Bab 15 Kejujuran Beth Win
Bab 15 Kejujuran Beth Win
Derrek mengerjapkan matanya. Tidak percaya dengan pendengarannya. Dan berulang kali dia mencoba untuk lebih focus mencerna setiap ucapan Beth. Tetapi hasilnya tetap sama.
Beth tidak tertarik padanya dan secara terang-terangan menolak dirinya. Ucapan dan harapan yang Beth katakan padanya membuat Derrek bertanya-tanya sudah berapa lama dia merasakan yang kini dirasakan oleh Beth.
Gadis yang berada di depannya sama sekali tidak tertarik dengan status yang akan diberikan olehnya. Status sebagai seorang istri presiden mungkin masih terlalu jauh dan ada kemungkinan gagal. Tetapi menjadi seorang istri salah satu orang terkaya di dunia sudah pasti berada di dalam genggaman. Apa yang tidak bisa dimiliki oleh wanita lain dengan mudah dia dapatkan.
Derrek sudah terkenal sangat royal pada setiap wanita yang pernah menjadi taman tidurnya atau saat dia membutuhkan wanita untuk mengisi malam-malamnya yang dingin. Dan para wanita itu menaruh harapan yang sangat besar untuk bisa bersama dengannya lagi. Dan kini?
Seorang gadis muda menolaknya dengan alasan dia tidak mau membuang-buang masa mudanya dengan percuma sementara kedua orang tuanya begitu mengharap agar dia menjadi menantunya.
Derrek hanya bisa meringis ketika mereka kembali setelah berjalan-jalan. Kenyataan bahwa Beth telah menolaknya dengan sempurna dan yang lebih buruk lagi gadis itu menganggapnya sebagai seorang paman. “Ternyata yang aku lakukan untuk membalas sikap Camilla berbalik menimpaku dengan sangat cepat,” keluhnya saat menyadari tujuan sebenarnya dia mengirim surat lamaran ke keluarga Samuel Winter.
Sambil memberengut di dalam hati, Derrek membawa Beth kembali ke ruang resepsi dan dia tersenyum ketika melihat Camilla berdiri di depan pintu yang terbuka.
“Akhirnya … bagaimana dengan acara jalan-jalan kalian? Aku harap kalian bisa mendapatkan udara yang segar,” seru Camilla saat melihat keduanya berjalan mendekat.
Derrek baru akan membalas sapaan Camilla ketika dari belakang wanita itu terdengar seruan bernada gembira.
“Ternyata kamu berada di sini sayang. Aku sudah lama mencari-carimu.”
Camilla berbalik dengan cepat ketika mendengar seruan bernada gembira dan dia melihat Alfaro berjalan mendekat. Pria yang membuatnya merasa mual setiap berada di dekatnya.
“Untuk apa mencariku? Aku yakin bahwa aku bukanlah wanita yang tidak perlu dicari,” suara Camilla begitu dingin saat menjawab walaupun senyum di bibirnya tetap terlihat.
“Sayang … aku sangat mengerti bahwa kamu membutuhkan selingan dan aku sangat bersedia untuk menemanimu,” katanya membuat kedua alis Derrek maupun Camilla terangkat.
“Kenapa gaya bicaramu sangat menjijikkan. Aku yakin aunty bukan wanita yang bisa kamu rayu dengan ucapanmu yang norak itu,” sela Beth yang turut mendengarnya.
“Elizabeth!” tegur Camilla tanpa benar-benar marah.
“Aku tidak yakin aunty menerima rayuan norak seperti itu. Dan apakah kamu mau mendengar saranku? Sebaiknya kamu belajar merayu lagi sebelum merayu wanita secantik aunty,” usul Beth sembari berjalan masuk ke dalam ruang resepsi.
Wajah Alfaro sangat merah mendengar ucapan lugas berasal dari Beth sementara Derrek mengikik geli. Tidak mengira mulut Beth sangat ahli mengeluarkan kata-kata yang bisa membuat seorang pria merasa malu.
“Sayang sekali aku tidak peduli dengan ucapan seorang gadis kecil. Dan saranku padamu Derrek, sebaiknya kamu memberikan seorang guru yang sangat terampil agar tidak membuatmu kesulitan saat bersama orang-orang penting,” saran Alfaro setelah rona wajahnya kembali normal.
Suara tawa Derrek membuat Camilla berpaling, mungkinkah suara tawa tersebut berasal dari seorang pria yang dia tahu lebih banyak berpikir daripada bersantai.
“Aku yakin Sam dan Lolita akan melakukannya untuk kepentingan putrinya. Dan sama sekali tidak ada kaitannya denganku,” balas Derrek tajam.
“Terserah padamu Derrek. Dan apakah kamu mau menemaniku berjalan-jalan Camilla?” tanya Alfaro tidak perduli dengan sikap Derrek yang seperti hewan lapar.
“Aku minta maaf karena tidak bisa melakukannya Alfaro. Aku yakin di dalam sana banyak wanita yang menaruh minat padamu,” katanya mencoba berkilah.
Alfaro menatap mata Camilla lalu mengalihkan pandangannya ke sosok pria yang jauh lebih tinggi dan kekar darinya yang sedang berdiri menantang.
“Aku tidak tahu mengapa sikapmu seperti itu Derrek. Tapi aku ingatkan padamu. Camilla adalah wanita bebas. Selama dia belum memutuskan dengan siapa dia akan menikah, maka kita semuanya berhak untuk mendekatinya,” jawab Alfaro menjengkelkan.
Derrek menatap marah ketika Alfaro meninggalkan mereka berdua sementara Camilla terlihat sangat senang.
“Kenapa kamu sangat senang? Suka dengan yang kamu lihat?” protes Derrek jengkel.
“Sikapmu seperti seorang kakek tua Derrek. Aku yakin bisa menjaga diriku dengan baik.”
“Aku yakin kamu bisa melakukannya dengan baik. Tapi, aku membutuhkan saranmu saat ini,” imbuhnya dengan wajah frustasi dan juga tidak yakin.
Mendengar ucapan Derrek yang diucapkan dengan sopan membuat Camilla berpaling dan melihat mimik jengkel sebagai reaksi di wajahnya dan berusaha dia sembunyikan. Sebagai seorang wanita yang seringkali berhubungan dengan banyak orang, Camilla dapat menebak reaksi nyata yang disembunyikan Derrek secara sempurna.
Derrek. Bukan saja terlihat frustasi tetapi juga bingung dengan semua yang dia hadapi. Di matanya seakan-akan terlihat tekad untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Camilla merasa Derrek akan melakukan sesuatu sehingga dia segera membawanya masuk kembali dan bertemu dengan tamu penting lainnya.
“Aku melihat para tamu sudah banyak yang pulang. Dan aku tidak yakin untuk berlama-lama di sini,” ucap Derrek saat Camilla harus menemui tamu yang akan pulang.
Mata Camilla memindai seisi ruangan ketika kembali dari mengantar tamunya dan dia tidak melihat keberadaan Derrek. Begitu juga dengan Sam. Dia tidak melihat keduanya sehingga perasaan was-was melanda dirinya.
Camilla segera berjalan dengan cepat dan dia bersyukur ketika melihat Andy yang berjalan menghampirinya.
“Apakah kamu melihat Tn. Collen dan Tn. Winter?”
“Aku melihatnya memasuki ruang kerja. Ada apa?”
“Aku khawatir kakak mengatakan atau memberikan restu pada Derrek. Aku minta kamu mengawasi Beth. Saat ini dia sedang bersama Alfaro. Dan cepat awasi gadismu itu,” katanya beranjak pergi meninggalkan Andy yang langsung mencari Beth Win. Wanita yang dia sukai.
Jantung Camilla berdetak lebih cepat. Seharusnya dia sudah bisa menduga apa yang akan dilakukan oleh Derrek. Setelah dia berbicara dengan akrab tanpa ada tekanan untuk mengenalnya lebih jauh Camilla berharap bahwa Derrek tidak keras kepala untuk tetap melanjutkan rencananya. Melamar Elizabeth sebagai istrinya.
Camilla melangkah setengah berlari dan dia membuka pintu ruang kerja Sam tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Tetapi yang dia lihat di dalam tidak seperti yang dia duga sebelumnya.
Kedua pria itu sedang berdiri membungkuk mengamati sebuah blueprint yang dibentangkan Sam di atas mejanya.
“Apa yang kalian lakukan di sini?” tanya Camilla setelah jantungnya berdetak dengan normal.
“Seperti yang sedang kamu lihat, kami sedang membicarakan tentang kawasan yang sangat bagus untuk sebuah tempat hunian yang hijau,” jawab Sam sambil menggulung blueprint yang tadi dia perlihatkan pada Derrek.
“Dan kalian berdua bahkan mengabaikan bahwa para tamu sudah mulai berpamitan. Apakah kalian bisa dikatakan sebagai Tn rumah yang sopan?” sindir Camilla dengan suara mencicit.
“Aku minta maaf karena sudah tidak sabar untuk memperlihatkan pada Derrek sekaligus sudah membuatmu sibuk sepanjang malam ini,” jawab Sam tertawa.
Karena jantungnya sudah tidak berdetak dengan keras lagi, Camilla segera menggandeng lengan Sam dan membawanya keluar sementara Derrek mengikutiya dari belakang.
“Aku memang sangat lelah. Dan aku tidak percaya kedatanganku ke sini justru kalian manfaatkan dengan sangat mudah,” ucap Camilla merajuk.
Camilla harus berusaha lebih keras lagi agar Derrek membatalkan rencananya untuk mempersunting Beth. Sementara di belakangnya Derrek begitu terpesona melihat Camilla yang berjalan di depannya.
Saat ini dia tidak sempat memikirkan rencana untuk melamar Beth atau resiko yang dia ambil saat membatalkan pertunangan. Bagi Derrek yang terpenting saat ini adalah bisa terus bersama-sama dengan Camilla. Tanpa menimbulkan kecurigaan maupun sangkaan tentang hubungan mereka.
“Apakah kamu akan menginap di hotel malam ini?” tanya Derrek ketika Sam menemui tamunya bersama dengan Lolita.
