Bantu Puaskan Suami Tetangga.
“Oh, ya sudah. Itu memang sudah kodratnya, ya. Harus siap terima risikonya,” katanya perlahan, mencoba meyakinkan diri dan mengendurkan keketegangan.
Tiba-tiba, tangan Toto mencengkeram lengan Tasya dengan kasar. Sebelum sempat protes, dia sudah menariknya masuk ke dalam rumah. Ceklek! Pintu terkunci rapat.
Mata Toto menatap tajam, seperti melancarkan badai. “To, jangan macam-macam sama aku, atau aku akan teriak!”
Tasya mengancam dengan suara bergetar, tapi keberanian itu terlihat jelas dari sorot matanya yang menantang.
"Terus kenapa Dul bisa menikmati tubuhmu Mba ?, " tanya Toto.
Tasya terperanjat saat mendengar ucapan Toto. Wajahnya mendadak berubah pucat, dan seketika jantungnya berdebar tak karuan. Nafsu Toto sudah membara sampai ubun-ubun, membuatnya tak peduli lagi, seolah yakin Tasya tak bisa berontak.
Dalam napas berat dan gerakan buru-buru, Toto memutar tubuh Tasya yang membeku, lalu memeluknya dari belakang. Tubuh Tasya sebenarnya menolak, ada ribuan alasan untuk menolak—dia pernah belajar bela diri pencak silat, bahkan bisa melawan kalau mau.
Tapi anehnya, tubuhnya justru seperti memberi jalan, tak bergerak menolak pelukan itu. “To, jangan... jangan lakukan ini. Bagaimana kalau istrimu tahu?” suara Tasya bergetar, berusaha menyentuh sisi kemanusiaan Toto.
Toto melepas napas berat, suaranya penuh keluh kesah. “Mba, aku nikah buat apa kalau aku sendiri nggak pernah dapat kepuasan? Istriku cuma mau seks sesuai keinginannya, aku diabaikan.”
Kata-kata itu menghantam hampa di dada Tasya, antara takut, marah, dan kecewa, semua bertumpuk jadi satu dalam diamnya.
Tidak perlu menunggu respon balik dari Tasya, Toto mengangkat tubuh mungil Tasya hingga bertumpuh di sandaran kursi sofanya.
Kreekkk. !
Toto menarik daster Tasya hingga robek, dan ternyata di balik daster, Tasya tidak menggunakan dalaman dan penutup dada lagi.
Tasya masih berusah menggeliat, meskipun hanya bersandiwara, tapi mulai memancing emosi dan nafsu Toto.
Plakkk !
"Lu diam, lu aman !" ancam Toto setelah menampar bokong sintal Tasya.
Seketika Tasya bergetar kembali, dia seolah mendapatkan kenikmatan setelah mendapatkan tamparan di bokongnya.
"Ssshhttt !" desis Tasya, sambil menggigit bibir bawahnya.
Toto yang mulai kalang kabut, antara merasa takut, namun nafsunya sudah menguasai dirinya, dia kembali memeluk tubuh Tasya, dia mencium setiap jengkal punggung Tasya, lalu beralih naik ke tengkuknya, sambil kedua tangannya memainkan serta meremas secara kasar kedua dada Tasya.
"Aahhhh, !" desah singkat Tasya.
"Mba menginginkan ini juga ?" tanya Toto berbisik, tanpa melepas pelukannya.
Tak menjawab, Tasya hanya bisa menggeleng - gelengkan kepala, mencoba menutupi keinginannya.
"Ayolah Mba, berikan aku kepuasan kali ini saja, setelah ini aku tidak akan pernah memintanya lagi !" ujar Toto, berusaha menyakinkan Tasya.
"Lagi pula k*ntolku lebih besar dari pada Dul, !" Lanjut Toto.
"Lakukan lah To, tapi jangan sampai orang lain tahu, aku tidak ingin rumah tangga kalian berantakan!" ucap Tasya, sambil memberikan senyuman terindah yang ia miliki.
"Bener Mba, ?" tanya Toto, masih tidak percaya.
Tasya yang notabenenya sudah bernafsu dan birahinya semakin tinggi,
Tasya menjawabnya dengan anggukan pelan.
Mendapatkan lampu hijau dari Tasya, Toto dengan nafas menggebu penuh nafsu terus - terusan menciumi tengkuk Tasya sambil memilin kedua puting dada Tasya.
"Kenyal banget susumu Mba, andaikan saja aku bisa memiliki istri secantik dan semontok Mba, pasti aku sangat bahagia !" Kata Toto, sambil kedua tangannya menggerayangi perut, lalu terhenti tepat di liang Tasya.
"Baru di pegang, udah becek aja, istriku boro - boro, udah di grepe lama tapi masih tetap aja kering !" sambung Toto.
"Hmm, nikmati aja to, jangan banding - bandingkan tubuhku dengan istrimu, lagi pula itu adalah takdir !" timpal Tasya, sedikit dongkol, karena Toto memberikan rangsangan sambil mencurahkan aib keluarganya.
"Hehe, maaf Mba, aku cuman terbawa suasana !" jawab Toto.
Toto kemudian melepas dekapannya, dia segera melepas celana boxer miliknya, dan akhirnya keperkasaan milik Toto kini menegang sempurna.
Kepala Tasya sejenak menoleh, dan kembali tersenyum ketika melihat keperkasaan Toto, yang memang diameternya 5CM, namun panjangnya sekitaran 14CM saja.
Setelah Tasya merasakan benda tumpul ingin melesak masuk ke dalam liangnya, dia segera membuka lebar pahanya, membiarkan Keperkasaan Toto melesak masuk.
"Aawww, sodok aku To !" pekik Tasya.
"Susah Mba, ini masih butuh penyesuaian, !" timpal Toto, saat ini ujung keperkasaannya berhasil menyeruak bibir liang Tasya.
Seiring desakan benda tumpul milik Toto, membuat Tasya merasakan ngilu, hingga dia menahan nafas sambil menggigit bibir bawahnya.
Jleb!
Plok!
"Uggghhh, sesak m*mekku To, !" lenguhan singkat Tasya.
"Aaahhh, sempit banget rasanya di dalam Mba !" ucap Toto, dia sejenak mendiamkan keperkasaannya di dalam liang Tasya, sambil menikmati kedutan yang dia dapatkan dari dinding kewanitaan Tasya.
Akhirnya, tak berapa lama kemudian keperkasaan Toto berhasil amblas seluruhnya, ke dalam liang kenikmatan Tasya. Toto merasakan bahwa tubuh Tasya masih butuh penyesuaian jadi memutuskan untuk memberikan kembali rangsangan, dengan memeluknya lagi sambil menggerayangi kedua dada Tasya.
"Kasarin aku To, jangan main lembut!" pinta Tasya tanpa merasa sungkan.
"Gila juga Mba Tasya masa lebih suka di kasarin dari pada kelembutan, apa mungkin dia sering mendapatkan kenikmatan dengan cara pemaksaan!" gumam Toto.
Plakk.. !
Plakk !
Plakk !
Toto langsung saja menampar bokong Tasya, layaknya menampar wajah istrinya.
"Aduh To, pakai perasaan dikit dong, !" protes Tasya.
Plaaaakk !
Toto kembali mengulanginya, di barengi dengan tarikan dan desakan keperkasaannya.
Toto mulai bergerak, menyodokkan keperkasaanya kuat - kuat hingga membuat tubuh Tasya terhuyung - huyung ke depan.
Plaaaakk!
"Oooouugghhh, enakk banget Mba !" lenguhan Toto.
"Iyya To, ent*tin Mba kuat dan Cepat !" pinta Tasya.
Tasya semakin membuka lebar - lebar pahanya, sambil semakin menunggingkan bokongnya, sesekali dia mengikuti irama sodokan Toto.
"Shhhtt, enak banget k*ntol kamu To, penuh rasanya m*mek Mba, aaahhh, yeahhh too !" ceracau Tasya tidak karuan.
Plok plok plok !
"Ahhh, Mba mau keluar, !," ucap Tasya, di tengah - tengah pertempuran nikmatnya.
"Tunggu aku Mba, aku juga mau keluar !" sergah Toto.
"Aaahhh, sodok Mba kencang To, ahhh, enak banget, uggghh !" Tasya kembali blingsatan kenikmatan, tubuhnya meliuk - liuk, pinggangnya tersentak - sentak, tubuhnya bergidik dan bergetar. Cairan kenikmatan yang kini mengalir keluar membuat sodokan Toto semakin liar dan cepat.
Plokk plokk plokk !
Croottt.. Croott...Croott..!
"Ahhh, ssshhttt, anjngg enak banget m*mekmu Mba !" kata Toto.
Bertubi - tubi, Toto menyemburkan lahar panas miliknya ke dalam liang Kewanitaan Tasya.
Kedutan liang Tasya, membuat keperkasaan Toto, seperti terperah habis.
Plopss..!
Tes tes tes!
Perpaduan cairan kenikmatan mereka berdua menetes ke lantai.
"Paaaahhhh, papa kemana sih, tabung gas udah habis, tolong belikan dulu !" teriakan Tati, terdengar jelas oleh kedua insan yang baru saja mendapat kenikmatan birahi.
"Lewat pintu belakang aja To !" saran Tasya, seketika dia ikut panik.
Toto langsung berlari masuk, sambil berlari dia memakai celana boxernya.
Sementara Tasya memilih duduk di sofanya, dia masih ingin menikmati kenikmatan yang barusan saja dia raih.
