Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 12 Kamu Harus Bertanggung Jawab

Bab 12 Kamu Harus Bertanggung Jawab

Lolita menarik tangan Beth dengan kasar lalu memegang tangannya dengan kencang seolah-olah Beth akan melarikan diri diri.

Camilla menggelengkan kepala melihat perlakuan Lolita terhadap putrinya. Dia tidak habis pikir bagaimana mungkin Lolita tidak melihat keberatan serta ketakutan di mata putrinya sendiri.

Dari kejauhan Derrek melihat Lolita yang berusaha berjalan dengan anggun sementara Beth berjalan dengan menyeret kakinya hingga Derrek mengerutkan dahinya. Terlihat sekali bahwa dia tidak menyukai tindakan Lolita.

“Halo Derrek, aku yakin kalian sudah bertemu dan saling mengenal. Bagaimanapun kalian pernah berdansa. Dan aku melihat kalian sangat serasi.”

Lolita berbicara dengan suaranya yang kencang seolah-olah memberi pengumuman pada tamu yang hadir bahwa pertemuan Derrek dengan Beth bukan yang pertama kali.

Derrek menyipitkan matanya dan tampak sekali kalau bukan seperti ini yang dia harapkan dari seorang Nyonya rumah. Dan perhatiannya tertuju pada Camilla yang berdiri dan berbincang dalam kelompok kecil yang tadi dia tinggalkan.

“Aku melihat Tuan Collen mulai tidak nyaman dengan sikap Nyonya rumah,” ucap salah seorang wanita yang sedang berdiri bersama Amelia.

“Benar, Seharusnya Nyonya rumah bisa menahan diri. Walaupun Tuan Collen sudah mengatakan tujuannya, tapi sangat tidak nyaman ketika dia harus menerima desakkan di depan umum,” protes wanita lainnya.

“Bagaimana Camilla? Apakah mungkin Elizabeth bisa mendapatkan perhatian dari Tuan Collen?”

Pertanyaan tentang Derrek dan Elizabeth akhirnya ditujukan kepada Camilla yang sejak awal berusaha agar tidak terlibat. “Aku tidak tahu karena aku bukan Tuan Collen. Tapi aku yakin kalau Beth adalah gadis yang baik dan mampu untuk membuat Tuan Collen tertarik.”

Seringai tidak puas terlihat dari mereka. Dan Camilla hanya tertawa menanggapi sikap mereka terhadap pendapatnya.

“Aku yakin kamu mengatakannya berdasarkan pengalaman pribadi bukan?” sergah wanita lainnya berusaha menyerang Camilla.

“Semua orang pernah mengalami yang namanya pengalaman pribadi Nyonya. Kebetulan yang aku alami adalah pengalaman yang tidak mungkin aku lupakan,” bela Camilla ketika mereka mulai berbalik menyerangnya.

“Seharusnya kamu yang menjadi Nyonya rumah Camilla. Aku melihat dirimu sangat pandai mengendalikan diri. Dan yang utama kamu tidak membuat para undangan tidak seperti tamu liar,” protes salah satu tamu dengan tidak senang.

“Atas nama Nyonya rumah aku menyampaikan permintaan maaf pada kalian semuanya. Kalau boleh aku permisi dulu.”

“Silakan, Aku melihat sejak tadi Tuan Collen selalu memandang kesini.”

“Benar. Sepertinya dia lebih tertarik dengan Camilla daripada dengan keponakannya. Mungkinkah dia salah ketika membuat surat lamaran?”

Ucapan yang diikuti dengan tawa tentang Derrek yang selalu memandang Camilla membuat beberapa wanita mengikik geli. Tetapi yang menjadi objek pembicaraan tidak memedulikannya.

Derrek memang selalu memperhatikan Camilla sejak wanita itu bersama dengan beberapa wanita dan dia tersenyum ketika melihat Camilla meninggalkan mereka dan berjalan ke arahnya.

“Halo Derrek. Senang bertemu denganmu kembali.”

Suara Camilla terdengar halus saat menyapa Derrek sehingga beberapa tamu yang berdiri disekitar mereka menoleh.

“Halo Camilla. Suatu kejutan kamu bisa hadir di sini,” sapanya diikuti kerlingan mata.

“Camilla… Aku tidak mengira kalau kamu mengenal Derrek, Kamu tahu bukan kalau Derrek adalah kandidat terkuat untuk pencalonan tahun depan?” tanya Lolita.

“Tentu. Bagaimanapun aku dan Derrek adalah teman lama. Dan dia selalu menjadi pahlawan bagiku,” jawabnya membuat Derrek tertawa.

“Benar Lolita. Aku tidak yakin kalau Sam tidak mengatakan padamu kalau hubunganku dengan Camilla sangat dekat.”

“Dan aku yakin sebelum Camilla memutuskan untuk menikahi Baron bukan?”

Camilla ingin sekali marah dan membalas ucapan Lolita. Tetapi saat ini bukanlah waktu yang tepat sehingga dia harus menahan diri.

“Benar. Untuk itulah aku datang menyapa Derrek. Seperti yang kakak ketahui sejak aku menikah dan juga setelah Baron meninggal aku tidak pernah mempunyai kesempatan untuk menyapa teman lama.”

Derrek seperti melihat sosok wanita yang tidak memiliki emosi ketika berbicara menanggapi ucapan yang seharusnya membuat dia marah. Wajah Camilla sangat datar dan sebaliknya wajah wanita yang lebih tua terlihat marah. Sementara Beth yang memandang Camilla dengan matanya yang bulat terlihat sangat gembira.

“Benar sekali. Seharusnya aku sudah bisa bertemu dengan Camilla dan menjalin hubungan kembali kalau saja dia tidak tinggal di luar negeri.”

“Camilla memang tinggal di luar negeri dan tentu dia harus menyapa teman lamanya yang lain. Bukankah begitu?”

Camilla tersenyum dengan cara Lolita yang mengusirnya dengan halus. “Kakak benar. Dan aku sangat bahagia karena aku bisa bertemu dengan teman lama kembali. Apakah kamu mau menemani menyapa mereka Derrek?" tanya Camilla bernada membujuk.

“Mengapa tidak. Bagaimanapun aku membutuhkan dukungan dari mereka semua,” angguk Derrek menerima tawaran Camilla dengan senang hati.

“Aku harap kakak tidak keberatan sementara aku membawa Derrek menyapa beberapa teman lama. Beth? Mau menemani Aunty?”

“Terima kasih Aunty. Aku akan menemani beberapa teman,” jawab Beth lega.

Dengan senyum manis, Camilla menerima tangan Derrek yang terulur dan menyusukan tangannya dengan yakin.

Seringai puas terlihat di bibir Derrek saat mereka berjalan untuk menyapa beberapa tamu. Mata Derrek memindai para tamu dan tidak percaya kalau Lolita mengundang banyak tamu penting.

“Mau kuperkenalkan?” tawar Camilla ketika tanpa sengaja dia melihat kernyitan di dahi pria yang berjalan di sampingnya.

“Mengapa tidak. Aku yakin ini adalah kesempatan yang tidak mungkin akan aku sia-siakan.”

Derrek membiarkan Camilla membimbingnya menuju kelompok yang terdiri dari beberapa pasangan suami istri yang memiliki pengaruh cukup besar.

“Wah … wah … wah. Aku pikir kamu tidak akan meninggalkan nyonya rumah dan menyapa kami,” tegur salah satu tamu saat Derrek selesai memperkenalkan diri.

“Maaf. Bukankah suatu kewajiban kita untuk melayani nyonya rumah?” katanya menegaskan.

“Kau benar. Kita adalah undangan dan sangat tidak sopan kalau kita tidak membalas keramahannya.”

Tidak memerlukan waktu lama bagi Derrek untuk terlibat pembicaraan yang serius dengan kelompok yang dikenalkan oleh Camilla. Derrek sangat puas dengan yang mereka sampaikan padanya. Menerima pandangan mereka terhadap yang berbagai aspek yang terpenting di dalam politik ketika Derrek terpilih nanti.

Derrek merasa Camilla menyentuh lengannya dan meminta diri untuk meninggalkan mereka yang masih terlibat perbincangan yang sangat serius.

Meskipun Derrek memberikan perhatian lebih pada lawan bicaranya, tetapi matanya mengikuti Camilla yang berjalan menjauhinya dan dia melihat kalau salah satu dari pria yang tadi berbicara dengannya mengikuti Camilla.

Dari pengenalan sepintas Derrek terhadap pria yang mengikuti Camilla, Derrek berpikir kalau Alfarao Andarau adalah pria yang lebih menyukai hidup santai dan tidak memiliki tujuan hidup selain bersenang-senang. Dan kini dia sedang menyasar pada Camilla.

Ada rasa tidak suka di dalam hati Derrek ketika Alfaro mendampingi Camilla dan dia segera memutuskan berpamitan pada kelompok tersebut dan berjalan mendekati Camilla yang sedang tertawa bersama Alfaro dan juga Sam yang di sampingnya berdiri Elizabeth.

Dengan langkahnya yang pasti, Derrek menghampiri Sam dan mengangguk sopan pada mereka semuanya.

“Aku dengar kamu sebelumnya bertemu dengan Beth saat di pesta Aurel.” Dengan senyum sayang, Camilla menunjuk Beth yang berdiri di samping Sam. Berusaha agar tidak terlihat.

“Benar.” Derrek mengulurkan tangannya kepada Beth yang menerimanya dengan takut-takut. Sama seperti tadi ketika Lolita membawanya kehadapan Derrek.

Sebelumnya Derrek tidak bisa memperhatikan Elizabeth dengan jelas karena Lolita begitu menguasai. Dan kini dia menatap gadis muda itu untuk mencari reaksi Beth terhadap dirinya.

Derrek tidak dapat menemukan apa yang dirasakan oleh Beth dibalik senyum ceria dan kata-kata sopan yang keluar dari bibirnya. Dan saat mata mereka beradu pandang, Derrek tidak dapat mendeteksi ketertarikan Beth terhadap dirinya dibalik mata birunya yang bercahaya.

Derrek sedikit mengerutkan alisnya ketika perhatian Beth berubah sangat cepat ketika seorang pemuda berjalan mendekati Camilla dan mengenalkannya pada Derrek.

“Dan mantan sekertarisku Dokter Andyano Kaply. Aku sudah lama tidak bertemu dengannya. Dan sangat bahagia karena Andy masih mengingatku.”

Andy mengulurkan tangannya pada Derrek dan saat itu juga Derrek memutuskan bahwa Andy bisa membantunya mengawasi Alfaro agar tidak mendekati Camilla. Tetapi dia merasa tindakannya sangat konyol bila dia meminta Andy melakukannya.

Sekali lagi setelah berbasa-basi, Camilla menggamit lengan Andy dan membawanya pergi sementara Derrek melihat Beth sama sekali tidak tertarik dengan isi pembicaraan mereka yang berbau politik dan sangat serius.

Derrek memperhatikan Beth yang mengedarkan pandangannya ke setiap sisi ruangan dengan santai. Sama sekali tidak menunjukkan minat saat Derrek dan ayahnya berbicara. Bahkan terkesan tidak mendengarkan semua yang mereka perbincangkan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel