5.Penggemar Cokelat
Mei Shin dengan senang memakan manisan cokelat di tangannya. Dia selalu suka dengan cokelat. Cokelat sangat enak dan Mei Shin teramat sangat menyukainya. Mei Shin sangat menyukai sensasinya. Terutama sensasi saat cokelat itu meleleh di dalam mulutnya. Lu Xian Yi tersenyum melihat betapa imutnya Mei Shin yang sedang memakan cokelatnya.
Pengawal dan orang orang di sekitar menatap dengan takjub melihat Kaisar yang biasanya berwajah dingin tersenyum saat ada Mei Shin. Dan mereka lebih takjub dengan Mei Shin karen dia terlalu imut untuk anak seusianya.
Sejak kehadiran Mei Shin, Lu Xian Yi yang tidak pernah tersenyum dan selalu bersikap dingin kini lebih sering tersenyum dan bersikap lembut. Kebiasaan aneh Lu Xian Yi mulai muncul sejak kehadiran Mei Shin membuat seluruh orang terkejut.
Kehadiran Mei Shin seperti membawa keajaiban. Saat ini Lu Xian Yi tengah mengajaknya jalan jalan di pasar. Setelah Mei Shin sembuh dari sakitnya beberapa bulan lalu, Lu Xian Yi hanya mengajaknya jalan jalan sesekali, itupun hanya sebentar, yang sama sekali tidak memuaskan Mei Shin.
Kerap kali Lu Xian Yi bersikap sangat over protective seperti harus selalu memakai jubah berbulu lembut yang sangat Mei Shin tidak nyaman karena hari sedang panas.
Mei Shin kesal dengannya karena sikapnya yang berlebihan. Ia juga bosan hanya berada di istana. Mei Shin sudah berusaha membujuknya berulang kali tanpa ada perubahan. Tapi, meskipun begitu Mei Shin tidak pernah menyerah begitu saja. Hari ini Mei Shin membujuknya setelah ratusan kali rayuan sebelum dia berhasil membujuknya untuk pergi jalan jalan ke luar istana.
"Ian, mau lagi," ucap Mei Shin ketika cokelat di tangannya habis.
Sejak tiba di dunia ini, Mei Shin sudah lama tidak memakan cokelat. Mei Shin bahagia karena di dunia ini terdapat makanan favoritnya. Meskipun harganya jauh lebih mahal dibandingkan harga di dunianya.
Saat ia senang maupun sedih, Mei Shin akan selalu memakan cokelat kesukaannya. Setiap bulannya Mei Shin tidak pernah absen memakan cokelat bahkan kakaknya sampai menyimpan stok di rumah agar Mei Shin tidak perlu pergi untuk membeli cokelat.
Untungnya tubuhnya kuat. Dia tidak akan gemuk dan kadar gula dalam tubuhnya tetap stabil meskipun dia memakan banyak cokelat.
Seiring berjalannya waktu Mei Shin juga mulai bisa mengucapkan beberapa kalimat. Mei Shin bahkan sudah mampu berjalan. Lu Xian Yi menatap lembut Mei Shin yang berada dalam gendongannya.
"Shin'er, kamu tidak bisa makan cokelat lagi untuk hari ini. Nanti kalau memakan terlalu banyak rasa manis gigi Shin'er akan sakit." Lu Xian Yi mencoba memberi pengertian kepada Mei Shin.
Namun, Mei Shin yang mendengar itu merengut sedih hingga membuat matanya berkaca-kaca sambil berkata, "Ian mau cokelat."
Sial.
Melihat ekspresi sedih Mei Shin yang sangat menggemaskan membuatnya tidak tega. Namun, ia tidak ingin giginya rusak karena terlalu banyak memakan makanan manis. Terlebih lagi ia tidak ingin istri kecilnya mengalami sakit gigi.
"Tidak, Shin'er," ucap Lu Xian Yi dengan tegas. Mau tidak mau, tega tidak tega, ia harus menolak keinginannya demi kebaikannya.
Hal itu membuat Mei Shin menangis. Lu Xian Yi menghela nafasnya. Sepertinya pilihan untuk membelikan Mei Shin cokelat adalah keputusan yang salah.
"Kembali."
"Baik, Yang Mulia."
"Huwaaa Ian cokelat hiks..."
Lu Xian Yi mencoba tidak mempedulikan tangisan Mei Shin. Mei Shin kesal dengan Lu Xian Yi. Mei Shin masih ingin memakan cokelat demi mengobati rasa rindunya terhadap cokelat.
Namun, Lu Xian Yi membawanya pulang dengan paksa!!
Mei Shin membenci Lu Xian Yi. Sangat membencinya!!
"Shin'er, lihat aku punya koin emas."
Lu Xian Yi mencoba menghiburnya. Namun, tangisan Mei Shin tidak berhenti membuat Lu Xian Yi menyerah dan membiarkan Mei Shin menangis sepanjang perjalanan pulang. Hingga akhirnya Mei Shin lelah menangis.
Perlahan tangisnya berhenti dan matanya terpejam perlahan. Mei Shin tertidur dalam dekapan Lu Xian Yi. Lu Xian Yi menghela nafas lega ketika melihat Mei Shin tertidur.
"Maaf Shin'er," bisik Lu Xian Yi dan mengecup keningnya pelan.
Lu Xian Yi tahu tubuh Mei Shin sudah kuat sekarang semenjak menginjak usia dua tahun. Namun, Lu Xian Yi tidak bisa menghilangkan rasa over protectivenya. Dia tidak ingin kehilangan Mei Shin lagi. Itulah sebabnya dia bersikap berlebihan dalam melindungi Mei Shin. Tetapi, mengingat di dunia ini kultivasi dan kekuatan lebih penting Lu Xian Yi harus mulai mengurangi sikapnya dalam melindungi Mei Shin. Jalan yang harus dilalui olehnya akan sangat sulit. Dan Lu Xian Yi harus menahan diri jika dia terluka sedikit saja. Tidak akan ada ampun ketika nanti Mei Shin mempelajari kultivasi. Karena dia harus kuat agar bisa melindungi dirinya sendiri ketika dia tidak ada di sampingnya.
...
Setelah membaringkan Mei Shin di kamarnya. Lu Xian Yi pergi ke ruang kantornya. Saat memasuki kantornya ekpresinya kembali mendingin. Lu Xian Yi berhenti di tengah-tengah ruangan.
"Xin Yu, bagaimana kabar wanita itu sekarang?" tanya Lu Xian Yi dengan dingin dia menoleh ke samping dan menatap Xin Yu.
"Sesuai perintah Yang Mulia. Orang suruhan kita sudah memberikan mereka racun. Ibunya meninggal beberapa hari yang lalu dan wajahnya penuh dengan noda. Para keluarganya juga hampir setiap hari menyiksanya dan juga mereka menjodohkannya dengan Putra Mahkota Kerajaan Yun, sepertinya dia menyukai Pangeran itu karena dia yang merancang jebakan agar Keluarga Kerajaan menjodohkannya dengan Putra Mahkota, Yang Mulia," lapornya dengan teliti.
"Dia tetap licik bahkan di kehiduapn sekarang. Bahkan di kondisinya sekarang dia mampu menarik Putra Mahkota dalam genggamannya. Bagus," ucap Lu Xian Yi tangannya terulur. Sebuah energi berwarna merah dan berbentuk bulat muncul di tangannya. Lu Xian Yi memandangnya dengan sangat dingin.
"Itu semakin membuatku ingin menghancurkannya hingga berkeping-keping," Lu Xian Yi mengepalkan tangannya membuat energi itu hancur berkeping keping layaknya sebuah kaca.
"Terus awasi dia jangan sampai lengah."
"Baik. Yang Mulia."
...
Kasim membukakan pintu dan mengumumkan kedatangannya, "Yang Mulia Kaisar memasuki istana."
Lu Xian Yi memasuki ruangan dengan tatapan dinginnya. Di belakangnya, Xin Yu berjalan dengan ekpresi datarnya. Para pejabat dan para pengawalnya yang ada di sana berdiri dan memberi hormat.
"Salam, Yang Mulia Kaisar."
Lu Xian Yi duduk di singgasananya yang megah berhiaskan emas dan berlian. Sementara Xin Yu berdiri di samping belakangnya.
Xin Yu terlihat sangat tampan dengan hanfu putihnya. Usianya masihlah sangat muda untuknya. Namun, pemikirannya sangatlah tajam hampir sebanding dengan Lu Xian Yi.
"Duduklah," ucap Lu Xian Yi. Dia memandang ke kerumunan dengan malas.
Mereka kembali duduk.
"Mulai laporannya."
...
