Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

12. Jangan Kasih Kendor

?Melviano POV

Aku duduk di kantin dengan nampan berisi makan siang. Aku melihat Arya, adik asuhku yang sedang duduk bersama Cinta.

Tanpa bicara, aku langsung duduk disebelah Cinta. Dia mendongak dan menatap ku sekilas, lalu kembali memulai menyuapkan makanannya.

"Kalian kenal? Hmm mirip ya kalian" mengamati keduanya secara bergantian.

"Kami kembar bang. Cinta adik saya"

Aku mengangguk paham. Mengamati wajah cantik Cinta yang terlihat natural. Dia beda dengan perempuan manapun. Lebih cuek dengan penampilan dirinya.

"Mau menikah dengan saya?"

Uhuk..uhuk..

Kedua kembar ini terbatuk-batuk karena pernyataanku yang mengejutkan mereka. Aku hanya diam dan menyodorkan minum untuk keduanya.

"Ijin Bang. Maksudnya adik saya?" Aku tertawa dibuatnya. Memangnya aku menyukai sesama?.

"Jelas Cinta, masa saya harus menikah dengan kamu Ya. Kamu kira saya homo?" Arya terkekeh.

"Maaf Bang. Tapi ini mengejutkan sekali"

"Memangnya kenapa? saya gak mau ada yang mendahului saya untuk menikahi gadis cantik yang unik seperti Cinta. Iya kan Cinta?"

Cinta langsung berdiri dan meninggalkan kami berdua. Aku paham, dia pasti shock. Wajar sih, cuma aku yang gak wajar disini. Mengajaknya menikah disaat kami baru bertemu dua bulan disini.

"Maaf Bang, tapi sebenarnya adik saya ini Janda"

Aku agak kaget mendengarnya, tapi ku tahan untuk tidak banyak ekspresi. Cukup memasang wajah datar.

"Terus?"

"Eh? Hmm.. maksud saya gini bang, adik saya pernah menikah dan dia bercerai enam bulan yang lalu"

Lalu mengalirlah cerita dari Arya yang membuatku paham. Bahwa Cinta adalah wanita yang sangat disia-siakan oleh mantan suaminya itu. Perempuan sebaik Cinta saja disia-siakan, dia maunya seperti apa. Heran aku.

"Gak masalah buat saya. Yang saya inginkan cuma menikahi dia, bukan mengajaknya pacaran"

Kenyataan. Papa dan Mama tidak pernah mengajariku untuk berpacaran, mereka mengajariku bagaimana caranya melamar perempuan jika diriku sudah mapan secara finansial. Dan sekarang aku sudah mapan.

"Semoga adik saya bisa membuka hatinya. Saya akan bantu abang"

???

Ku lihat Cinta sedang duduk menikmati angin sore. Sejak dua bulan yang lalu, dia menghindari ku dengan sengaja. Ku dekati dia dengan diam. Hanya duduk dan memandang wajah cantiknya.

"Kenapa lihatin saya begitu?"

"Kamu cantik, dan saya jatuh cinta sama kamu"

Ku lihat pipinya bersemu merah. Sungguh ini membuatku gemas. Ingin ku cubit saja pipinya itu. Kuusap pipinya dengan ibu jariku, dia menegang.

"Kenapa? Saya gak akan nyakitin kamu kok. Saya cuma ingin memastikan, kalau ini bukan make up"

Cinta menepis ibu jariku dan mengalihkan pandangannya kearah lain. Aku terkekeh dengan sifatnya yang sangat lucu.

"Jadi, gimana?"

"Apa?"

"Menikah dengan saya"

"Saya pernah gagal dalam menikah. Saya janda lho"

"Janda? Anak berapa? Bonus dong saya nanti"

"Saya belum punya anak"

"Oh.. Janda kembang?" Dia hanya diam. "Terus masalahnya apa kalau saya mau menikahi kamu?"

"Apa kata orang nanti? Apa kata orang tua anda?"

"Memangnya saya hidup dengan perkataan orang? Baik jeleknya saya juga dikatain. Memangnya saya pernah peduli?" Dia hanya diam. "Orang tua saya, apa kata saya. Saya yang menjalani"

Ku lihat Cinta menunduk, seakan memikirkan sesuatu. Aku hanya diam memandangi wajahnya yang diterpa angin sore, melihat wajahnya saat ini dengan background langit senja, membuatku sangat terpesona pada pesonanya. Pesona seorang Cinta, yang terlihat tegar didepan lelaki manapun.

"Saya beri waktu kamu untuk berpikir. Saya tahu, jika ini adalah menyangkut masa depan kita. Saya gak akan memaksamu. Kalau kamu mengatakan Ya, pulang dari sini, siap-siap untuk menerima lamaran saya"

Aku berdiri dan mengacak rambutnya lembut, meninggalkan dirinya sendiri yang masih saja ingin berpikir apa kata orang.

???

Setiap kali ku bertemu dengan dirinya, ku sapa dia dan berhenti tepat do depannya.

"Kamu apa kabar? Saya kangen kamu"

Blusshh

Rona dipipinya membuatku gemas. Aku heran dengannya, apa dia tidak pernah mendapatkan kata-kata cinta atau manis dari mantan suaminya dulu.

Jerit tertahan dari rekan medisnya, membuat Cinta hanya menunduk. Ku angkat wajah cantik di depanku ini dengan jari telunjuk ku.

"Tatap mata saya Cinta. Saya bicara sama kamu. Saya tidak bisa kalau tidak melihat wajah kamu sehari saja"

Preeett

Pasti itu yang akan dikatakan Billal, jika dia melihatku mengeluarkan gombalan receh seperti ini untuk Cinta. Ku pastikan Billal akan mengejekku tiada henti. Aku sendiri seperti bukan mengenal diriku. Rasanya aku sudah menjadi raja gombal saat bertemu dengan Cinta. Apa ini sifat asliku?.

"Udah"

"Kenapa?"

"Gombalnya udahan"

"Gak akan. Memangnya saya minta persetujuan kamu untuk bicara, dan saya tidak gombal. Saya beneran kangen sama kamu Cinta"

Dapat ku dengar jerit tertahan dari perempuan disekitarku. Cinta menunduk kembali, ku lihat telinganya ikutan merah. Oh manisnya kamu Cinta. Ingin segera ku nikahi saja.

"Makan siang bareng saya ya. Saya tunggu di pintu kantin. Bye manis"

Ku tinggalkan dirinya yang menunduk dan kuacak lembut rambutnya, membuatnya berdecak sebal.

Ku kembali duduk di pos penjagaan bersama Arya yang sedari tadi mengikuti diriku kemanapun. Arya selalu bertanya kesungguhan ku pada Cinta. Tentu saja aku sungguh-sungguh. Dia yang kucari selama ini. Hatiku hanya bergetar karenanya, terdengar chessy.

"Saya harap, adik saya menerima abang. Saya tidak ingin dia terluka kembali"

"Saya harap begitu. Bantu saya untuk meyakinkan Cinta"

Arya hanya mengangguk setuju. Kapan lagi membuat seorang Cinta bisa luluh hanya dengan gombalan receh dariku. Ah receh, sepertinya sangat tidak pantas sekali jika aku menggombal seperti Mama yang suka gombalin Papa.

Dan info yang kudapat dari Arya, bahwa mantan suami Cinta, tidak pernah berkata manis ataupun lainnya yang bisa membuatnya blushing. Jangan kan blushing, bicara saja mereka tidak pernah. Hebat sekali mereka, menikah selama 6 bulan hanya bicara dengan tatapan mata saja. Aku yakin, pasti mantan suaminya itu bisu.

Ah bodo amat.

???

Candy memandang kamarnya yang seperti kapal pecah. Andaikan ada Meera, sahabatnya yang satu itu, pasti deretan omelan panjang bak kereta api akan bergema di kamar ini. Meera sangar berbalik dengan Candy. Meera cantik dan Candy buruk rupa. Meera pecinta kebersihan dan Candy orangnya malas. Meera penyuka musik rock dan Candy penyuka dangdut. Candy membereskan peralatan makannya yang belum dia cuci sejak kemarin sore. Sangat pemalas bukan.

Membersihkan kamarnya yang hanya berukuran 4x4 itu, dia berselonjor kaki. Lumayan menguras tenaga. Perutnya berbunyi, lebih baik dia menikmati makanan yang instan dari pada tidak makan sama sekali. Beranjak menuju dapur, gadis itu memulai ritualnya memasak mi instan. Memasukkam mi ke dalam panci yang berisi air, menunggu mi matang seperti menunggu doi yang tidak kunjung peka.

"Mi yang paling nggak enak tuh, mi rasa mantan solimi," kelakarnya.

Candy membuat es kopi susu sederhana. Hari ini dia malas untuk membuat kopi seperti biasanya. Duduk dengan khidmat di depan televisi, dia mencari berita tentang Lesllar. Pasangan yang paling romantis dan mampu membuat Candy iri. Kapan dia dapat calon pacar layaknya Rizky Billar. Tenang mimpi itu akan tercapai pada waktunya nanti. Kalau tidak ada yang mengganggunya bermimpi.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel