chapter 07
Keesokan harinya, tepatnya ketika Mina memulai harinya menjadi seorang wanita.
Matahari sudah menunjukan dirinya, tapi sepertinya kedua yang berada diranjang itu tidak terusik oleh sinarnya yang sudah mengisi seluruh ruangan dengan cahaya hangatnya, keduanya masih sibuk bersembunyi dibalik selimut, sampai dering sebuah ponsel terdengar dan membangunkan seorang Song Mina.
“Akh!” saat Mina ingin mengetahui ponsel siapa yang berdering itu, tiba-tiba pinggangnya sangat sakit dan membuatnya sulit untuk bergerak, sampai dia kembali terhempas keranjang.
‘Kenapa masih sangat sakit?’ Tanya Mina pada dirinya, tadi malam dia dibuat lupa akan segala hal tentang sebuah kehidupan, kabut malam dan segala hal membuatnya terbuai pada sisi gelap malam, sampai dia tidak tahu itu akan membuat tubuhnya sakit.
"Apa masih sakit?" tanya Han dengan suara yang begitu serak sangat khasnya ketika bangun tidur, saat mendengar teriakkan Mina sontak membuat Han terbangun.
"tidak—aku, aku hanya—," Mata Mina bergerak ragu, dia sangat gugup sampai dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya, seharusnya dia segera beranjak dari sana bukan tertidur hingga pagi, bagaimana nasib adiknya?
"Itu wajar karena kemarin adalah pertama kalinya untukmu, itu akan membuatmu sedikit sulit berjalan dan bergerak, jadi hari ini biarkan dirimu istirahat, aku yang akan kerumah sakit untuk mengurus semua urusan adikmu di rumah sakit, katakan dimana adikmu dirawat." Ucapnya, dia menarik tubuh Mina sampai masuk ke dalam pelukannya, aneh dia ingin sekali menggenggam Mina lebih lama, dia benar-benar ingin menjadikan gadis itu Secret girls.
Tatapan tidak sengaja bertemu dan saat mereka sedang memandang satu sama lain, suara ponsel berdering membuat Mina mengalihkan pandanganya dan Mina mengambil ponselnya tidak jauh darinya, melihat panggilan dari Yoora dari layar ponselnya.
Yoora : "Mina kamu berada dimana? Aku menelponmu dari tadi!’
"Ada apa Yoora?" tanya Mina, dia terduduk diranjang dengan selimut yang masih Membungkuk di tubuhnya yang hanya memakai kemeja kebesaran.
Yoora : "Mina kumohon jangan membenci dirimu sendiri, ini kabar Luna. saat malam hari dokter mengatakan jika dia sudah melewati masa kritisnya, dia juga sudah sadar dan ketika pagi hari Lun—Luna sudah tidak ada!’
"Luna—," saat itu juga ponselnya jatuh dari genggaman Mina, jantungnya berdetak sangat kencang dengan wajah yang begitu terkejut akan sebuah fakta yang menusuk hatinya.
"Tidak, Luna!"
Mina menjerit dan dia berusaha bangun dari ranjang dan ingin segera pergi tapi tubuhnya sangat lemah dan membuatnya terjatuh di lantai, Mina memeluk erat tubuhnya dan merasa seluruh dunia hancur, airnya mulai membasahi lantai.
"Mina ada apa? tubuhmu masih sangat lemah, apa ini tentang adikmu?" Han segera membantunya berdiri dan kembali penduduk Mina di tepi ranjang, berusaha memahami situasi apa yang terjadi pada gadis itu.
"Katakan apa yang terjadi dengan adikmu? Tolong jangan menangis seperti itu," Han bertanya, dia menghapus air mata di pipi Mina dan menutupi tubuhnya yang hanya memakai kemeja miliknya.
"Tuan Kim! Katakan jika semua ini hanya mimpi, Luna tidak mungkin meninggalkan aku kan?" Mina mulai menangis dan menarik tangan Han agar mengatakan jika yang dia ucapkan itu benar.
Han awalnya terkejut dengan nama yang disebut oleh gadis itu, 'Luna' tapi dia mencoba menepisnya dan menganggapnya itu mungkin Luna yang berbeda, bukan Luna gadis yang memutuskan hubungan dengannya kemarin.
"Mina tenanglah, jika itu sudah menjadi takdirnya kita tidak bisa berbuat apa-apa," ucapnya, Han menarik Mina agar dirinya bisa memeluk dan mencoba membuatnya untuk tidak sedih dengan menggosokkan tangannya di punggung Mina.
“Aku akan mengantarmu ke rumah sakit.” lanjut Han setelah merasa Mina sedikit tenang.
Han dan Mina segera bergegas menuju rumah sakit, saat mereka ingin berangkat Han menerima panggilan dari asistennya di kantornya.
"Mina tunggu di dalam mobilku dulu, aku harus menerima telpon sebentar," Kata Han saat dia menutup pintu mobil setelah Mina masuk kedalam.
Asisten : ‘Tuan Kim, anda menerima kiriman sebuah paket dari kekasih anda, katanya benda itu penting untuknya,’
"Bisakah kamu mengantarkannya ke rumahku nanti atau letakkan saja di meja kantorku, aku punya urusan yang lebih penting sekarang,"
Setelah mengucapkan semua itu, Han langsung mematikan telepon secara sepihak, Han langsung kembali ke dalam mobil miliknya, melajukan mobil dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit.
Saat sampai dirumah sakit setelah menempuh jarak cukup jauh.
Mina berdiri depan mayat Luna yang sudah tertutup kain putih, hatinya sangat hancur bagai pecahkan gelas dan Mina tidak mempercayai semua ini akan yang terjadi begitu cepat, baru kemarin dia kehilangan hal berharga miliknya, kini sekarang dia kehilangan orang sangat dia sayang.
Kenapa ujian datang padanya saat Mina telah melakukan sebuah pengorbanan yang sangat disesali! apakah ini semua balasan atas apa yang telah dia perbuat? Karena menggunakan cara kotor untuk mendapatkan uang.
Mina hanya bisa terdiam dan mencoba meyakini bahwa semua ini adalah mimpi, tapi setelah kain itu terbuka dan memperlihatkan wajah Luna, tangisan yang dia tahan akhirnya keluar, Mina melangkah lebih dekat Luna, menggenggam tangannya dan juga menyentuh wajahnya yang sudah begitu pucat dan sangat dingin.
"Tidak—Luna bangun! kamu tidak mungkin meninggalkan aku sendirian dan katakan saat ini kamu hanya tertidurkan Luna? kamu akan terbangun nantikan, Luna ini semua bohong!" Ucap Mina, dengan suara yang begitu terisak dan seluruhnya dia tumpahkan pada pelukan erat pada sangat adik.
"Luna bangun! jangan tinggalkan kakakmu, aku harus pergi kemana jika kamu meninggalkan aku sendirian? Luna bangun, aku disini, aku tidak akan meninggalkanmu!" lanjutnya, sekeras apapun Mina berteriak tidak akan membuat Luna membuka kedua matanya kembali.
"Mina sudahlah, jangan seperti ini Luna juga akan sedih jika kamu seperti ini, ayo bangun kita harus segera mengurus pemakanan untuk Luna," ucapnya, Yoora mencoba menenangkan Mina.
"Yoora! Luna tidak akan meninggalkan aku, dia bilang kita akan pergi berlibur setelah dia lulus nanti, saat ini Luna hanya tertidur!" protes Mina, dia terus memegang tangan Luna dan menolak saat Yoora menyeretnya menjauh dari adiknya.
Seorang suster datang lalu dia mendekati Mina dan bertanya "apakah kamu adalah Nona Song Mina Hye?"
Semua orang yang berada di ruangan menatap suster itu.
"Adikmu menitipkan sebuah surat sebelum dia meninggal," ucapnya, suster itu menyerahkan sebuah surat kepada Mina dan dengan ragu-ragu Mina ingin membuka surat itu.
Sebelum Suster itu pergi dia menutup kembali wajah Luna dengan kain putih.
Sebelum membuka Mina melihat Yoora dan berkata. "Aku tidak ingin membacanya, Yoora!"
"Mina kamu harus melihatnya, ini sangat berarti untuk Luna dan kamu juga pasti mengerti kenapa semua ini terjadi, ayo buka," ucapnya, Yoora berusaha membujuk Mina untuk yakin, siapa tahu kematian ini menemukan tidak sebuah masalah.
"Mina itu benar, kamu tidak bisa menghindar dari kenyataan ini, Luna sudah tiada dan kamu harus meyakininya itu," Suara itu berasal dari Han, dia mengalihkan semua pandangan semua orang yang ada di dalam ruangan.
"Suster kamu bisa membawa Luna untuk dipersiapkan untuk dimakamkan," Han memerintahkan para suster membawa Luna untuk melewati proses sebelum dibawa pulang.
"Tidak kalian ingin membawa Luna kemana?" sebelum Mina mengejar Luna, dengan sigap Han menahan tubuh Mina dalam pelukannya.
"Tidak Tuan Kim, lepaskan aku, aku ingin berada disamping Luna!!"
Mina sudah tidak mengendalikan emosinya dan tubuhnya terlalu lemah hingga dia pingsan dalam pelukan Han. "Luna—,"
