Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 14 Pengakuan Beth Win

Bab 14 Pengakuan Beth Win

Sam dan Lolita menatap Camilla yang berjalan meninggalkan mereka. Sementara Elizabeth entah di mana berada.

Derrek mengamati Camilla yang berjalan menemui para istri diplomat yang hadir di pesta tersebut. Gerakannya sangat luwes saat berbicara dan semua yang disampaikan oleh Camilla mendapat respon yang sangat baik. Dan semuanya terlihat sangat jelas saat Derrek melenggang menghampiri salah satu tamu yang berada di salah satu meja saji sementara di dalam hatinya bertanya-tanya bagaimana Elizabeth bisa melakukannya.

“Saya berharap Anda dapat menikmati jamuan malam ini Nyonya,” sapa Derrek ramah dengan senyumnya yang memikat.

“Tentu saja. Lolita membuat acara ini sangat berkesan. Anda lihat semua hidangan yang berada di meja saji ini,” katanya berdecak kagum. “Walaupun saya tidak menyukai caranya menangani para tamu,” sambungnya membuat Derrek nyaris tersedak.\

Derrek sangat mengenal Ny Dresscol istri diplomat luar negeri yang terkenal dengan bicaranya yang ceplas ceplos dan terkadang bisa membuat telinga yang mendengarnya memerah.

“Maaf. Seharusnya aku tidak mengatakannya. Namun, sangat sulit untuk menyimpan yang aku pikirkan di saat aku tidak puas,” katanya membela diri walaupun Derrek tidak mengatakan apapun juga.

“Bagaimana kalau kita berbicara di sana sambil menikmati makanan ini?” usul Ny Dressol yang berjalan menuju salah satu meja.

“Silahkan.”

Dengan membawa piring berisi panganan Derrek mengikuti Ny Dresscol dan tidak berapa lama datang Ny Carol yang juga menikmati makan malam mereka.

Berada di antara dua orang wanita yang memiliki pengalaman begitu banyak selama mendampingi suami mereka membuat Derrek tidak kekurangan bahan pembicaraan. Dari pengalaman Ny Carol yang merupakan istri seorang duta besar Derrek banyak mendapatkan informasi yang berarti. Dengungan obrolan begitu seru di meja mereka. Tidak kalah dengan obrolan di meja yang berada diseberang mereka.

Di meja seberang Derrek melihat Elizabeth bersama kedua wanita yang seusianya dengan wajah yang sangat mirip serta dua orang pemuda yang usianya lebih muda dari para wanita dan di tengah tengah mereka ada Andy Kaply yang seperti idola atau pimpinan mereka semua.

Derrek berusaha mengalihkan perhatiannya dari meja tersebut dengan mendengarkan ucapan Ny Dresscol. Namun, sangat sulit. Beth berbicara dengan suara yang sangat nyaring dan begitu ramai. Tidak henti-hentinya tangannya bergerak ke sana ke mari secara aktif. Hingga Derrek merasa ilfeel.

Suara tawa yang sangat keras terdengar menarik perhatian para tamu ketika Derrek sedang mendengarkan ucapan Ny Dresscol. Dengan cepat Derrek berpaling untuk melihat apa yang terjadi di meja yang berada di seberang mereka. Tepatnya meja Beth dan teman-temannya.

Derrek melihat Beth menutup mulutnya dengan tangan kanannya sementara wajahnya memerah karena malu. Lalu salah seorang gadis yang memiliki wajah yang mirip mencondongkan tubuhnya, terlihat kalau gadis itu sedang bertanya dengan serius dan Andy menjawabya sehingga gadis itu kembali duduk.

Elizabeth sangat malu dengan yang dia lakukan dan berusaha mengabaikan semuanya dengan mengambil minuman. Tetapi salah satu pemuda itu memberikan komentar sehingga Beth terbatuk dengan keras. Sekali lagi membuat perhatian para tamu tertuju pada nya.

Dengan wajah yang memerah karena malu, Beth meraih serbet makan dan menutup mulutnya sementara matanya melihat ke kiri ke kanan. Sepertinya dia mencari orang tuanya. Bukan untuk meminta dukungan tapi berharap agar dia tidak mendapatkan teguran.

Entah mengapa Derrek melayangkan pandangannya dan melihat Camilla yang menahan tangan Lolita. Derrek tidak dapat mendengar yang dikatakan oleh wanita itu, tetapi dari bahasa tubuh Lolita terlihat kalau wanita yang lebih tua itu mendengar ucapan Camilla.

Derrek membayangkan seandainya Camilla yang berada di posisi Beth, wanita itu pasti bisa melaluinya dengan lebih anggun.

Setelah acara makan malam selesai dan para tamu kembali berada di ruang resepsi. Derrek mendapati Beth selalu berada bersama dengan teman-temannya yang lebih muda tanpa memberikan kesempatan Derrek untuk mendekati dan menilai kemampuan gadis itu.

Rasa frustasi tergambar jelas di wajah Derrek. Tidak mungkin Derrek bisa mengikuti semua obrolan mereka yang usianya jauh berada di bawahnya. Dan Derrek sangat kecewa dengan sikap yang dipertontonkan oleh Beth Win.

Derrek Collen bukanlah seorang pria yang memiliki kesabaran tinggi. Tetapi di saat dia mempunyai tujuan dia harus memastikan apakah tujuannya tersebut menguntungkan dirinya atau malah merugikan dirinya. Dan sudah sangat jelas dia tidak bersedia mendapatkan nomor dua.

Gambaran seorang Derrek yang sedang berpikir untuk mencapai tujuannya menarik perhatian dan wanita itu berjalan mendekatinya.

Derrek tahu bahwa Camilla berada di sampingnya dan Camilla menggandeng lengannya. Gerakannya sangat alami seperti mereka teman lama yang sangat dekat. Tidak ada kesenjangan sosial dan keraguan di dalam gerakan Camilla tidak seperti pertama mereka bertemu, begitu alami sehingga Derrek merasa nyaman dengan sikapnya dan tanpa sadar merespon yang dilakukan oleh Camilla dengan cara yang sama.

Tatapan Camilla terpaku pada Elizabeth dan dia mendongak menatap Derrek dengan hangat. “Aku perlu udara segar dan aku yakin Beth juga membutuhkannya.”

Camilla menatap Beth dengan matanya yang penuh tekad. “Aku perlu memisahkan Beth dari kelompoknya itu. Tidak seharusnya dia bersikap seperti itu. Dia harusnya menyapa para tamu untuk memperluas perkenalannya bukannya terus berada bersama mereka,” katanya mengeluhkan sikap Beth.

“Apakah kamu mau menemaniku berjalan-jalan mencari udara segar?” tanya Camilla memiringkan kepakanya menatap Derrek.

“Silakan tunjukan jalannya padaku.” Dalam hati Derrek bersorak dan berusaha menyembunyikan persetujuannya dengan hati-hati.

Camilla membawa Derrek melintasi ruang resepsi dan dengan beberapa patah kata dia berhasil memisahkan Beth dari kelompoknya dan membawa gadis itu bersamanya. Sementara tangannya masih menggandeng lengan Derrek dengan erat.

Derrek menatap mata Camilla dengan tajam saat mereka sudah berada di teras. Dengan berjalan cepat Camilla mendesak Beth ke ujung teras dan bertanya tentang keadaannya.

“Apakah kamu baik-baik saja? Bagaimana dengan tenggorokkanmu apakah nyeri?” tanyanya penuh perhatian.

“Ya. Tenggorokanku rasanya sangat….”

“Nyonya Camilla!” panggil Andy dari pintu yang terbuka dengan tangannya menunjuk ke ruang resepsi sehingga memotong ucapan Beth.

“Ternyata tugas memanggil. Nikmati jalan-jalan kalian. Dan kalian bisa kembali setelah mendapatkan udara yang lebih bersih,” katanya sambil meletakkan tangan Beth di atas tangan Derrek yang terbuka.

Wajah Beth sangat pucat ketika menyadari tujuan Camilla. Dan dia terlihat pasrah ketika Camilla meninggalkan mereka dengan menggandeng lengan Andy. Kembali masuk ke ruang resepsi.

Ia meninggalkan Derrek berduaan dengan Beth di teras. Seringai puas meredam kegembiraan Derrek yang merasa takjub dengan tindakan Camilla.

“Sebaiknya kita mengikuti saran aunty kamu,” katanya menatap mata Beth yang terlihat pasrah.

Sembari memutar tubuh Beth, mereka berjalan-jalan dengan pelan. Dan Derrek mulai mencari tahu apa kesenangan Beth.

“Apa kamu sudah memiliki rencana setelah lulus sekolah?” tanyanya pelan.

“Aku ingin melanjutkan kuliahku di bidang diplomatik,” jawab Beth yakin.

“Benarkah? Tapi mengapa kamu menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan oleh orang tuamu? Aku yakin kamu melihat bahwa ibumu mengundang tamu-tamu yang sangat terhormat dengan kedudukan mereka,” katanya mengingatkan.

“Tidak. Mom melakukannya karena dirimu. Mom tahu bahwa kamu akan mencalonkan diri sebagai seorang presiden. Dan saat ini kamu memerlukan dukungan mereka,” jawab Beth lugas.

Suara tawa Derrek yang empuk dan berat membuat Beth memalingkan wajahnya untuk melihat roman muka Derrek.

“Kenapa? Apakah ucapanku salah?” tanyanya ingin tahu.

“Tidak. Tidak ada yang salah. Aku memang memerlukan dukungan mereka. Tapi malam ini tujuanku adalah untuk mengenalmu lebih jauh dan bukan untuk meminta dukungan mereka,” jawab Derrek meluruskan pendapat Beth.

“Begitu. Tapi aku lebih menyukai berbicara dengan orang-orang yang seusiaku. Aku bosan dengan semua yang mereka bicarakan. Sama sekali tidak menarik dan aku menganggap mereka sangat membosankan. Aunty meyakinkan diriku kalau aku harus belajar mendekati mereka untuk melatih pergaulanku. Tapi aunty salah karena aku tidak perlu bergaul dengan mereka semuanya. Para orang tua yang kolot,” katanya tertawa.

Beth berpaling untuk menatap Derrek dan suaranya sangat gembira ketika menyampaikan yang diinginkannya. “Aku masih muda dan aku sangat menyukai pesta dansa serta bergaul secara bebas dengan perkumpulan yang seusiaku. Aku tidak perlu mengkhawatirkan apa yang harus aku katakan atau dengan siapa aku berbicara. Aku tidak mau masa mudaku berakhir sia-sia. Masih banyak waktu yang bisa aku gunakan untuk bersenang-senang,” katanya dengan mengibaskan kedua lengannya secara bebas.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel