Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

4.Sakitnya Mei Shin 2

Setelah kepergian tabib, Lu Xian Yi segera menyuruh pelayannya untuk membuatkan makanan untuk Mei Shin.

Mei Shin merasa sangat gelisah, pasalnya ia tidak suka meminum obat. Terlebih obat china dalam bentuk cair, karena itu akan membuat rasa pahitnya semakin terasa. Mei Shin tidak ingin meminum obat ini. Sangat tidak ingin meminumnya. Lebih baik dia kesakitan daripada harus meminum obat. Dia ingin kabur andai ia bisa. Mei Shin hanya bisa menangis dalam hati.

Lu Xian Yi menggendong Mei Shin. Pelayan datang dengan membawa semangkuk bubur dan dengan hormat memberikannya pada Lu Xian Yi. Lu Xian Yi mencium aroma bubur itu. Tidak ada aroma racun apa pun, sehingga itu aman untuk dimakan oleh Mei Shin.

Setelah memastikan tidak ada aroma racun ataupun bahan terlarang. Lu Xian Yi meniupnya pelan, memastikan suhunya sesuai, tidak terlalu panas ataupun dingin.

Setelah merasa yakin suhu bubur telah tepat, Lu Xian Yi segera menyuapi Mei Shin. Dengan penuh kesabaran, Lu Xian Yi menyuapi Mei Shin suap demi suap hingga habis tidak bersisa. Lu Xian Yi mengambil sesendok obat dan menyuapi Mei Shin ramuan obat yang telah diracik itu. Namun, Mei Shin tidak mau untuk membuka mulutnya.

"Shin'er, kamu harus meminum obatnya agar cepat sembuh." Lu Xian Yi mencoba meminumkan obatnya, tapi Mei Shin tetap tidak mau meminumnya. Mei Shin sangat tidak menyukai obat karena rasanya yang pahit. Melihat jika Mei Shin tidak mau meminum obatnya, Lu Xian Yi terpaksa harus meminumkannya dengan paksa sampai habis. Semua dia lakukan demi kebaikan Mei Shin dan demi kesehatannya agar cepat pulih.

Mei Shin ingin sekali memukulnya ketika Lu Xian Yi meminumkan obat itu secara paksa kepadanya, tetapi ia bahkan belum bisa berjalan. Mei Shin mau tidak mau terpaksa menelan ramuan obat yang sangat pahit itu. Setelah memastikan Mei Shin menelan obatnya. Lu Xian Yi melepaskan sendok itu dari mulut Mei Shin. Mei Shin masih merasakan rasa pahit di lidahnya. Sangat tidak enak.

Mata Mei Shin terlihat berkaca-kaca sebelum akhirnya menangis kencang. Ini sangat pahit. Mei Shin sangat tidak menyukainya.

Lu Xian Yi mencoba membujuk Mei Shin agar berhenti menangis, "Baiklah sudah selesai. Kamu tidak akan minum obat lagi okay. Jangan menangis Shin'er."

Mei Shin tetap menangis tidak peduli bagaimanapun Lu Xian Yi membujuknya. Pada akhirnya Lu Xian Yi hanya bisa membiarkan Mei Shin menangis sampai dia puas dan berhenti menangis dengan sendirinya. Mei Shin merasa kesal karena dia memaksanya dan rasa obatnya yang pahit semakin membuatnya sangat kesal dan dia hanya bisa menangis sebagai pelampiasannya. Setelah beberapa saat tangis Mei Shin mereda, namun matanya tampak masih berkaca-kaca seolah dia siap menangis kapan saja.

Lu Xian Yi yang melihat ekspresi Mei Shin tersenyum gemas. Mei Shin terlihat sangat menggemaskan dengan matanya yang berkaca-kaca. Namun, di satu sisi Lu Xian Yi tidak tega melihatnya.

Tetapi, Lu Xian Yi harus tega memaksanya meminum obatnya agar Mei Shin cepat sembuh dan bermain seperti biasanya.

Mei Shin mengutuk Lu Xian Yi dalam hati karena memaksanya meminum obat yang sangat tidak disukainya. Rasanya sangat pahit melebihi obat di dunianya dan tidak kunjung hilang. Mei Shin ingin memakan cokelat untuk menghilangkan rasa pahitnya.

Namun, hal itu adalah hal yang mustahil saat ini karena dirinya masih bayi yang belum bisa bicara apalagi memakan makanan seperti cokelat. Hal ini membuatnya sangat frustasi.

Mei Shin tertidur kembali dalam dekapan Lu Xian Yi. Lu Xian Yi membaringkan Mei Shin dengan lembut di ranjangnya dan mengecup dahinya penuh kasih sayang. Matanya yang biasanya menatap tajam dan dingin kini menatap penuh kelembutan setiap kali dia menatap Mei Shin. Saat ini Lu Xian Yi hanya berharap agar Mei Shin cepat pulih seperti biasanya.

"Cepat sembuh, Shin'er."

"Jaga Permaisuri. Jangan ajak dia terlalu lama di luar dan pastikan pakaiannya selalu hangat untuknya," ucap Lu Xian Yi kepada para pelayan yang berdiri diam di belakangnya.

"Baik, Yang Mulia."

Lu Xian Yi meninggalkan Mei Shin bersama para pelayannya.

...

Lu Xian Yi memasuki kantornya diikuti oleh Xin Yu, Asistennya.

"Yang Mulia, beberapa dokumen membutuhkan tanda tangan anda, hamba telah memisahkan dokumen yang sangat penting.

Lu Xian Yi duduk di kursi dengan banyak dokumen menumpuk di meja, "Baiklah. Segera adakan agenda pertemuan dengan kerajaan lainnya. Pastikan mereka yang harus hadir ke Kerajaan Dewa."

"Baik, Yang Mulia."

"Bagaimana perkembangan dalang pemberontakan?"

"Sejauh ini belum ada kabar apa pun, Yang Mulia. Dia bersembunyi terlalu dalam."

"Terus selidiki. Dan pastikan untuk menangkapnya hidup atau mati. Dan juga bagaimana dengan orang yang aku suruh untuk diselidiki?"

"Sesuai ramalan Yang Mulia, dia telah terlahir kembali, sebagai seorang putri yang sering disiksa oleh para keluarganya."

"Kurang menyenangkan hanya mendengarkan dia mendapat siksaan biasa."

"Haruskah kita mengirimkan orang untuk menyiksanya sebelum membunuhnya, Yang Mulia?" tanya Xin Yu.

"Tidak. Jangan terburu-buru untuk membunuhnya. Akan kurang memuaskan jika dia langsung mati begitu saja. Kirim seseorang untuk membunuh Ibunya. Cukup berikan racun sedikit demi sedikit. Dan juga berikan dia racun untuk merusak wajah indahnya."

"Racun Wajah untuk dia?" tanya Xin Yu bingung.

"Wajah cantik itu tidak sesuai dengan dia. Bukankah akan sia sia jika dia memiliki wajah secantik itu. Akan lebih baik menghancurkan keindahan yang tidak sesuai daripada membiarkannya dengan sia-sia. Wajah cantik itu sangat tidak sesuai untuk hatinya yang sekejam iblis." Lu Xian Yi tersenyum licik sebelum senyumnya perlahan menghilang bersamaan saat dia mengatakan kalimat terakhirnya.

Xin Yu hanya bisa menghela nafas. Orang itu telah menyinggung orang yang salah. Hidupnya akan penuh dengan kesialan.

"Mengerti, Yang Mulia."

Xin Yu segera pergi untuk menjalankan perintahnya. Meninggalkan Lu Xian Yi sendirian di ruang kantornya. Lu Xian Yi menopang wajahnya dengang punggung tangannya. Ekspresi wajahnnya terlihat penuh kelicikan, kekejaman, dan kejahatan.

"Salahkan dia yang melahirkan monster itu sehingga dia harus ikut menerima karmanya. Wahai Putri Ren Yi yang cantik perlahan kamu akan menerima semua karma akibat perbuatanmu. Semua dosamu di kehidupan sebelumnya harus kamu lunasi di kehidupan kali ini. Akanku pastikan jalanmu menuju neraka dipenuhi duri dan kaca. Sebelum akhirnya ajal menjemputmu," ucap Lu Xian Yi seolah-olah dia berbicara dengan seseorang.

Saat ini Lu Xian Yi terlihat hanyalah seorang yang kejam di balik wajah indahnya. Inilah wujud asli sesungguhnya dari Lu Xian Yi. Kejam dan tanpa ampun terhadap musuhnya.

...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel