ada roaling an”

“Ya terus!”

“katanya sih untuk guru b.arab bakal di ganti sama guru muda”

“Oh ya siapa?” tanya Mila penasaran

“Ya gak tahu, pokoknya belum nikah deng “

“aeee cerita, Lo kalau gak tahu” timpal Mila rada kesal karena temannya yang memberi informasi setengah -setengah,sedang Aya menyimak dari tadi obrolan keduanya mata tertuju pada buku pelajaran tapi telinga fokus mendengarkan.

“cieee ada yang penasaran nih” ujar Amel yang menyadari bahwa Aya mendengar apa yang di bicarakan olehnya dan Mila

“Apaan sih, namanya juga punya Telinga toh kamu juga ceritanya gak jauh-jauh ya aku dengar lah” timpal Aya sambil merengut

“eh eh iya-iya tuan putri” timpal Mila yang menoel dagu Aya sambil tertawa renyah

“Ihhhhh jangan di pegang-pegang” ketus Aya

“masih ngambek mik” sanggah Amel

“hahaha iya, Aya jangan ngambek dong nanti aku kasih jajan”

“Bisa ae Lo bujuk anak orang” decak Amel

“Udah diem” timpal Mila, bertepatan dengan bel masuk. Kini mereka kembali belajar dengan khidmat sampai jam pulang tiba Aya berjalan mendahului kedua temannya itu menyusuri anak tangga dari kelasnya yang memang berbeda dengan tangga di kelas lain begitu menanjak dan menguji adrenalin,

Konon katanya ada seorang hantu siswi yang menjadi penunggu di tangga itu, siapa yang menghitungnya setiap kali memijak tiap-tiap anak tangga akan di dorong oleh hantu itu, tapi Aya tidak percaya malah dia mencoba menghitung namun tak terjadi apa-apa, dalam cerita salah satu guru yang memang memiliki indra ke enam siswi itu adalah salah satu siswi dari sekolah yang sama dengan Aya namun itu beberapa tahun lalu siswi yang memang saat itu hendak pulang mengendarai sepeda motornya mengalami kecelakaan di jalan raya, dia terluka parah namun saat hendak di bawa ke rumah sakit qadarullah dia meninggal dunia, dan katanya tas si siswi ini ada yang membawa ke sekolah ntah siapa yang mungkin membuat si siswi masih ingin belajar dan tinggal di sana tapi kenapa harus di tangga ya Wallahu a’lam.

“Aya” panggil kedua temannya Amel dan Mila sambil berlari kecil menghampiri aya, saat Aya sudah sampai di lapangan sekolah

“emmm”

“nanti main yuk”

“Main?, udah gede mau main apaan” tukas Aya

“Ya main masak-masakan tapi masak beneran sambil ngerujak” emmm pasti enak rujak kan sesuatu yang sangat Aya suka dan pasti banyak orang yang tidak akan pernah bosan dengan makanan satu itu. “bowleh tapi siapa nih yang bakal jemput aku” ujar Aya mulai berbicara

“Hai.. lagi apa, kalian gak pulang” ujar seseorang dari arah belakang membuat ke tiganya menoleh.

“Eh Miya, ini mau masak-masak kamu mau ikut gak?” tanya Mila

“wah boleh-boleh”

“Nah SIIIP kalau gitu nanti kamu jemput Aya ya, kan jalan dari rumahmu ke rumah Aya bisa searah kerumahku juga dari rumah Aya jaraknya 7km jadi tolong jemputin ya tuan putri satu ini” jelas Mila panjang kali lebar.

“wkwkwkwkwk iya² deh mumpung lagi Niat keluar rumah”

“ya udah kalau gitu kita pulang dulu ke rumah masing-masing, terus nanti kita ke rumah Mila setelah sholat Dzuhur.” kata Aya bijak, mereka pun berjalan beriringan, namun tepat di depan ruang guru Amel yang berjalan di samping Aya malah menepuk jidat.

“Kenapa kamu?” tanya Aya heran

“emm Aya ikut aku yuk cari pak jufrie aku mau kumpul tugas matematika waktu itu, aku belum ngumpulin.”

“lah kok bisa gak ngumpulin sendiri?”

“panjang ceritanya ayo ikut aku dulu” ujar Amel sambil menarik Aya dan berjalan cepat, sedang Mila dan Miya hanya menggelengkan kepala lalu kembali berjalan ke arah parkiran.

Di ruang guru ternyata pak jufrie tidak ada, mungkin sudah pulang.

Amel berjalan ke arah meja guru yang bertuliskan nama jufrie Sawaludin s.pd lalu menaruh buku nya. Sedang Aya yang menunggu di bangku ibu anis sambil menatap ke arah pintu masuk terlihat seorang guru laki-laki yang menatap Aya dengan senyuman manis, semanis teh sisir rasa daun pepaya. Eh tidak bercanda ya teman-teman, guru itu memainkan kunci motornya sambil berjalan masuk menuju ke arah bangku di pojok dalam ruang guru itu melewati Aya sambil tersenyum misterius.

“eh Aya” panggil Amel sambil menepuk punggung Aya pelan

“aaa iya” jawab Aya terbata-bata

“Ngapain bengong?” tanya amel yang tak menyadari apa yang Aya lihat

“eh enggak kok ayo pulang” ujar Aya lalu menarik Amel untuk keluar dari ruang guru lalu pergi dengan berlawanan arah disana Aya sudah di tunggu oleh ibunya untuk pulang.

“Mau makan apa Ai?, apa mau beli jajanan dulu?” tanya sang ibu

“gak tahu terserah saja” timpal Aya, oh iya nanti aku ke rumah teman ya mau masak-masakan

“kerumah teman siapa? Jangan pacaran loh ya kalau ketahuan pacaran tak potong tangannnya” jelas sang ibu

“Sejak kapan juga aku pacaran, tahu juga kok kalau itu gak boleh, Cuma teman tetangga desa, sesekali lah masak bareng sekaligus belajar nanti biar enak kalau punya suami” ujar Aya

“emm pulangnya jangan kemalaman”

“iya..” jawab Aya, sesampainya di ruang Aya langsung mandi lalu berwudhu setelah itu sholat Dzuhur dan berpakaian rapi untuk menuju rumah temannya itu, Miya juga sudah bersiap dan menunggu Aya di jalan karena rumah Aya memasuki jalan kecil jadi Miya memilih untuk menunggu Aya di jalan, Aya melewati jalan setapak sampai dia melihat Miya yang sudah menunggunya di sana

“hai udah lama?” tanya Aya

“Iya sampai berlumut aku” canda Miya

“maaf ya”

“iya, ya udah ayo naik, udah gak sabar nih masak-masakan bareng pasti jadi kenang-kenangan yang tak terlupakan”

“Hehehe iya” Aya naik ke motor Miya dia berboncengan dengan Miya menuju rumah Mila, sesampainya di sana keduanya mengucap salam tampak Mila membukakan pintu untuk Aya dan Miya

“wah udah Dateng ayo masuk dulu kita tunggu Amel”

“oh iya², kita mau masak apa nih” tanya Aya penasaran

“Masak ayam goreng lalapan, sama rujak mangga”

“emmm pasti enak!! Ini Amel nya kemana sih kok gak datang-datang” tanya Miya yang sudah tidak sabar

“sabar aja dulu, ayo kita cuci dulu untuk bahan-bahan

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel