Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Part 3

Flashback..

Fusya adalah anak dari seorang pembantu di sebuah rumah besar yang hanya dihuni oleh majikannya dan 1 putranya yang sangat tampan yaitu Larry.

Kedua orang tua Fusya bekerja sebagai salah asisten rumah tangga disana dan sangat dekat dengan orang tua Larry (majikannya).

Larry tidak memiliki seorang ibu ia hanya bersama ayahnya, karena ibunya telah meninggal ketika melahirkan ya, bisa dibilang Larry tidak pernah merasakan bagaimana disentuh dengan kehangatan seorang ibu.

Setiap hari Larry selalu mabuk dan minum di sebuah bar semua itu karena ia lampiaskan karena sudah dengan 3 wanita ia selalu gagal, alasannya adalah sama yaitu karena ia adalah lelaki yang arogan  keras, semaunya sendiri, memiliki ego yang tinggi, cemburu yang over dan sangat over protektif, namun anehnya ketiga wanita itu meninggalkan Larry ketika sudah dibelikan sebuah mobil dan beberapa perhiasan tentu komplit juga dengan uang yang setiap harinya dijadikan bank berjalan bagi kekasihnya.

Pada suatu kejadian dimana itu adalah musibah bagi kedua orang tua Fusya, ibu dan ayahnya mengalami sakit-sakitan parah dan harus membutuhkan biaya ekstra untuk pengobatan nya.

Ayah dan ibu Fusya dilarikan di rumah sakit, keduanya membutuhkan chemotrephy untuk mencegah terjadi hal yang tidak di inginkan.

Melihat berapa besarnya biaya yang tidak mampu ia keluarkan Fusya berlari ke rumah pemilik majikanya berniat untuk meminjam uang.

Ketika sampai di rumah besar itu Fusya melihat bertengkar besar-besaran antara ayah dan putra kandungnya, sang majikan pun melihat kehadiran Fusya ia memilih untuk mengakhiri nya karena malu.

Ia menyuruh Fusya masuk dan segera gadis itu berkata yang sebenarnya untuk meminjam uang biaya pengobatan, sang majikan pun menyetujui.

Semua pembicaraan itu di dengar oleh Larry namun pada waktu itu Larry hanya diam dan tidak banyak bicara.

Hingga waktu terus berjalan...uang dan hutang Fusya kepada majikanya semakin besar namun kedua orang tua nya tidak sembuh.

Kedua orang tua Fusya meninggal karena sudah tidak mampu membiayai biaya setiap harinya.

Suatu ketika papa Larry ingin bertemu anaknya dan mendatangi nya di bar bersama Fusya .

Mereka bertengkar hebat dan saat itu juga penyakit jantung papa Larry kambuh hingga beliau meninggal saat itu juga.

Larry menyalahkan gadis yang membawa ayahnya kemari karena berfikir bahwa semua ini terjadi karenanya...

Andai si gadis itu tidak mengajak nya ke bar Larry pasti masih memiliki ayah, itu adalah pemikiran si Larry.

Namun faktanya bukanlah seperti itu

Flashback end

Fusya merasa sakit karena puting yang begitu sensitif di cubit oleh lelaki di hadapannya sehingga ia mendorong lelaki itu dan menutupi bagian dadanya bra kembali.

"Apa-apa an kau ini," Larry mendekati nya mendorong tubuhnya ke kasur.

Ia melepas celana dalam gadis itu dengan paksa, gadis itu memundurkan badannya namun segera Larry menaikinya terlebih dahulu dan memegang tangan Fusya, "mari kita mulai pembayaran yang setimpal untukmu,"

Melepas bra yang sudah melorot, kini gadis itu benar-benar bugil di atas pria yang menindihnya, "Larry lepas , aku berjanji akan membayar semua hutang keluargaku padamu, tapi tidak seperti ini,"

Larry tidak percaya hanya tersenyum miring ia mengangkat tubuhnya untuk posisi yang lebih nyaman.

Ia melepas CD milik Fusya dengan satu tangan, dan beberapa detik tangannya di gesekan di penisnya.

Larry menatap gadis yang mengeluarkan air mata itu lalu berpindah menatap 1 botol minuman bir yang sudah di buka di meja.

Ia mengambil dan menumpahkan tepat di atas payudara Fusya.

"Aahh.. Larry," tangan Fusya terus merontah.

"Diam kau..diam," Perintah Larry.

Melihat Fusya yang tak bisa diam Larry menonjok sedikit hidung Fusya, sehingga gadis itu mengeluarkan darah di hidungnya dan mata Fusya semakin banjir dengan air mata walau terlihat sedikit sayu.

Larry memegang penisnya dan berusaha meletakan nya di depan vagina gadis itu, "aku tidak akan pemanasan, aku akan memasukinya hanya dengan 1 hentakan, jadi bersiaplah untuk tersenyum," ucap Larry

"Tidak, jangan, Tidak..." hanya suara pelan yang keluar dari bibir Fusya.

tangan kanan Larry mencekram erat pergelangan tangan Fusya sedangkan kirinya memegang alih penisnya sendiri, ketika posisi miliknya sudah benar-benar pass bersentuhan dengan milik gadis itu.

Tanpa sedikit gesekan dan belum sepenuhnya basah karena tidak ada foreplay Larry menghentakan dan menghujamkan miliknya dengan kasar, "sial ..sempit sekali,"

Fusya merasakan sakit yang tak bisa ia tahan serasa perih dan menyakitkan di bagian selangkangan nya, "aaaaaaaahhhhhhhhhhh,"

Mata Fusya mengeluarkan banyak air mata untuk ini, kepala Fusya mendongak ke atas, tubuhnya bergoyang kanan dan kiri karena serangan yang menyakitkan itu.

Larry memegang kedua pergelangan tangan itu, ia menaikan pantatnya lalu memajukan dengan satu hentakan yang kasar untuk bisa menerobos keperawanan Fusya.

Belum seluruhnya masuk membuat ia frustasi tanpa berfikir panjang Larry berposisi duduk, sedikit mengangkat pahanya hingga ke atas sedikit lalu menekan kan dan menjatuhkan seluruh miliknya di sana.

"Aaaaaahhhhhhhh sakit...lepas...sangat sakit," renggek gadis yang tak bisa apa-apa.

Memompa dengan kecepatan tinggi tanpa ampun sedikit pun, gadis itu hanya menangis dan tubuh Fusya terpental naik turun akibat efek yang di berikan kepada Larry.

"Aku suka jeritan itu, ayo menjerit lah," memompa dengan cepat sesekali tangan Larry menampar payudara Fusya.

"Ah..ah..ah..ah," walau berusaha di sembunyikan namun faktanya Fusya tak mampu untuk tidak bersuara.

"Aaarrrhhh," Larry mencabut penisnya dan memuncratkan cairan putih dengan bersamaan darah di atas perutnya.

"Tubuh mu enak sekali," ucap Larry

Ia mengambil sebuah dildo yang sudah di siapkan untuk rencana, "ayo berdirilah, cepat!" bantah Larry.

Fusya hanya diam tak bergeming Dengan nafasnya yang tidak teratur.

Larry menarik tubuhnya dengan paksa untuk berdiri, "aku akan menyodomi mu,"

"Jangan....cukup..cukup..Larry...cukup..." Fusya Menangis tak karuan.

Larry memukul pantatnya hingga kemerahan, mendorong tubuh gadis itu hingga dadanya tertatap sebuah jendela kaca di apartemen, "baiklah aku akan melakukan double penetration... ini hukuman karena kau sangat cerewet,"

"Hiks..hiks.." tangis gadis itu dengan tubuh bergetar.

Larry memasukan penisnya ke dalam pantat Fusya, pantat yang sempit sekali dan susah untuk memasuki nya "ayo mana jeritan mu Fusya,"

"Larry sakit......aaahhhh.....Larry sakit.....sakit...sakit....sakit...aaaaaaaahhhhhhhhhh....sakit Larry," ketika penis itu mampu memasukinya

.

Tubuhnya kejang tak karuan.

Larry memasukan dildo yang tadi ia ambil lalu memasukan nya ke dalam vagina milik Fusya, "nice...kau lihat ..kau bahkan bisa di masuki oleh 2 alat," ucap Larry tersenyum.

Tak mampu melawan dan tak punya kekuatan lagi hanya bisa menitihkan air matanya dan menahan kepedihan itu.

Lelaki itu menyodok dildo yang ia mainkan dengan kecepatan tinggi begitu pula dengan penis yang telah menempel di pantatnya .

"Aaakhh..ah..akh..agh..ahh..emppp" jeritan jeritan gadis itu.

Setelah 2 menit Larry melepas dildo itu, ia berjalan masih dengan posisi sama yaitu penis yang masih menempel dengan tubuh gadis itu.

Larry melangkah ke sebuah laci dan mengambil jepitan hitam kecil lalu di sematkan di klitoris gadis itu.

"Aaaakhhhh brengsek ...lepas ...lepas.." jerit Fusya.

Ia menjambak kasar rambut nya "berani nya kau mengatakan aku brengsek,"

Melepas penis nya lalu melempar tubuhnya ke bawah lantai dan terkujurlah tubuh lemah di sana.

Ia mengambil seputung rokok dinyalakan lalu di tempelkan pada daerah kewanitaan nya.

"aku tak pernah perduli sesakit apa dan sekeras apa jeritan itu... kau di takdirkan untuk memuaskan nafsuku, jadi terimalah setiap sentuhan kasar yang ku berikan untukmu," ucap Larry menempelkan Putung rokoknya yang menyala di area kewanitaan Fusya.

"Pria psyhco seperti mu tidak pantas hidup," Fusya mengerjap kesakitan menahan panas di liang kewanitaannya.

"Katakan sekali lagi," ucap Larry mencekram kuat kuat kewanitaan nya.

"Aaahhhhh....Gil...gila...kau gila" teriak Fusya penuh rasa sakit.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel