Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

4.| Kuntilanak vs suster ngesot

Komen dan like

Gombalan Very

Bayu yang ngebut dalam perjalanan ke sekolah harus jatuh dari motor ketika melihat seekor kucing yang melintas secara mendadak.

"Rev, lo gak pa pa?" Bayu nyamperin Revlia di pinggir jalan.

"Gw baik" jawab Revlia agar Bayu tidak mencemaskan kondisinya. "Lo?" tanya Revlia balik.

"Agak perih, " Bayu mencoba bangun tapi kakinya sedikit terkilir.

Disaat Revlia membantu Bayu untuk berdiri mobil yang di naiki Very mulai nampak dan memperlihatkan rasa khawatir mengetahui mereka kecelakaan. Very dan lainnya dengan cepat menghampiri mereka.

"Karma!" ujar Very kesal.

"Bukannya bantuin temen kamu malah nyumpahin. Bantuin tuh temen kamu!" tegur guru sedang membangunkan motor yang tergeletak di jalan.

"Ini akibatnya kalo lo gak matuhin perkataan gw, " Very tetap tidak membantu.

Ketika Revlia menggendong Bayu dengan bantuan siswa lain Very langsung menarik pacarnya untuk menjauh dan agar dekat dengannya.

"Posesif banget Ver?" ujar salah satu siswa.

"Kamu gak pa pa kan? Ada yang luka?" Very menghiraukan perkataan mereka dan bertanya tentang kondisi pacarnya.

"It's okay" jawab Revlia tidak luka sedikit pun.

"Lo gak nanyain kondisi gw??" ucap Bayu kepada temannya dengan meringis kesakitan merasakan luka di siku tangan kanan.

"Lo baik-baik aja kan?" jawab Very.

"Dari hongkong sikut gw perih kakinya juga, " jawab Bayu menceritakan kondisinya sendiri.

"Kata yang biasa di pake sama pacar gw ketika lagi marah cuma owww, " Very tidak memperdulikanmu temannya.

"Bodo" Bayu kesal.

"Udah mau sampai kapan kita di sini. Salah satu dari kalian bawa motor Bayu ke sekolah dan kalian berdua naik mobil!" perjelas guru tidak ingin berlama-lama di pinggir jalan.

"Saya yang bawa, " ucap Revlia dengan cuek.

Mereka yang tidak mengetahui ucapan Revlia meminta perkataan ulang.

"Cuma kamu murid yang saya tidak pahami perkataannya, kamu pake bahasa manusia kan?" timpal guru merasa bingung.

"Ya bahasa manusia dong pak masa pake bahasa kuntilanak, " Very menjawab pertanyaan dari guru dengan nyeleneh.

"Tuh Rev lo di samain sama kuntilanak!" ucap salah satu siswa saat mendengar perkataan dari Very.

Revlia menatap Very datar tanpa ekspresi apapun.

"Kunti mah di bawa kamu Revlia. Kamu lebih cantik kok, serius, " Very membuat tanda dua jari di tangan sebagai tanda keseriusannya "Makanya kalo aku bilang tetap di belakang mobil itu nurut, " Very menatap Revlia dalam.

"Emang napa?" tanya Revlia yang terkejut tangannya di pegang oleh Very secara mendadak.

"Soalnya aku tahu 60 jam itu 60 menit dan satu menit itu 60 detik. Tapi aku gak pernah tahu kalo satu detik tanpa kamu itu seumur hidup, " Very dengan gombalan di hatinya.

Revlia malu sekaligus senyum-senyum sendiri mendengar ucapan dari pacarnya, sungguh dia di buat baper di pinggir jalan dan tidak memperdulikan Bayu yang ingin cepat-cepat kesekolah untuk mengobati lukanya.

Siswa dan guru yang menyaksikan kisah mereka di buat puitis dengan sikap Very yang romantis.

"Tiru-tiru Very ah nanti pulang dari sini gw langsung gombalin pacar gw!" ujar siswa lain saat mendengar dan menyaksikan cinta mereka berdua.

"Yaudah kita pergi!" Revlia berjalan menuju motor.

"Mobil disana sayang, " Very bingung ketika pacarnya menuju arah motor bukan mobil.

"Naik motor!" ucapan Revlia sontak membuat yang lain heboh.

"Emang bisa motor segede ini?" guru bertanya.

"Pacar saya bisa pak tapi sayang inget kondisi kamu. Kamu baru aja jatuh masa mau naik motor lagi!" ujar Very khawatir.

"Biar cepet!" jawab Revlia.

"Naik mobil juga sampai Revlia, " ujar siswa lain.

"Bayu aja ngebut, kepanasan karena mobilnya siput!" ucap Revlia ingin cepat sampai sekolah.

"Tuh Ver gw juga gak akan ngebut kalo gak ada alasan. Emang lo mau pacar lo kepanasan lagian yang nyetir lemot banget kayak suster ngesot, " Bayu yang ingin menjelaskan kenapa dirinya ngebut tidak memperhatikan ucapan yang sangat menyinggung seseorang.

Mereka yang mendengar ucapan Bayu dan Revlia langsung menatap guru bersamaan termasuk Very.

"Kalian sampai sekolah langsung lari

keliling lapangan 200 kali, " ujar guru mendengar ucapan dari mereka berdua.

Bayu langsung meminta maaf agar tidak di hukum dan benar-benar tidak mengetahui jika yang menyetir adalah guru bukan siswa.

"Bay gak usah minta maaf bukan salah lo. Itu semua kenyataan kok, " Revlia dengan muka datarnya.

Very mengelus puncak rambut pacarnya karena tidak takut dengan hukuman dari guru.

"Lo gak mau di hukum?" tanya siswa lain melihat sikap cewek tersebut.

"Engga!" ujarnya singkat "Lari 200 kali sama aja penyiksaan dan gw juga bisa laporin balik ke kepala sekolah atau dinas perlindungan anak atas kasus kriminal, " ujar Revlia.

Very yang menutupi mulut dengan satu tangan dan siswa lainnya mencoba untuk tidak tertawa saat mendengar ucapan Revlia yang sangat berani bersikap sedikit kurang ajar kepada guru.

Guru itu hanya menatap tanpa bicara. Dia tahu kapan harus membalas kelakuan muridnya yaitu di dalam kelas saat pelajaran di mulai.

"Nilai kalian saya kurangi di masing-masing pelajaran bagi siswa yang menjadikan saya sebagai wali kelas!" Pak Gunawan selalu wali kelas 12 bahasa 3 dan guru olahraga di masing-masing kelas langsung berjalan di dalam mobil setelah memberikan peringatan kepada muridnya.

"Pak, kok gitu ampun deh. Kita khilaf, " ujar salah satu siswa dengan wajah panik.

"Kita semua kena hukuman kok gak pa pa solidaritas!" ujar siswa lain sekali lagi.

"Kecuali Revlia 12 bahasa 2!" ucap Revlia berjalan ke motor untuk naik.

Mendengar ucapan Revlia mereka syok sekaligus lupa mengetahui siapa guru tersebut dan bergegas menuju mobil sebelum nanti di tinggal.

Revlia tetap naik motor dengan Very yang ikut membonceng sambil sesekali melihat ceweknya di balik spion dengan memakai helm. Kenapa gak dari tadi kayak gini aja, batin Very.

∆^¶¶^¶∆

Farel yang melihat papanya tidur bersama Stevano merasa iri dan ingin seperti mereka juga. Dengan bantuan kursi kecil untuk naik Farel berhasil menyelinap di tengah-tengah papanya tapi tangisan seketika mengenangi seisi ruangan ketika Stevano tidak sengaja memukul kening Farel menggunakan tangan saat berpindah posisi.

Vano yang tidur dengan nyenyak harus terbangun mendengar tangisan putranya dan harus menggendongnya ke teras halaman agar tidak mengganggu saudara kembarnya yang masih tertidur.

"Cup,,, cup,,, cup, " Vano masih menenangkan putranya yang masih menangis tiada henti.

"Bi, Stevano tidur di ruang tamu pindahin ke kamar dan sekaligus di jagain!" perintah Vano ketika babysitter memberikan sebotol susu agar Stevano berhenti nangis.

Babysitter pun menjalankan amanah tersebut.

"Udah ya jangan nangis!" ucap Vano sambil sesekali menguap.

Ketika Vano melihat jam tangan dia sangat terkejut ketika baru tidur selama 15 menit. Mendengar tangisan yang belum berhenti akhirnya Vano mengajak putranya untuk jalan-jalan menaiki mobil berharap tangisan tersebut akan segera reda.

∆^¶¶^¶∆

Revlia turun dari motor dengan Very yang langsung melepaskan helm pacarnya.

"Kami kalo nyalonin diri jadi pembalap bisa deh!" ujar Very ketika di bonceng sang pacar.

"Aku maunya jadi pacar kamu!?" jawab Revlia yang langsung mendapat senyum lembut dari cowok tersebut.

Tak lama mobil mereka pun sampai dan Bayu langsung di bawa ke UKS untuk pengobatan dengan bantuan Revlia dan Very. Sedangkan beberapa siswa yang lain harus ikut wali kelas ke ruang guru untuk mendapatkan jabat tangan keberhasilan.

"Revlia?" panggil guru yang mengajar kelas 12 bahasa 2.

Guru itupun mendekat dan langkah mereka bertiga terhenti karena panggilan tersebut. "Kemana kamu gak ikut ulangan? Mau nilai kamu jelek?" ujarnya lagi memarahi cewek tersebut.

"Maafkan Revlia pak, tadi saya nyuruh pacar saya untuk ngasih tahu Bayu buat gantiin main karena saya cedera dan sama sekali pemain cadangan juga mendadak tidak hadir dan susah untuk di hubungi. Saya tidak punya pilihan lain selain minta bantuan Bayu dan lo Bay kenapa gw telpon gak di angkat-angkat!?" Very membantu Revlia agar tidak kena marah dan memberikan alasan logis agar guru tersebut mempercayai perkataannya.

Very menggaruk kepala dan berkedip memberikan tanda ke Bayu agar ikut berakting dengannya.

"Tadi kan udah gw kasih gw ponselnya gw silent jadi gak kedengeran!" jawab Bayu mencari ide.

Guru itu lalu percaya dengan perkataan mereka sekaligus bertanya kepada Bayu kenapa harus di papah. Setelah semuanya jelas mereka di perbolehkan menuju UKS.

"Revlia besok kamu ulangan sendiri di ruang guru nanti belajarlah!" ucap guru memberitahu.

"Iya pak, soalnya apa aja pak?" tanya Revlia tentang soal yang akan keluar di ulangan besok.

"Kasih soal yang mudah buat pacar saya pak jangan yang sulit!" Very ikut nimbrung.

"Suka-suka saya dong, " ucapnya lalu melangkah ke ruang guru.

Mendengar jawaban itu Very langsung kesal tidak terima dengan sikap judes sang guru.

"Revlia yang judesnya tiap hari bisa lo terima masa guru engga?" ujar Bayu ketika di papah.

"Beda lah!" jawab Very yang berjalan sedikit pincang waktu main basket tadi.

"Apa coba bedanya?" tanya Bayu.

"Bedanya juteknya Revlia itu menggoda dan menarik hatiku, " Very dengan gombalan yang akan membuat hati Revlia meleleh sekali lagi. "Pertama ketemu, gw takut ngomong sama Revlia. Pertama ngomong sama Revlia, gw takut kalo nanti suka sama Revlia. Udah suka, gw malah takut buat jatuh cinta, setelah sekarang cinta sama Revlia, gw jadi bener-bener takut kehilangan dia, " ujar Very menjawab pertanyaan dari Bayu dan karena hal tertentu.

Ketika Very melirik Revlia, gadis itu menundukkan kepala menyembunyikan wajah merah akibat ucapan dari pacarnya yang harus membuat dirinya selalu salting tanpa memikirkan situasi.

See you

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel