Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

2. Tapi ini demi nilaiku!

Louise begitu shock saat mendengar pengumuman bahwa ia tidak lolos menjadi karyawan magang di Lazcano Corps. Marah, sedih dan kesal bercampur aduk dalam hatinya kini.

“Ini hari tersialku, arghhhhhh… aku kesaaaalll…” seru setelah berada di dalam mobil.

Bahkan Louise mengacak-acak rambutnya, karena begitu kesalnya.

“Nilaiku bagus, dan aku berasal dari kampus terbaik!! Kenapa aku tidak lolos,” gerutunya sambil mulai menyalakan mesin mobilnya.

“Aku harus segera mencari perusahan lain untuk menerimaku,” lirihnya.

“Tapi sebelum itu, aku mau cari makanan dulu, aku lapaarrrr!!!” serunya seraya menggenggam erat setir mobilnya.

Louise masuk ke dalan sebuah restaurant fast food yang dilewatinya, ia memesan banyak makanan yang akan mengisi perutnya.

Jika sedang kesal, marah dan sedih Louise kan melampiaskannya pada makanan, untung saja tubuhnya tidak mudah bertambah berat badan. Dan hal itu terkadang membuat teman-temannya iri. Di saat mereka berusaha mati-matian menurunkan berat badan, termasuk dengan cara diet yang ekstrem.

***

Sudah dua hari berlalu, dan Louise belum mendapatkan perusahaan yang bisa menerima karyawan magang sepertinya.

“Aku harus bagaimana, hah? Bagaimana dengan nilaiku?” lirihnya seraya memasukkan pop corn ke dalam mulutnya, saat ini ia sedang berada di apartementnya. Sejak di tolak oleh Lazcano Corps Louise sangat malas untuk keluar apartement. Dan ia sudah memasukkan beberapa resume ke perusahan melalui online.

Tapi sudah dua hari sama sekali tak ada panggilan, bahkan beberapa sudah menolaknya dengan jelas. Dengan alasan jika Louise terlambat dan mereka sudah tidak menerima karyawan magang lagi untuk semester ini.

“Celaka… Dad bisa marah padaku,” lirihnya setelah menelan popcornnya.

“Ahhh, Dad!!!” pekiknya kemudian berdiri dari sofa untuk meraih ponselnya yang ia simpan di meja.

Louise segera menghubungi ayahnya.

“Dad, ya aku mohon. Jika aku tidak mendapat perusahan untuk magang, aku magang di tempat Dad ya,” pinta Louise dengan memohon.

Sebenarnya ayahnya sudah menawarkan untuk magang di perusahan keluarga yang dipegang oleh ayahnya. Hanya saja Louise menolak dan ingin mencoba melamar di Lazcano Corps.

“Minggu depan saja, aku masih mau mencoba perusahaan yang lain,” sahut Louise.

“Iya, iya. Louise baik-baik saja. Dad jangan cemas.”

“Aku mencintaimu, Dad!!” seru Louise sebelum akhirnya menutup sambungan telepon dengan ayahnya.

“Haaaa, tapikan jika magang di perusahan Dad, sama saja bohong!! Aku tidak bisa bebas bermain nanti, huh!” gerutunya seraya kembali duduk di sofa dan melanjutkan memakan popcornnya.

“Tapi ini demi nilaiku!!”

“Tidak ada pilihan lagi!”

“Ya sudahlah!!”

Louise berasal dari keluarga yang cukup terpandang, karena ayahnya James Winston seorang pengusaha yang bergerak di bidang perhotelan. Meski tidak sebesar milik Lazcano, tapi keuangan keluarga Winston selama 5 tahun ini cukup stabil dan tidak goncang meski perekonomian di Amerika sempat menurun karena beberapa kejadian.

Louise merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ia memiliki kakak dan adik laki-laki, hingga ia sangat dimanja oleh orang tuanya terutama ayahnya.

Kakak laki-lakinya sudah dididik dengan keras oleh ayahnya untuk mengantikan dirinya suatu saat nanti memegang perusahan keluarga mereka. Meski Louise seorang wanita tapi atas kemauannya sendiri ia mengambil pendidikan yang berhubungan dengan bisnis.

Ia memilki cita-cita, suatu saat ia ingin memiliki sebuah perusahaan sendiri dan tidak bergantung pada orang tuanya terus. Meski manja, Louisepun memang gadis yang mandiri. Seperti saat ini, Louise memilih tinggal di apartement sendirian.

***

Rabu pagi Ivanov mendapat kabar, bahwa salah satu karyawan magang yang seharusnya membantu pekerjaannya tidak dapat masuk, dikarenakan mengalami kecelakaan saat berangkat ke kantor tadi.

Dan kakinya patah hingga harus di gips dan bedrest dalam waktu lama.

Ivanov hanya bisa menghembuskan napasnya, “beri dia tunjangan dan tak usah datang lagi ke kantor,” serunya pada salah satu karyawan yang memberitahukannya hal ini.

Padahal pegawai magang itu baru saja dua hari bekerja, tapi sudah terkena musibah.

Ivanov mencoba untuk berpikir, "Aku sendiri memang sebenarnya membutuhkan asisten untuk membantuku sejak Anna resigned. Pekerjaanku sangat banyak tapi Tuan tak ingin menambah karyawan baru lagi dan karyawan magang cukup membantuku.. ppfff.."

Hingga akhirnya ia ingat pada kejadian beberapa hari yang lalu, hari saat wawancara penerimaan karyawan magang.

Ivanov segera menghubungi bagian penerimaan dan meminta beberapa resume yang sudah di tolaknya.

“Dalam 5 menit sudah ada di mejaku,” seru Ivanov sebelum menutup panggilan.

Ivanov menghelas napasnya kemudian menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kerjanya. Ia sudah bekerja selam 8 tahun di Lazcano Corps. Ayah angkatnya adalah relasi dari Granpa David, mereka biasa menghabiskan waktunya dengan bermain golf bersama di masa lalu. Karena itu Ivanov bisa masuk dan bekerja di Lazcano Corps.

Kini ayah angkatnya sudah meninggal hanya berselang 3 tahun dari meninggalnya Granpa David.

Ivanov tak memiliki saudara hanya ayah angkat dan ibu angkatnyalah keluarganya satu-satunya. Tapi kini mereka sudah tidak ada, Ivanov sama sekali tak peduli dengan keberadaan kedua orang tua kandungnya. Ia sama sekali tak ingin bertemu dengan mereka lagi.

Sekitar 4 buah resume kini berada di mejanya, Ivan mulai membukanya satu persatu dan memperhatikannya dengan seksama.

Beberapa kandidat hanya memiliki nilai yang cukup pas-pasan dan itulah mengapa mereka di tolak.

Matanya kini tertuju pada sebuah resume yang ia ingat.

‘Gadis ceroboh itu,’ gumam Ivan.

Saat membacanya tiba-tiba pintu milik Tuan Lazcano terbuka, dengan spontan Ivan segera berdiri dan membungkuk hormat.

“Aku akan ke markas, kau urus semuanya,” seru Tuan Lazcano dingin seperti biasanya.

“Baik, Tuan.”

Ivanov segera mengikuti Tuan Lazcano untuk mengantarnya sampai di lobby.

Ya, pekerjaan Ivanov adalah asisten dari pemilik Lazcano Coprs--Arsenio Orlando Lazcano. Begitulah orang mengetahuinya, tapi Ivanov yang sudah bertahun-tahun bekerja dengan Arsen sangat tahu apa yang dikerjakan oleh Tuannya itu selain sebagai pemilik Lazcano Corps.

Arsen juga adalah seorang ketua dari kelompok mafia besar bernama Black Nostra. Di bawah sumpah Ivanov sudah berjanji untuk menyimpan rahasia ini hingga akhir hayatnya. Tak ayal Ivan juga terlibat dalam beberapa tugas yang berkaitan dengan dunia hitam yan geluti oleh Arsen.

Ivan akan mengurus semua pajak milik anggota inti Black Nostra, membuat laporan jika anggota inti adalah salah satu karyawan di Lazcano Corps sebagai kamuflase mereka. Dan tak jarang juga Ivan akan mengurus jika mereka terlibat hukum kecil dengan polisi seperti saat terkena tilang.

“Jika Tuan tidak tampan, tentu saja aku tidak semangat,” gerutu Ivanov saat memasuki lift setelah mengantar Tuan Lazcano.

Meski Ivanov dianugrahi wajah yang tampan dan atletis hingga wanita mana saja yang melihatnya pasti tergoda, tapi sayang Ivanov memiliki kelainan.

Ivanov sama sekali tidak tertarik dengan seorang wanita, ya wanita. Karena Ivanov hanya menyukai pria. Dan Tuan Lazcano salah satu pria idamannya. Terkadang jantung Ivanov akan berdebar dan bergetar saat berada dalam jarak yang dekat dengan Tuan Lazcano.

“Tapi Tuan Mike juga sangat tampan,” gumamnya lagi yang ditujukan untuk Mike Foland--wakil ketua dari Black Nostra.

Apalagi jika melihat bayangan dada kekar Tuan Lazcano dan Mike Foland dibalik jas nya. Arghh… terkadang itu membuat Ivanov gila sendiri.

Ivan kembali mengecek pekerjaannya setelah sampai di mejanya kembali, yaitu mengecek kembali resume dari karyawan magang yang sudah ditolaknya.

Ia kembali memperhatikan resume milik gadis ceroboh bernama Louise itu.

“Winston? Apa Winston yang itu?” gumamnya mengacu kepada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan dan cukup besar.

Untuk memastikannya Ivanov mengecek nama kedua orang tuanya dan alamat rumah mereka. “Benar…” gumamnya.

Lazcano Coprs belum pernah bekerja sama dengan perusahaan Winston, tapi Ivan cukup tahu perusahaan itu.

“Tapi gadis itu ceroboh,” serunya lagi kemudian menaruh resume tersebut dan kembali mengambil resume yang lainnnya.

Tapi setelah di teliti dari keempatnya, hanya milik Louise lah yang memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh Ivanov, terkecuali sikap cerobohnya.

Ivanov memutar bola matanya jengah, “Semoga keputusanku tidak salah,” gumamnya seraya mengambil ponsel miliknya untuk menghubungi nomor milik Louise.

- To be Continue -

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel