Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Ancaman Paparazi

Pagi itu

Cinta kembali menerima telepon dari admin jasa pengiriman, untuk mengambil paketnya.

Cinta berharap, kali ini dia tidak bertemu lagi dengan Daniel, karena Cinta benar-benar malas berdebat dengannya.

Cinta memarkirkan sepeda motornya di halaman kantor jasa pengiriman.

Seperti biasa. Cinta mengambil paket orderan jualan online yang ditekuninya selama 1 tahun terakhir.

Cinta masuk, dan mengambil beberapa paket yang telah dimasukkannya kedalam kardus. Lalu mengikat kardus tersebut di jok belakang sepeda motor.

Cinta mengedarkan pandangannya ke sekeliling halaman parkir kantor tersebut. Dan Cinta bernapas lega karena tidak melihat kendaraan Daniel.

Cinta melajukan sepeda motornya membelah jalan raya. Tiba-tiba, sebuah mobil mengklakson Cinta dengan berkali-kali. Refleks Cinta melajukan sepeda motornya lebih ke pinggir jalan. Tapi mobil tersebut terus mengklakson dan merepet ke motor maisya.

Karena panik, Cinta menghentikan laju sepeda motornya.

Seseorang keluar dari mobil.dan menghampiri Cinta.

"Haloo, Nona Cinta. Akhirnya aku bisa bertemu denganmu." Lelaki itu menyapa Cinta dengan senyuman.

"Anda siapa? Jangan macam-macam." Cinta mundur beberapa langkah.

"Sssssttttt ... Jangan takut nona Cinta, aku bukan orang jahat. Aku hanya ingin berbicara baik-baik denganmu." Laki-laki itu semakin mendekati Cinta.

"Apa maumu?" Cinta mencoba memberanikan diri.

"Ikut aku kemobil. Aku akan menunjukkan sesuatu pada mu," ucap lelaki itu, seraya mempersilahkan Cinta untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Tidak! Jika anda ingin berbicara, bicaralah di sini." Cinta memandang sekeliling yang memang sangat sepi.

Dari kejauhan hanya ada seorang penjual buah potong sedang menata jualannya.

"Oke. Ambil dan buka lah amplop ini!" lelaki itu menyerahkan sebuah amplop coklat kepada Cinta.

"Apa ini?" Cinta mengerutkan keningnya karena tidak mengerti

"Buka, dan lihat saja!" lelaki itu tersenyum menyeringai.

Cinta membuka amplop coklat yang disodorkan kepadanya, dan tercengang melihat isi amplop tersebut.

Beberapa poto kejadian malam itu. Poto awal dari ciuman Sampai ketika pagi Cinta zhahira melarikan diri.

Tapi, di poto tersebut tidak ada satu pun poto Cinta menampar Daniel atau poto mereka bertengkar.

Yang ada hanya poto-poto Daniel memegang wajah Cinta dan mencium bibirnya.

"Dari mana anda mendapatkan ini?" wajah Cinta memerah menahan marah.

"Tentu saja dari ini!" lelaki itupun menunjukkan kamera yang tergantung di lehernya

Cinta terkejut dan baru menyadari kalau lelaki ini seorang paparazi

Apa maumu?"Cinta mencoba bernegosiasi

"Ikutlah denganku ke mobil. Aku akan menjelaskan apa mauku!" Paparazi tersebut kembali tersenyum.

Karena tidak ingin ada yang melihat foto tersebut , Cinta mengikuti paparazi.

Cinta berhenti di depan pintu mobil.

Dia memastikan terlebih dahulu tidak ada orang lain di dalam mobil.

"Percaya padaku Nona, disini tidak ada siapa-siapa!" Paparazi membuka semua pintu mobil .

Benar. Tidak ada orang lain.Bahkan semua kursi belakang mobil dilipat.

"Silahkan, Nona!" Paparazi kembali menunjuk ke arah pintu mobil.

Cinta pun masuk ke dalam mobil.

"Katakan, apa maumu?" Cinta segera ke inti persoalan.

Karena merasa tidak nyaman berduaan dengan lelaki tersebut di dalam mobil.

"Nona Cinta, apa anda bisa membayangkan. Apa yang terjadi jika saya menyebarluaskan poto-poto ini ke sosial media?" Paparazi mulai berbicara

"Apa? Anda sudah gila!" ujar Cinta terkejut.

"Lihat ini, wauuuu … anda punya semua akun sosmed, ya …" paparazi memperlihatkan semua akun sosmed Cinta.

"Saya yakin. Jika poto-poto ini saya sebarluaskan. Anda akan menjadi sangat terkenal Nona ...." Paparazi menyeringai.

"Stop! hentikan. Apa maumu?" Cinta sangat geram dengan ucapan paparazi.

Cinta tinggal di desa yang kecil, yang mana, masyarakat masih menjunjung tinggi norma-norma dan adat istiadat.

Lagi pula, Cinta adalah seorang guru.

Bagaimana jika wali murid dan kepala sekolah melihat postingan tersebut.

Keluarganya pun akan syok dan kaget jika melihat itu. Cinta tidak ingin nama baiknya tercemar.

"Saya hanya meminta uang dua miliar untuk foto ini!" Paparazi tersenyum sambil membolak balik poto-poto tersebut.

"Apa? anda minta dua miliar? anda fikir saya kaya? saya tidak punya uang sebanyak itu!" Cinta sangat terkejut dengan permintaan paparazi.

Dimana dia mendapatkan uang sebanyak itu?

"Anda tenang saja, Nona. Kita masih bisa bernegosiasi." Paparazi mencondongkan tubuhnya mendekati Cinta, dan membuat Cinta tidak nyaman.

"Negosiasi apa?" Cinta mulai merasa takut.

"Saya hanya akan meminta uang dua miliar dari tuan Daniel," ujar Paparazi menyunggingkan senyumnya.

"Apa? Daniel?" Cinta pun teringat ketika Daniel menceritakan tentang ancaman paparazi dan saat itu Cinta tidak percaya.

"Tentu saja, Nona. Saya meminta uang dua miliar pada tuan Daniel. Karena saya yakin dia pasti memberikannya. Sementara untuk anda ..." Paparazi kembali menyeringai . Tatapannya tertuju pada bibir Cinta.

Menyadari tatapan paparazi yang liar, Cinta memalingkan wajahnya.

"Apa maksud anda?" Cinta kembali bertanya.

"Saya hanya menginginkan anda melayani saya seperti anda melayani Daniel malam itu …."

Plakkkkkkk

Cinta melayangkan tamparan ke wajah paparazi.

"Hahahaha! Anda ternyata galak juga, Nona. Saya fikir, jika dosis obat peransang itu saya tambahkan, anda akan melayani saya dengan maksimal!" Paparazi mengambil sebuah botol air mineral .

"Apa maksud anda?" Cinta semakin ketakutan

"Yahhhhh ... saya telah mencampur makanan yang dipesan tuan Daniel dengan ini," ujar Paparazi seraya memperlihatkan sebuah botol kaca berukuran kecil. Lalu paparazi memasukkan seluruh isi botol tersebut kedalam air mineral.

"Apa yang anda lakukan?" Cinta mundur dan mencoba meraih handle pintu mobil

Tapi paparazi lebih sigap mengunci pintunya.

Cinta semakin ketakutan .

"Ckckckckck, Nona Cinta, saya tidak meminta anda melayani saya dengan sepenuh hati. Karena setelah meminum ini. Anda akan menjadi liar dan binal dari malam itu." Paparazi kembali menyeringai.

"Tolong lepaskan saya!" Air mata Cinta luruh.

"Sayangku … malam itu saya sengaja memasukkan obat ini dengan dosis normal. Karena saya tidak rela jika Daniel mendapat pelayanan extra dari anda. Sekarang saatnya saya yang memiliki anda," Paparazy itu memegang mulut Cinta dan akan meminumkan air tersebut.

Cinta menutup mulutnya,dan menggelangkan kepalanya.

"Ayooo … diminum sayang. Setelah ini, aku akan membuat mu sangat berbahagia. Bukankah kamu sudah lama tidak mendapatkan kehangatan, hhhhhh?"

Paparazi semakin kesal karena Cinta terus menggelengkan kepalanya dan menutup rapat mulutnya.

Cinta semakin tertusuk hatinya mendengar perkataan paparazi. Dia merasa terhina. karena walaupun sudah 2 tahun menjanda. Cinta buka tipe perempuan yang haus akan belaian laki-laki.

Paparazi terus memaksa.

Cinta mencoba meraih sesuatu untuk memukul paparazi. Tapi gagal.

Akhirnya Cinta mengarahkan jari-nya dan mencolok mata paparazi yang melotot memaksanya minum.

Paparazi kaget dan mundur sambil memegangi matanya yang sakit.

Kesempatan itu digunakan Cinta untuk kabur.

Cinta meraih handle pintu mobil. Dan berhasil melarikan diri.

Cinta melupakan sepeda motornya dan melarikan diri ke arah penjual buah potong.

Tapi ketika hendak menyebarang, sebuah kendaraan melintas dengan cepat.

Dan.

"Aaaaaaaaaaaa ..." teriak Cinta.

Pengendara sepeda motor tidak bisa mengendalikan kemudi, dan Cinta pun terserempet.

Melihat kejadian itu. Paparazi melajukan mobilnya dan melarikan diri.

Cinta mencoba bangun. Tapi tiba-tiba semuanya menjadi gelap.

Yang didengarnya hanya teriakan seseorang meminta tolong.

***********

"Andi ... Percepat laju mobil ini. Saya curiga terjadi sesuatu pada Cinta!" Daniel memerintahkan Andi untuk melaju mobil dengan cepat

"Ini sudah kecepatan tertinggi boss!" Andi memperhatikan bosnya yang terlihat gelisah

Tadi ketika dikantor.

Daniel mengecek keberadaan sepeda motor Cinta.

Dia tersenyum ketika melihat sepeda motor Cinta melewati jalur menuju kota Muara Bulian. Dan menyeberangi sungai. Dia tau, pasti Cinta akan ke kota.

Entah. Setiap melihat keberadaan Cinta melalui GPS , Daniel selalu tersenyum sendiri.

Daniel meminta Andi untuk mengantarkannya ke kota yang Cinta tuju.

Daniel terus fokus menatap layar handphone nya. Dan kaget ketika tiba -tiba sepeda motor Cinta berhenti ditempat sepi dalam waktu yang cukup lama.

Perasaan Daniel menjadi kalut sehingga meminta Andi melajukan mobil dengan cepat

"Kita sudah sampai bo …" Andi belum selesai berbicara. Daniel langsung keluar dari mobil

Daniel menemukan motor Cinta terparkir di pinggir jalan. Tapi, tidak ada Cinta disana.

"Cinta … Cinta ..."

Daniel memanggil nama Cinta berulang kali.

"Cinta … kamu dimana?" Daniel mencari ke sekitar, namun tidak menemukan Cinta.

Tiba -tiba seseorang menghampiri mereka.

"Ada apa pak?" tanya seorang lelaki paruh baya.

"Saya mencari Cinta. Hmm …maksud saya pemilik sepeda motor ini," ujar Daniel manatapa ke arah lelaki tersebut.

"Ooooo … pemilik motor ini dilarikan ke rumah sakit, karena terserempet motor ketika berlari keluar dari sebuah mobil!"

Bapak tersebut menjelaskan

"Apa maksud anda?" tanya Daniel dengan wajah semakin cemas.

"Tadi saya melihat dari kejauhan. Sepeda motor ini diberhentikan sebuah mobil. Pengendaranya Seorang perempuan cantik dengan berambut pendek." bapak itu mulai bercerita.

"Mereka terlihat berbicara serius. Setelah itu mereka masuk kedalam mobil. Cukup lama mereka didalam mobil. Lalu perempuan itu berlari keluar dari mobil dan sepertinya meminta pertolongan. ketika dia akan menyeberangi jalan, sebuah sepeda motor melintas. Dan perempuan itu pun terserempet ." terang bapak itu, lagi.

"Lalu. Mobil itu kemana? bapak tau bagaimana wajahnya?" Andi menanyai bapak tersebut .

"Saya tidak melihat wajahnya. Tapi laki-laki itu membawa kamera besar yang dikalungkan dilehernya." Jawab bapak tersebut.

"Paparazi." Daniel mengepalkan tangannya.

"Lalu, bagaimana dengan Cinta?" tanya Daniel dengan raut wajah semakin gelisah

"Saya langsung kesini. Saya lihat perempuan itu pingsan. Pengendara motor yang menabrak juga luka-luka. Saya langsung memberhentikan kendaraan yang lewat dan meminta mengantar mereka kerumah sakit!" Bapak itu menerangkan lagi.

"Rumah sakit mana pak?" tanya Daniel memegang pundak lelaki tua tersebut

"Rumah sakit mitra Medika." Jawab lelaki itu.

"Terimakasih sudah membantu Cinta, Andi, Ayooo!"

Daniel menepuk pundak penjual buah potong tersebut dan langsung menuju rumah sakit.

Sepanjang perjalanan, Daniel semakin gelisah.

"Andi, tak bisakah kamu melakukan mobil ini dengan cepat? Kenapa jalannya seperti keong?" Daniel berbicara kepada Andi dengan gusar.

"Saya sudah berusaha cepat,Pak. Tapi, jalanan sedang padat oleh anak-anak sekolah yang membawa motor dengan bergerombol." Andi menatap Daniel dari kaca spion.

"Saya tidak akan memaafkan diri sendiri, jika terjadi hal buruk pada Cinta." Daniel mengusap kasar wajahnya.

**********

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel