Bab 16 Langkah Derrek
Bab 16 Langkah Derrek
Gerakan kepala Camilla begitu cepat saat dia berpaling dan menatap Derrek dengan rasa ingin tahu yang sangat besar. Darimana Derrek tahu bahwa dia menginap di hotel dan bukan di rumah kakaknya sendiri yaitu Sam.
“Aku melihatmu siang tadi ketika memasuki hotel dengan koper kecil yang kamu bawa,” jawab Derrek terhadap pertanyaan yang tidak diucapkan.
Tidak ada jawaban yang diberikan oleh Camilla selain alisnya yang dinaikkan tanda dia mendengar.
Malam sudah mendekati akhir ketika kelompok terakhir yang merupakan para undangan diplomat mulai berniat untuk berpamitan ketika Derrek dengan suaranya yang cukup keras menyampaikan undangannya.
“Besok adalah hari libur dan aku mengundang kalian yang bersedia untuk ikut menikmati liburan sehari dengan kapal pesiarku. Saat ini kapal pesiarku yang baru melewati tahap uji akhir sudah mendapatkan ijin berlayar dan sekarang membuang sauh di dermaga. Jadi bila kalian bersedia aku mengundang kalian semuanya,”
Undangan yang diucapkan dengan keras menarik perhatian tamu yang belum pulang dan mereka menerimanya dengan antusias. Sebagai seorang pengusaha yang memiliki galangan kapal Derrek sudah pasti memiliki kapal pesiar yang cukup besar meskipun nantinya akan di komersilkan. Semua orang yang mengenal Derrek sudah mengetahui seberapa kayanya dia.
Camilla menatap Derrek dengan kening berkerut dan bertanya-tanya mungkinkah yang sedang dilakukan oleh pria itu sebagai usaha untuk menarik perhatian Elizabeth yang sudah menolaknya.
Senyum manis yang lebih mirip dengan seringai puas terlihat di bibir Derrek saat mata mereka bertemu. Dan Camilla mendapatkan jawaban dari semua pemikirannya.
“Kita akan pergi ke mana?” katanya tersenyum.
“Ke salah satu pulau eksotis dan aku yakin kalian semua akan menikmatinya,” jawab Derrek dengan senyum rahasianya.
Mereka semua setuju bahwa besok adalah hari yang sempurna untuk melakukan wisata air. Cuaca di minggu ini selalu cerah dan melewati sehari penuh dengan kebersamaan akan menjadikan hubungan mereka membaik.
“Gagasan yang luar biasa. Dari sekian banyak pembicaraan yang terjadi sepanjang mala mini, aku yakin Derrek melakukan yang benar,” bisik Ny Dresscol tertawa senang.
Mendengar bisikan dari Ny Dresscol membuat Camilla menyembunyikan senyumnya. Dan pengaturan segera dilakukan agar mereka bisa langsung naik ke kapal esok harinya.
Saat semua tamu undangan berangsur pergi meninggalkan ruangan, Beth menarik lengan baju Camilla dan berbisik pelan. “Menurut aunty apakah yang kita lakukan sudah benar?”
Camilla menatap Beth tersenyum. “Menurutmu?”
“Aunty ….”
Camilla menepuk tangan Beth untuk menenangkan. “Aunty tidak tahu. Derrek adalah pribadi yang sulit di tebak. Dia mungkin sudah mengambil kesimpulan dari ucapanmu. Tetapi kamu memiliki orang tua yang sangat bersemangat untuk menjadikan Derrek sebagai menantunya. Kamu mengerti bukan?”
“Jadi? Apa yang harus aku lakukan?” rengek Beth terlihat putus asa.
“Aunty berpikir malam ini sudah berjalan dengan sempurna. Tetapi dengan rencana Derrek Aunty tidak tahu bagaimana rencana selanjutnya. Tetapi kita harus mengambil kesempatan ini untuk mengembangkan yang sudah terjadi malam ini,” jawab Camilla sambil melirik Derrek yang sedang bicara dengan Dubes yang tidak bisa ikut berlayar karena harus menyiapkan diri kembali ke negara dia di tugaskan.
“Malam ini Derrek belum melamarmu secara langsung dan kita harus membuatnya sibuk besok sehingga dia tidak bisa mendekati orang tuamu dan mengutarakan niatnya.”
“Ayo kita temui Derrek! Lihat ibumu melambaikan tangannya untuk memanggilmu.”
Memberi pengertian agar Beth bersedia untuk bersikap anggun dan tidak membuat malu keluarga adalah tindakan yang sia-sia. Wajah Beth begitu gembira ketika Derrek berpamitan. Dalam benak Derrek maupun Camilla begitu jelas bahwa kepergian Derrek adalah yang paling diinginkannya.
“Aku berharap semuanya bisa hadir tepat waktu sesuai dengan yang sudah disepakati. Aku janji akan membuat kalian menikmatinya,” janji Derrek saat dia melangkah pergi.
Semua tamu sudah pergi dan ruangan kembali sunyi. Hanya ada pelayan yang sedang membersihkan sisa jamuan malam ini. Dengan wajah letih Camilla mendekati Sam yang sedang berbincang dengan Andy.
“Semuanya sudah selesai dan aku akan kembali ke hotel untuk istirahat,” ucap Camilla pada Sam.
“Apakah kamu tidak bermalam di sini?” tanya Sam mengerutkan keningnya.
“Tidak. Aku sudah membayar sewa hotel yang lumayan besar. Mubazir bukan kalau aku tidak menggunakannya?”
“Aku mengerti. Lalu kamu akan pergi dengan siapa?” tanya Sam khawatir.
“Aku yakin Andy bersedia menemaniku. Benar bukan?” katanya pada Andy dengan yakin.
“Tentu saja aku akan mengantar Nyonya.Aku tidak mau dikatakan sebagai pria tidak bertanggung jawab yang membiarkan seorang wanita pergi malam-malam. Apalagi tujuannya ke hotel,” jawab Andy lugas.
Setelah berpamitan pada Sam dan Lolita yang menatapnya dengan cemberut, Camilla menerima uluran tangan Andy yang menggandengnya keluar menuju mobilnya yang terparkir di halaman.
Camilla maupun Andy tidak memperhatikan saat sebuah mobil Bugatti Centodieci mendekat dan wajah Amelia maupun Andy saling berpandangan.
Tidak memerlukan waktu lama untuk melihat siapa pemiliknya karena Derrek keluar dari bagian kursi pengemudi. Derrek sudah memberi perintah pada Andreas untuk kembali pulang setelah mengantarnya saat Andreas menerima telepon dari keluarganya.
“Andy. Apakah kamu tidak keberatan bila aku yang mengantar Camilla kembali ke hotel?” tanya Derrek tanpa melepaskan pandangannya dari wajah wanita yang menatapnya heran.
“Seharusnya Anda bertanya padanya Tuan bukan padaku,” jawab Andy melirik wanita yang berdiri di sampingnya.
“Apakah kamu bersedia memberikan kehormatan padaku untuk mengantarmu kembali ke hotel?” tanya Derrek dengan sorot mata yang tidak bisa di abaikan.
“Apakah kamu akan tersinggung bila aku menolakmu. Ini adalah mobilku jadi aku tidak memerlukan tumpangan,” jawabnya halus.
“Aku yakin Andy bisa membawa mobilmu ke hotel sementara kamu ikut denganku,” putus Derrek keras kepala.
Dengan wajah cemberut karena beberapa orang menatap mereka dengan rasa ingin tahu yang sangat besar.
“Baiklah. Andy kamu bisa membawa mobilku ke hotel.”
Dengan wajah yang cemberut, Camilla melangkah menuju mobil Derrek sementara pria itu tersenyum puas karena berhasil membawa wanita yang seringkali bersikap dingin mengikuti apa yang dia inginkan.
“Menurutmu apa yang akan kamu lakukan dengan permintaan mu ini?” tanya Camilla kesal.
“Aku hanya mengantarmu ke hotel. Tidak lebih,” jawab Derrek membela diri.
“Omong kosong. Kau pikir aku percaya.”
Bukan kata-kata sebagai jawaban yang diberikan Derrek, tetapi suara tawa yang terdengar begitu memikat sehingga Camilla menoleh dan menatap wajah pria yang memegang kemudi dengan tenang.
“Menurutmu apa yang akan kau lakukan besok? Membuatku menjauh dari Beth? Aku akan menerimanya asalkan kamu mau bersamaku menghabiskan hari,” jawab Derrek membuat Camilla tersentak dan melotot galak pada pria yang sepanjang malam selalu memperhatikan dirinya.
“Ucapanmu itu semakin menunjukkan kalau kamu tidak memiliki komitmen pada pilihanmu Derrek,” cerca Camilla.
“Aku memiliki komitmen. Tapi … Beth telah berusaha untuk membuatku ilfeel. Aku yakin bahwa kamu sudah mengetahuinya dengan jelas. Katakan padaku apa yang akan terjadi pada Beth bila aku melamarnya langsung pada Sam dan Lolita. Apakah kamu yakin Beth bisa melakukan semua yang dia inginkan?”
Camilla memicingkan mata mendengar ucapan dan rencanya pria yang begitu tenang mengemudi. Baginya sangat tidak mungkin seorang Derrek Collen memaksakan kehendaknya untuk memiliki seorang gadis yang usianya terpaut jauh darinya.
“Berapa jarak usiamu dengan Beth?” pertanyaan itu terlontar begitu saja tanpa Camilla menyadarinya.
“Dua puluh dua. Sangat jauh bila dibandingkan saat kamu menikah dengan Baron. Dan kamu bisa melewatinya dengan mulus mengapa Beth tidak bisa melewatinya?”
Camilla berpaling menatap Derrek dengan wajah dingin. Dia tidak mengira kalau rencana Derrek untuk melamar Beth berdasarkan usia Camilla saat menikah dengan Baron.
“Aku melihatmu tidak bisa menerimanya. Tapi kamu melakukannya dengan sangat baik. Jadi apa yang kamu rasakan saat itu Camilla. Apakah kekayaan Baron yang membuatmu tertarik? Aku yakin kekayaanku berada sangat jauh berada di atas Baron.”
“Kamu sangat menjijikkan Derrek. Aku sangat menyesal membiarkanmu untuk mengantarku. Dan aku juga sangat menyesal menerima tawaanmu untuk ikut dengan rencanamu berlibur sehari,” sesal Camilla dengan roman wajah berapi-api. Tidak seperti wanita yang dikenal Derrek. Bersikap dingin dan selalu bisa mengendalikan dirinya.
